Setelah menerima panggilan telepon dari Seniornya itu, Babe segera berbaring di tempat tidurnya. Dia telah berbohong. Sebenarnya dia tidak punya janji dengan siapa pun. Tapi saat ini dia sangat lelah hingga dia terpaksa melakukan hal itu.
Kamarnya kini benar-benar gelap, hanya kesejukan AC yang menandakan bahwa AC berfungsi dengan baik. Babe meringkuk dibawah selimut besar, tanpa ada tanda-tanda akan bangun untuk makan malam bersama keluarganya. Namun tak lama kemudian telepon berdering lagi, menyebabkan dia berusaha mencari ponsel miliknya untuk menjawab panggilan tersebut.
"Sawadee krub."
(N'Bev, ini Krit.) Babe dengan cepat bangkit untuk menjawab dengan mata penuh ketika dia tahu siapa orang yang meneleponnya. Kris atau Krit pemilik butik terkenal di Thailand.
"Ya, Khun Krit. Adakah yang bisa aku bantu?"
(Ya, saat ini, seperti yang diketahui N'Bev, butik kami sedang mengadakan pertunjukan tentang pakaian terbaru kami. Namun dua model kami mengalami kecelakaan, dan kami tidak dapat menemukan model tepat waktu. Tapi kami telah mendapat info kalau N'Bev pernah menjadi model sebelumnya. Bisakah Nong menjadi model untuk pakaian kami?) Khun Krit berkata dengan nada khawatir dari ujung telepon. Babe sendiri bersimpati ketika mendengar kabar kalau modelnya kecelakaan. Namun sejak kejadian itu, semua orang di rumah mulai khawatir jika Babe bekerja menjadi model kembali.
"Bagaimana ya? bolehkah aku berkonsultasi dengan orang tuaku dulu?" jawab Babe pada akhirnya.
(Ya, tapi kami mohon, tolong jadilah model pakaian kami yah.)
"Ya. Jika aku sudah mendapat jawabannya, aku akan menelepon Khun Krit lagi nanti." Setelah mengatakan itu, pria kecil itu segera menutup teleponnya.
Babe segera bangun untuk mencuci muka sebelum berjalan ke bawah dengan tergesa-gesa di mana ayah dan ibunya tengah menonton drama di ruang keluarga.
"Pelan-pelan sayang, atau kamu akan terjatuh dari tangga," suara galak sang ibu memperingatkan Babe.
"Pho, mae, Bev ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua." Setelah duduk di samping ibunya, Babe langsung mengutarakan maksudnya.
"Apakah ada masalah?" tanya sang ibu sambil menatap anak nakal di rumah itu dengan penuh kasih sayang.
"Tidak, tentang butik Khun Krit, Mae." Babe mulai menceritakan sedikit demi sedikit. Ketika dia melihat semua orang mendengarkan dengan penuh perhatian, dia mulai menanyakan maksudnya. "Khun Krit sekarang menghadapi masalah karena tidak punya cukup model untuk pakaian terbarunya. Lalu dia meminta Bev untuk membantunya menjadi model."
"Heuih! Anak ini, Mae mengira ini adalah masalah hidup dan mati." Nyonya rumah hampir mengangkat tangannya untuk memukul kepala putra satu-satunya yang disayanginya itu.
"Apakah Pho Mae benar-benar mengizinkan Babe untuk jadi model lagi?"
"Menurutmu mengapa Pho mae tidak mengizinkan anaknya menjadi model lagi?" tanya suara berat sang ayah.
"Itu karena kasus terakhir kali," jawab Babe dengan suara pelan.
"Lebih tepatnya karena kelalaian darimu, yang bisa sampai membuat Pho dan Mae khawatir," jelas sang Ayah.
"Maaf, Bev ceroboh waktu itu," Babe memberi Wai kepada orang tuanya tanda menyesal sambil memberi tatapan seperti anak anjing yang lucu.
"Pho dan Mae tidak keberatan dengan apa yang akan Bev lakukan jika Bev menginginkanya. Tapi lakukan dengan sadar. Berhati-hatilah pada dirimu sendiri. Sedangkan untuk menjadi model lagi, kami akan menyewa pengawal untuk menjagamu saat kamu berada di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sign (Billy × Babe) Short Fanfiction
FanfictionIni adalah kumpulan fanfiction Billy Babe, cerita ini mungkin ada yang terinspirasi dari moment mereka atau diambil dari kisah didunia nyata yang aku buat ke dalam cerita. silahkan menikmati.