Love Sign (Part. 24)

305 35 3
                                    

“Apakah kamu mengatakan yang sebenarnya?” Mata Khun Krit berbinar begitu mendengar perkataan pemuda berwajah tenang itu memancarkan sesuatu yang membuat yang lebih tua tidak berani menatap remeh padanya.

"Apa wajahku terlihat seperti sedang bercanda?" tanya Billy masih dengan wajah tanpa ekspresi.

"Um...Khun Krit, aku ingin bicara sebentar dengannya, kemarilah." Sosok kecil di sebelahnya buru-buru minta diri sebelum meraih lengan Billy dan membuatnya bangkit dan mengikutinya keluar. Babe menyeret Billy hingga berhenti di tempat parkir sebelum melepaskan tangannya yang kuat. “Kamu tahu apa yang kamu katakan pada Khun Krit?”

“Tahu,” jawab Billy dengan tenang.

“Lalu kenapa kamu mengatakan itu?” Babe melipat tangannya di depan dada dan menanyakan alasannya kepada orang lain.

“Cemburu?!” Billy balas menatapnya tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali. “Jadi, bisakah kamu berhenti membantahku?”

“Jangan mengubah topik pembicaraan. Itu tidak lucu. Jika kita mengatakan sesuatu, kita harus bertanggung jawab, tahu?”

" ini! Apakah wajahku terlihat seperti orang yang tidak bisa dipercaya? Kalau begitu lihatlah ini. Selama tinggal di luar negeri, aku sering mengambil pekerjaan sebagai model." Pria jangkung itu menjawab dengan marah karena merasa tidak dipercaya oleh seseorang yang lebih muda darinya itu sebelum menunjukkan foto dari pemotretannya itu kepada Babe.

Babe mengambil ponsel itu dan mengangkatnya kemudian melihat foto Billy di sana dari berbagai macam gaya, dan Babe harus mengakui bahwa Billy di sana seribu kali lebih tampan dari biasanya.

"Lalu kenapa mumu ingin menjadi model dan syuting lagi? Mumu belum pernah melakukan pemotretan di Thailand, kan?" Babe mendongak dari ponsel milik Billy dan mengubah panggilan untuk menggantikan sosok tinggi itu ketika dia melihat wajah cemberut Billy sebelum bertanya lagi. 

“Aku sudah mengatakannya, apa lagi yang ingin kamu tahu?” Mendengar jawaban dari Billy, Babe tahu orang ini benar-benar sedang marah padanya.

“Oke, maaf, tapi Mumu tidak bisa menggunakan alasan seperti itu, oke? Aku tahu Mumu peduli padaku, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu. Tidak bisakah Mumu percaya padaku? Jika Mumu seperti ini terus, Mumu mungkin akan mengikuti dan mengawasiku, dan aku tidak bekerja sekarang.”

"Kamu seperti bukan dirimu saja. Kamu tahu aku sangat posesif, bukan?" Sosok jangkung itu bertanya dengan senyum culas tersungging di sudut mulutnya, seolah dia sedang bertanya sinis pada Babe.

"Bukan seperti itu. Tapi bolehkah aku menanyakan alasan yang lebih baik daripada cemburu?" Babe membantah dengan suara lemah. Semakin banyak dia berbicara, orang lain tampak semakin marah.

"Cemburu! Aku tidak ingin ada yang menyentuh tubuhmu. Apakah ini cukup? Jika itu pekerjaan di butik saja, aku tidak akan cemburu atau posesif. Tapi dengan baju renang seperti itu, dengan tubuhmu yang seperti ini, siapa orang yang tidak mau menyentuhnya?" Selesai berbicara, Billy meraih lengan Babe dan mengangkatnya untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia posesif terhadap orang-orang yang akan dekat dengan Babe. Mendengarnya Babe langsung tersenyum.

"Oke…. Kamu akan menjadi modelnya, kita akan jadi partner, tapi jangan mengeluh kalau kamu tidak suka dengan sesuatu nanti." Babe tidak bisa menghindari kemauan Billy, karena dia tahu bagaimanapun juga, dia pasti tidak akan merubah pemikirannya, jadi dia hanya bisa menerima nasibnya. "Kalau begitu apa Mumu masih marah? Tolong beritahu aku.”

“Tidak marah,” jawab Billy.

“Benar yah….” Babe masih tahu kalau Billy belum reda dari rasa cemburunya, jadi dia segera menunjuk pipi pria itu untuk menunjukkan betapa jelas wajahnya yang cemberut, “Mana senyumnya?” Ucap Babe dengan wajah imut dan membuat Billy tidak bisa menahan diri untuk tersenyum.

Love Sign (Billy × Babe) Short FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang