Perjalanan panjang akhirnya berakhir. Sebenarnya perjalanan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit, tapi itu terasa seperti beberapa jam, itu terasa lama karena keheningan di dalam mobil. Ini sangat tidak nyaman bagi Babe.
"Apakah kalian baru sampai? Khun Babe, Khun Billy. Ayo masuk. Khun Krit dan tim fotografer sudah menunggu di hotel." Salah satu anggota staf di ruang pakaian Khun Krit yang menunggu di depan hotel menyapa mereka sebelum memimpin mereka masuk ke dalam hotel.
" Sawasdee krub," Babe mengangkat tangannya untuk memberi Wai kepada semua orang begitu dia tiba. Saat ini, Billy meminta untuk menunggu di sofa depan lobi karena jika dia ikut, semua orang mungkin akan tidak menyukainya karena saat ini dia sedang tidak dalam suasana hati yang baik.
"Bagaimana kabarmu? Apakah kamu lelah karena bepergian?" tanya Khun Krit sambil tersenyum penuh kasih sayang.
"Aku tidak lelah. Jadi apakah kita akan mulai syuting hari ini? Jadi, syuting seperti apa yang harus kami lakukan? Apakah ada konsepnya atau gaya bebas?" Babe langsung bertanya tentang pekerjaan itu karena dia takut akan membuang-buang waktu.
"Ini konsep pemotretan kita. Aku ingin kalian terlihat seperti pasangan. Ini konsep seperti orang yang sudah lama saling mencintai karena akan ada syuting di mana kalian harus beradegan mesra di ranjang. N'Babe dan Khun Billy, apakah kalian tidak keberatan?" Fotografer memberitahu Babe tentang detailnya. Babe mendengar perkataan sang Fotografer dengan seksama, sehingga sampai dia mendengar 'beradegan mesra di ranjang' lelaki kecil itu langsung tersenyum nakal.
"Iya tidak masalah. Karena Babe dan P'Ly sudah dekat." Jawab Babe sambil tersenyum kepada para tetua di hadapannya, Babe tersenyum lebar yang membuatnya semakin tampan jika dia tersenyum seperti itu.
"Kalau begitu, bagus. Lalu N'Babe bisa tidur sekamar dengan Khun Billy, kan?" Suara pemilik toko Butik itu bertanya.
"Tidak masalah."
"Kalau begitu bingo!! Ini kartu kunci kamar kalian. Sekarang N'Babe bisa beres-beres dan istirahat dulu. Besok jam sembilan pagi, kita bertemu lagi di lobi." Khun Krit menjentikkan jarinya kegirangan karena dia tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang tidak mempedulikan banyak hal seperti Babe. Namun pemuda bermata indah dan senyum sangat menawan ini adalah sosok yang santai dan tidak banyak berpikir dan rewel meskipun anak ini adalah anak tunggal. Yang lebih melegakan lagi adalah sosok tinggi Billy yang sedang duduk tidak terlalu jauh, tidak mengganggu sama sekali. Dan Khun Krit semakin yakin, melihat kedekatan mereka berdua, dia jadi cukup yakin bahwa mereka pasti lebih dari sekedar kenalan.
"Kalau begitu, aku pamit mau membawa barang-barangku ke kamar dulu." Setelah berkata begitu, Babe segera berjalan kembali ke arah Billy yang sedang duduk menunggu di sana. "Aku sudah mendapatkan kartu kunci kamar. Ayo kita kesana dan kemudian aku akan menunjukkan detail rincian pemotretannya."
"Ya," sosok jangkung itu menerima perkataan Babe dan buru-buru berjalan untuk mengambil kopernya sendiri, tapi setelah itu dia dengan cepat berjalan mendekat ke arah Babe dan menyeret koper milik Babe dan memberikannya pada Natee.
"Khun Babe, silahkan jalan duluan. Aku akan membawakannya untukmu," kata Natee kepada Babe, jadi dia mengangguk dan berjalan ke depan sambil memegang kartu kunci, mengikuti staf hotel yang memimpin untuk menunjukan kamarnya. Setelah sampai di depan kamar, staff hotel itu membungkuk dan pamit untuk kembali bekerja.
"Buka pintunya," terdengar suara tenang dari Billy saat ia melihat Babe masih berdiri, belum juga ada tanda-tanda akan membuka pintu. Suaranya membuat Babe terkejut kemudian tangan kecilnya buru-buru menyentuhkan kartu kunci pada scan pintu untuk membuka pintunya dan memasuki ruangan sebelum memasukkan kartu tersebut ke dalam kotak kartu di dalamnya. Lampu di dalam ruangan menyala secara otomatis setelah kartu dimasukkan. Natee dan satu orang bawahannya bergegas menyeret tas ke dalam ruangan, lalu berjalan keluar dan berdiri di luar menunggu perintah bos selanjutnya.
"Kalian istirahatlah." Dan setelah mendengar perintah ini dari Bossnya, mereka berdua mengangguk dan berjalan keluar. Dan ketika Billy melihat bawahannya telah pergi, dia menutup pintu dengan tangan yang kuat dan segera berjalan mendekat dan berbaring di tempat tidur, sambil memejamkan mata dia bertanya, "Apa yang mereka katakan?"
"Katanya pemotretan ini adalah pemotretan dengan konsep orang yang saling mencintai." Mulut kecil bergerak menjawab orang yang sedang berbaring itu, tapi justru Billy seperti tidak memperhatikannya sedikit pun, seolah-olah dia hanya bermaksud bertanya tentang pekerjaan dan siap untuk tertidur. Apakah dia sedang mengabaikan Babe lagi? "P'Ly krub, Mumu Krub, apakah kamu benar-benar tidak mau berbicara denganku?"
"........."
Setelah itu tidak ada suara lagi dari keduanya. Hening......
"P'Ly krub, Ayo bicaralah denganku?" Akhirnya pertanyaan datang dari sosok kecil yang memaksa dirinya untuk berbaring di samping Billy dan menatap wajah orang yang matanya masih tertutup itu. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya berdamai dengannya. "Jika kamu tidak berbicara denganku, aku akan memukulmu."
Di akhir perkataannya, tubuh kecil Babe melompat dan duduk di atas tubuh Billy. Billy sendiri kaget dengan tindakan orang yang lebih muda itu sampai-sampai ia harus segera membuka matanya untuk melihat wajah manis yang tersenyum seolah telah mengalahkannya.
"Jadi, kalau kamu tidak mau berbicara dengan baik-baik, kan? Aku benar-benar akan memukulmu. Aku tidak bercanda."
..........🍑🐺.........
Thank's to,
All readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sign (Billy × Babe) Short Fanfiction
FanfictionIni adalah kumpulan fanfiction Billy Babe, cerita ini mungkin ada yang terinspirasi dari moment mereka atau diambil dari kisah didunia nyata yang aku buat ke dalam cerita. silahkan menikmati.