Babe tiba-tiba terbangun dengan rasa sakit kepala yang hebat, mungkin itu disebabkan oleh alkohol yang entah berapa kali diteguknya sampai dia merasakan sakit kepala parah seperti ini.....
“OI!!!!” Babe memegang kepalanya sebelum menyesuaikan penglihatannya dan melihat sekeliling ruangan dengan heran. Di mana ini dan bagaimana dia bisa tidur di sini? Tiba-tiba, sebuah lengan misterius meluncur ke perutnya, hanya dipisahkan oleh selimut tebal berwarna hitam pekat. Babe segera menelusuri lengan itu sebelum menemukan sosok kekar Billy, tertidur dengan mata tertutup di sampingnya.
"Apa-apaan ini?" katanya bingung, lalu Babe mengangkat selimut dan segera memeriksa dirinya sendiri, dia melihat bahwa dia mengenakan jubah mandi. Catat, hanya jubah mandi dan dia tidak mengenakan dalaman apapun, alis Babe berkerut karena cemas. Apa yang terjadi tadi malam antara dia dan teman sepupunya itu?
“Tidak, tidak, tidak boleh seperti itu. Khun...Khun, bangun, bangun, woi!!!” Babe duduk dan berkutat dalam kebingungan. Kemudian dia berbalik dan memanggil orang yang tidur di sampingnya itu untuk bangun dan menjawab pertanyaan itu. Namun sekeras apa pun dia memanggil, sosok jangkung itu sepertinya tidak pernah mau bangun sama sekali. Babe kemudian menggunakan kaki indahnya untuk menendang lawan bicaranya hingga langsung terjatuh ke dasar tempat tidur.
"Oiii....sakit, dasar bocah gila." Billy berteriak, dia menunjuk ke arah orang yang menendang dirinya dengan sengaja.
"Stop....Aku punya pertanyaan." Babe tidak mengizinkan Billy untuk berbicara.
"Tidak bisa menunggu kah sampai pagi?!" Ini masih jam 2 dini hari." Billy melirik jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari sekarang.
"Tidak bisa," suara Babe dengan tegas menegaskan bahwa dia memang sedang ingin menanyakan sesuatu, menyebabkan Billy duduk di tempat tidur lagi sebelum mengangguk ke arah Babe untuk bertanya agar semuanya cepat selesai.
“Apa yang ingin kamu tanyakan?”
"Bagaimana aku bisa sampai di ruangan ini?" tanya Babe sambil memegang erat selimut di tangannya.
"Aku yang membawamu kesini.”
"Tidak, maksudku aku mabuk atau apa? Kenapa aku ada disini? Karena aku menelepon P’Yai untuk datang menjemputku." Babe menghela nafas berat sebelum menjelaskan apa yang ingin dia ditanyakan itu.
“Kamu sama sekali tidak ingat apa-apa?” tanya Billy sambil menatap penuh kasih sayang ke wajah pria yang memandangnya seperti rusa yang tengah waspada.
"Aku hanya ingat beberapa, kalau aku ingat semuanya, aku tidak mungkin bertanya.” Babe mempoutkan bibirnya, membuat jiwa liar Billy memberontak.
“Kamu ingat apa?”
“Aku hanya ingat minum banyak alkohol hingga terasa panas di seluruh tubuhku, jadi aku bangun untuk mencuci muka lalu pulang. Setelah itu, aku tidak ingat lagi." Billy menatap bibir tipis Babe yang berbicara untuk bertanya padanya dengan penuh perasaan. Dia tidak bisa menahan keinginan untuk tidak menyentuh bibir kecil itu. Mungkin bangun dini hari seperti ini bukanlah hal yang buruk.
"Aku tidak pandai berbicara. Aku mungkin tidak akan bisa menceritakan semuanya padamu." Billy, dia mulai memperhatikan ekspresi Babe untuk melihat apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh orang di depannya itu. Sosok jangkung itu langsung berubah dari duduk menjadi berbaring dan memejamkan mata, menggoda orang penasaran di sebelahnya.
"Kamu tidak perlu memberitahuku secara detail. Intinya saja. Khun...aku serius. Hei!! Khun!!!” Babe tahu kalau Billy bermaksud mengerjainya, jadi dia mengguncang lengan orang yang menutup matanya itu dengan kuat, berharap dia akan membuka matanya dan menjawab pertanyaanya. Namun apa yang Babe lakukan itu adalah sesuatu yang menurutnya salah. Karena lengan Billy yang kuat meraih lengannya, menariknya dan memeluknya begitu cepat hingga Babe tidak mampu bersiap hingga jatuh diatas tubuh Billy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sign (Billy × Babe) Short Fanfiction
FanfictionIni adalah kumpulan fanfiction Billy Babe, cerita ini mungkin ada yang terinspirasi dari moment mereka atau diambil dari kisah didunia nyata yang aku buat ke dalam cerita. silahkan menikmati.