Kebetulan.
"Gila!!! Sialan!? “ Teriak Billy yang sedang bekerja dengan rasa frustasi. Sosok tinggi itu menyapu segalanya yang ada diatas meja hingga tersebar ke seluruh lantai. Karena setiap kali dia berkonsentrasi pada pekerjaannya, bayangan Babe yang dibawa pergi oleh pria itu akan selalu kembali menyerangnya.
Apa-apaan ini?
"Sialan!!! Ada apa denganmu, Billy?" Talay yang membukakan pintu untuk masuk ke ruang kerja sahabatnya itu kaget melihat keadaan ruangan dengan barang-barang yang berserakan di lantai.
"Kesal," Billy bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan menuju sofa panjang lalu duduk dan menyilangkan kakinya sebelum segera menyalakan rokoknya untuk merokok. Talay dan Yai yang mendengar jawaban temannya, saling berpandangan dengan bingung sebelum berjalan untuk ikut duduk di seberang sofa.
“Tentang pekerjaan?” Yai mengangkat alis dan bertanya. Karena Billy biasanya adalah orang yang kalem dan licik. Jadi mereka jarang melihat temannya itu seperti ini.
“Tentang sepupumu.” Setelah mendengar jawaban dari Billy, Yai dan Talay tersentak hingga dagunya hampir menyentuh tanah.
“Tunggu sebentar, Bill?” Yai menunjuk dirinya sendiri, “Sepupuku?”
“Sial…berhentilah bersikap konyol. Berhentilah bersikap bodoh." Talay menampar kepala temannya sekali dengan kesal. "Apakah si Babe itu yang membuatmu kesal?”
“Benar,” kata Billy sebelum menghisap rokok ke paru-parunya untuk terakhir kalinya dan menghancurkannya di tempat pembuangan puntung rokok.
“Tunggu sebentar, apa yang dilakukan Babe padamu hingga membuatmu kesal? Sepupuku itu sangat baik. Hampir semua orang yang datang dia sapa dan berbicara dengannya dan pastinya dia merespons dengan baik,” tanya Yai menanggapinya.
"Kecuali aku. Melihat wajahku saja seperti melihat hantu," kata Billy tidak sabar. Semakin banyak dia berbicara, dia menjadi semakin jengkel.
"Kalau begitu izinkan aku bertanya. Dan apa alasan kenapa sepupuku itu tidak menyukaimu?" Alis Yai berkerut, lebih bingung dari sebelumnya.
“Yah, aku… sudahlah,” Billy menghindar ketika dia secara tidak sengaja akan menceritakan kisah 3 hari yang lalu. Suatu hari dia pasti akan memilih seorang teman untuk mendengarkan ceritanya.
"Tunggu sebentar, kamu tidak boleh seperti ini. Kamu harus memberitahu kami. " Talay melihat ada sesuatu yang mencurigakan pada Billy, jadi dia segera mencecar Billy agar mau cerita.
"Tidak ada...oh, P'Yai, Tahukah kamu kalau anak itu punya pacar?” Billy membantah spekulasi Talay sebelum mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Yai.
Sementara itu Yai berpikir jika Billy sudah menyebut namanya dengan embel-embel Phi, pasti dia dalam mode serius, karena biasanya anak itu tidak petnah sopan jika memanggilnya.
"Babe punya pacar? Wow...aku sedikit bingung tentang hal ini." Yai terkejut ketika berbicara tentang pacar sepupunya Babe. Karena anak ini sangat nakal, kalau dia suka, pasti dia akan bilang, kalau tidak suka, dia akan terus terang. Jika dia punya pacar, seharusnya dia tidak menyembunyikannya dari siapapun. Tapi Yai tidak tahu kalau sepupunya ini bisa mempunyai seseorang yang spesial. Karena Babe selalu memperlakukan orang dengan perlakuan yang sama dengan orang-orang di sekitarnya. "Dari mana kamu mendapat gagasan bahwa Babe punya pacar?”
“Yah, anak itu memberitahuku....mengatakan bahwa pria bernama Heng itu adalah pacarnya.” Billy menceritakan apa yang dilihatnya. Dia tidak akan mungkin tidak berpikir bahwa pria dengan nama itu adalah pacar Babe ketika Babe sendiri yang mengatakan kepadanya bahwa orang yang mencarinya adalah pacarnya dan mereka berjalan bergandengan tangan dan berjalan kembali ke tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sign (Billy × Babe) Short Fanfiction
FanfictionIni adalah kumpulan fanfiction Billy Babe, cerita ini mungkin ada yang terinspirasi dari moment mereka atau diambil dari kisah didunia nyata yang aku buat ke dalam cerita. silahkan menikmati.