Love Sign (Part. 31)

263 32 3
                                    

WARNING!!!! +++

“Jadi, kamu tidak mau berbicara dengan baik-baik, kan? Aku benar-benar akan memukulmu. Aku tidak bercanda.”

Pria jangkung itu memandangi kucing yang tengah mengancam dirinya dan tersenyum dengan geli. Meskipun Babe tengah mengancamnya, tapi dia tetap memiliki wajah yang cute, tidak menakutkan sama sekali. Babe masih duduk di atas tubuh Billy ketika dia melihat orang lain itu akan bangun, dia segera mencegahnya. Billy yang sedari tadi menunggu apa yang akan dilakukan Babe, hanya bisa tersenyum dalam hati. Dia sekarang tidak kuat untuk ikut mengerjai Babe lagi, jadi dia menyentuh pinggang Babe dan membalikkan tubuhnya sehingga dia berbaring di tempat tidur, dan kini dialah yang berada di posisi di atas tubuh Babe.

"Hanya seperti ini? Apa yang bisa kamu lakukan padaku?” Billy berbisik di telinga Babe, membuatnya merasa merinding.

"Jangan meremehkanku. Aku bisa melakukan lebih dari yang kamu kira. Sudah kubilang sebelumnya kan," Babe mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan menantang tanpa menyerah. “Jadi, apakah Phi benar-benar menginginkan jawaban dari Bev atau hanya sekedar bertanya?”

"................." 

Billy hanya menatap wajah orang yang terbaring di bawahnya. Dia hanya diam saja tanpa menjawab apapun, membiarkan lelaki kecil itu terus berceloteh karena dia juga ingin tahu apa jawaban yang akan dia dapatkan dari babi kecilnya itu.

"Bagus, diam saja seperti itu. Jangan mengatakan apapun. Lalu dengarkan baik-baik." Babe menatap mata pria jangkung itu lagi sebelum menarik napas berat ke dalam paru-parunya, seolah ingin mengumpulkan keberanian untuk dirinya sendiri. "Bev belum punya jawabannya, Bev masih bingung. Tapi Bev tidak suka kalau P’Ly meninggalkan Bev. Bev tidak suka jika P’Ly tidak berbicara dengan Bev. Dan tentang apa yang P’Ly dengar tentang perbincangan Bev dengan teman-teman hari itu, Bev minta maaf karena membuat P’Ly kecewa. Tolong jangan marah, oke? Ya, P’Billy…Tolong berhenti marah.”

"Phi tidak marah.”

"Phi pasti marah karena kalau tidak marah, Phi pasti sudah memeluk Bev. Dan kemudian Phi bertingkah seolah-olah Bev tidak ada." Ketika dia mendengar jawaban dari Billy, dia buru-buru membantah karena jawabanya bertentangan dengan kenyataannya. "Jika P’Ly mengatakan bahwa Bev keras kepala, maka Phi juga sama, kita sama-sama orang yang tidak menerima pendapat orang lain, benar, kan?!”

“P’Ly, apakah Phi masih akan terus mendiamkan Bev?” Pertanyaan yang datang dengan air mata jernih mengalir dari sudut mata Babe yang cantik membuat hati sosok jangkung itu seketika melembut.

Namun Billy masih tidak berkata apa-apa seperti sedia kala, tapi tindakannya menyebabkan telinga milik Babe menjadi merah saat bibir tebalnya menyentuh lembut kelopak mata indah milik Babe sebelum dengan lembut mencium pipi lembut yang bergelimang air mata tersebut. Itu seperti Billy ingin memberitahukan kepada Babe bahwa dia sebenarnya tidak marah padanya seperti yang dia katakan. Kekuatan lembut ciuman di bibir membuat Babe tanpa sengaja membalas ciuman dari Billy, terpesona. Billy mencium Babe berulang kali seperti itu sebelum perlahan melepaskan bibir pria kecil itu.

“Mumu Krub, sudah tidak marah lagi, kan?” Tanya Babe lagi.

"Ya, Phi tidak marah lagi," sebuah suara yang dalam menjawab, "Mandi Lah dulu, lalu kita pergi mencari sesuatu untuk dimakan." Selesai berbicara, Billy bersiap untuk bangun dari atas tubuh Babe dan segera duduk di tepi ranjang. Babe juga ikut bangkit dari tempat tidur, dia hanya duduk tetapi tidak pergi mandi seperti yang di perintahkan Billy padanya. Dia terus menatap Billy dan menolak pergi ke mana pun.

"Mandilah. Kenapa kamu menatapku seperti itu?”

“Bev bilang, bahwa akan berkelahi dengan P’Ly, kan? Dan Babe akan melakukan hal itu!” Setelah mengatakan itu, pria kecil itu merangkak dan duduk di pangkuan Billy, memberinya tatapan menggoda seperti menantang.

“Apa yang kamu katakan?” Billy meletakkan tangannya di punggung kecil Babe untuk mencegah orang lain terjatuh, khawatir.

"Ayo kita kencan P’Billy." Permintaan itu diiringi dengan satu ciuman keras lalu ditarik dengan cepat. “Jika Phi menginginkan sesuatu, katakan langsung padaku, jangan duduk dan memikirkannya sendiri. Sekarang Babe milik P’Ly. Maukah P’Ly berkencan dengan Bev?”

“Krub.” Mata indah Babe menatap bibir indah Billy yang bergelombang, seolah ingin memberitahu orang di depannya itu sangat ingin menciumnya, membuat perasaan Billy semakin campur aduk dan dia hampir tidak tahan.

Saat Babe melihat wajah Billy yang memerah karena terbawa suasana, dia langsung waspada pada sosok tinggi itu dan berusaha menghentikannya. Tapi Babe malah mengangkat kedua tangannya dan melingkarkan pada leher Billy kemudian mencondongkan wajahnya mendekat ke arah Billy untuk menciumnya lagi, hingga akhirnya kesabaran Billy sudah habis, dia membalas kuat ciuman Babe hingga terdengar suara air liur yang membuat si kecil pemberani itu merasa sangat malu dengan suara tersebut.

"Mmm….. P’Ly.” Erangan kecil keluar dari mulut Babe ketika sebuah tangan besar meremas pantat indahnya yang duduk di atas tubuh Billy. Tangan besar itu meremasnya dengan penuh semangat seperti ingin menghancurkan gumpalan lembut itu. Semakin Billy meremasnya, semakin terangsang pula sampai Babe mencapai orgasme hanya karena sentuhan tangan Billy itu.

Babe bergerak tidak nyaman di pangkuan Billy, dia tidak sanggup menahan tatapan penuh gairah dari Billy, sehingga wajah manisnya dengan cepat membungkuk dan membenamkan dirinya di lekuk leher Billynya untuk menghindari tatapan matanya. Nafas pria kecil itu yang berhembus di lehernya membuat Billy semakin terpedaya dan hampir tidak bisa mundur.

"Mengapa kamu menyembunyikan wajahmu? Dimana keberanianmu yang tadi ingin mengajakku berkelahi itu, eoh?" Tangan kekar Billy mengangkat wajah manis itu hingga bertemu dengan matanya lagi sebelum mereka berdua buru-buru membantu melepaskan pakaian satu sama lain hingga keduanya benar-benar tidak memakai apapun.

“Ugh, apa yang Phi lakukan?” tanya Babe dengan suara serak begitu dia diangkat seperti koala. Karena takut terjatuh, tangan Billy dengan cepat meraih pinggul Babe dan menaikan tubuh Babe sehingga tubuh ‘inti’ mereka saling bersentuhan tanpa peringatan. Ukuran ‘milik’ Billy yang sangat besar membuat pria kecil itu sangat sulit menelan air liurnya sendiri. Dia pasti tidak bisa menerima itu dengan mudahnya.

“Kita harus mempersingkat waktu.” Selesai mengatakan itu, Billy menggendong Babe dan segera masuk ke kamar mandi.

Billy menurunkan tubuh Babe ketika sampai di kamar mandi, sebelum dia bergegas menyerang tubuh kurus itu lagi. Suara air dari pancuran terus mengalir, namun tak mampu memadamkan gairah kedua orang yang perlahan menyatu di bawah air.​ Secara perlahan Billy meraih ‘miliknya’ yang panas dan menekannya perlahan ke dalam lubang surga milik Babe. Meskipun tidak sesulit saat pertama kali masuk, tapi ini yang kedua kalinya bagi tubuh Babe. Dia akan masuk secara gentle tidak ingin membuat Babe kesakitan. Mereka berdua menunjukkan cintanya masing-masing melalui bahasa tubuh tanpa ada yang menyerah.​ Betapapun kerasnya Billy menerpa, Babe juga berusaha menanggapinya tanpa menyerah. Butuh waktu hampir dua jam penuh bagi pasangan itu untuk menenangkan diri sebelum kisah cinta panas ini mereda. Setelah puas, keduanya saling membantu untuk mandi, yang sebagian besar Billy lah yang lebih banyak memandikan lelaki kecil itu karena Babe hampir tidak punya tenaga lagi untuk melakukan hal lain. Setelahnya sosok jangkung itu membawa Babe keluar dari kamar mandi untuk mengenakan pakaian dan selesai berpakaian Billy mengajak keluar dan mencari makan seperti yang telah dibicarakan dari awal.

…….🍑🐺……..

Author Talk,
Fiyuh!!!! Semoga tidak mengecewakan part ini yah hehe

Thanks buat CEYELOVERS yang udah traktir aku di TrakteerID, Dukunganmu sangat berharga buat aku berapapun nominalnya. Aku janji akan publish cerita lainnya nanti.

Buat yang mau suport aku, masih bisa di TrakteerID yah, link di BIO atau bisa DM aku.

Thanks all readers.

Love Sign (Billy × Babe) Short FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang