10

4.9K 326 10
                                    

Sesampai nya di sekolah, Oline mengajak Catherine untuk pergi kesuatu ruangan yang bertuliskan gudang.

Setelah melihat keadaan aman, Oline pun masuk dan menarik paksa Catherine untuk masuk kedalam. Catherine terdiam melihat ruangan ini yang jauh dari kata Gudang yang ia pikirkan kotor dan kumuh.

Oline menarik pinggang Catherine untuk lebih maju kearah tubuh nya. Kini jarak mereka sangat dekat, Catherine masih diam dan mendongkak keatas hanya untuk melihat wajah Oline.

Pada dasar nya tinggi badan Oline memang lebih tinggi dari Catherine hingga membuat gadis itu kesusahan karna tinggi nya.

Oline terus mengikis jarak antara dirinya dengan Catherine, dia juga semakin merapat kan tubuh nya dengan gadis itu.

Deru nafas Catherine yang hangat membuat Oline semakin bersemangat akal hal itu. Namun di sisi lain, Catherine hanya diam dan tidak bisa melawan karna ia sadar bahwa jika ia melawan akan mengakibatkan nyawa orang tua nya terancam.

Nafas Catherine tercekat saat Oline memegang leher nya dan menarik nya untuk lebih dekat. Dan ya, Oline memajukan wajah nya lalu melumat kasar bibir Catherine, "Emh..." Catherine tetap menutup bibir nya enggan untuk di buka karna ia tidak mau si Oline Oline itu mencium nya.

Oline menggeram kesal dia pun menggigit bibir bagian bawah Catherine hingga mengeluarkan sedikit darah, Catherine pun membuka mulut nya akibat hal itu.

Setelah beberapa lama Oline mencium nya, Catherine memukul kencang dada Oline akibat kehabisan napas.

Oline tersenyum miring dan mengusap sisa saliva yang ada di bibir nya. "Manis." Ucap Oline pelan.

Catherine hanya diam dan menunduk, sejujur nya dia marah namun ia tidak bisa mengungkapkan hal itu karna takut pada Oline.

"Ko diem? Mau lagi ya?" Goda Oline dengan kekehan di akhir kalimat nya.

Catherine menatap malas pada Oline, ia mendorong pelan tubuh Oline untuk menyingkir. Namun Oline tetap berdiri di sana tak berpindah sedikit pun.

"Minggir lin! Bentar lagi masuk." Ucap Catherine kesal.

Namun Oline malah memeluk Catherine dari depan dan menenggelamkan kepala nya di pundak gadis itu. Lalu tangan nya ia susup kan kedalam seragam Catherine yang memang mudah ia lakukan.

Catherine merasakan sensasi aneh saat tangan Oline mengusap pelan punggung nya, tanpa sadar Oline membuka pengait Bra milik nya.

Catherine yang sadar pun langsung mendorong Oline dan menampar keras wajah Oline. "Brengsek lo..." Ucap Catherine dengan nada yang bergetar.

Oline hanya menatap datar gadis itu, tamparan Catherine tadi pada nya tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun bagi nya.

"LO! Argh... GUE BENCI LO SIALAN!" Ucap Catherine dengan menunjuk wajah Oline.

Oline membalas hal itu dengan senyuman miring, "You will regret your words." Ancam Oline tepat di telingan Catherine.

Dengan sigap, Oline mengikat kedua tangan Catherine dengan dasi seragam nya. "Enjoy your punishment babe." Bisik Oline.

Oline menarik dasi yang mengikat Catherine hingga membuat gadis itu terhuyung kedepan karena tarikan keras Oline.

Entah apa yang ada di pikiran Catherine hingga membuat gadis itu hanya diam dan pasrah. Mungkin karna dirinya lemas akibat kejadian tadi dan dirinya yang belum sarapan.

Ruangan yang berkedok gudang ini ternyata memiliki dua kamar yang dimana satu kamar ini adalah milik Oline dan yang satu nya lagi untuk teman teman nya.

Oline menyeret Catherine untuk masuk ke kamar nya itu, lalu dengan kasar ia mendorong tubuh Catherine ke atas kasur.

Lalu Oline mengikat sisa dasi ke kepala ranjang sehinngga membuat tangan Catherine terikat di atas sana.

Oline tersenyum lebar melihat keadaan Catherine yang sudah terkulai lemas dan pasrah. "Cute." Ucap Oline mengusap pipi Catherine pelan.

Tanpa basa basi Oline membuka satu persatu kancing seragam milik Catherine hingga membuat gadis itu berontak.

Mata Oline berbinar ketika melihat dua gundukan yang ia bayangkan sudah ada di hadapan nya meski masih terbalut oleh Bra hitam milik Catherine.

"Oline... Please no..." Lirih Catherine pada Oline.

Namun Oline tetaplah Oline yang keras kepala, ia mengambil sesuatu di atas nakas hingga membuat Catherine was was.

Dugaan Catherine benar, Oline membawa satu buah pisau lipat yang membuat nya ketakutan setengah mati.

Oline tersenyum lebar dan membuat Catherine ketakutan, "Satu kesalahan puluhan hukuman." Ucap Oline

Oline naik keatas kasur dimana Catherine terikat, lalu ia mengusap lembut perut mulus Oline.

Dengan tak berperasaan ia menggoreskan pisau itu di permukaan kulit Catherine hingga membuat gadis itu menjerit kesakitan. "OLINE STOP!" Teriak Catherine kesakitan.

Goresan demi goresan Oline arah kan pada perut Catherine. Tidak peduli dia menjerit, menangis atau memohon seperti tadi. Toh ruangan ini kedap suara.

Hingga akhirnya Oline berhenti, ia melempar asal pisau itu dan tersenyum puas melihat hasil ukiran nya di perut gadis nya itu.

Goresan itu berbentuk sebuah nama yang dimana pasti nya Oline yang membuat itu, 'Orine' nama itu yang tertera pada perut Catherine.

Catherine sesenggukan karena masih merasa perih di area perut nya. "Gue bilang gausah ngebantah sialan." Ucap Oline mencengkram wajah Catherine yang berada di bawah nya.

Oline menghempaskan begitu saja wajah Catherine setelah ia cengkram kuat. "Paham ga?" Tanya Oline seraya menatap tajam kekasih nya itu.

Catherine mengangguk agar ia tidak di apa apakan lagi, "Good." Ucap Oline.

OBSESSED (Orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang