Hari demi hari rasanya semakin cepat berlalu, kerja keras Oline untuk mendapatkan hati Erine tidak berbuah apa-apa. Namun meski hal itu, Oline tidak peduli mau Erine memiliki rasa padanya atau tidak. Oline yang semakin hari semakin posesif dan terus mengekori Erine di belakang nya. Seperti saat ini, Oline menunggu Erine di luar bilik pintu WC dimana ada Erine di dalam nya.
"Oline duluan aja!" Teriak Erine di dalam bilik pintu. Oline bersedekap dada dan menyandarkan punggung nya di bilik pintu tersebut, "Ga!" Tegas nya.
Di dalam bilik tersebut Erine mengepalkan kedua tangan nya kuat, "Tau ga sih kalau gue risih?" Gumam nya kesal.
Dengan sengaja Erine memperlambat apa yang ia lakukan di dalam bilik WC. Saat ia pikir sudah cukup lama dan mungkin Oline akan pergi karena bosan ternyata ia salah. Saat pintu di buka ternyata Oline masih setia menunggu nya.
Oline menatap Erine yang baru saja keluar, "Lain kali jangan di lama-lama in." Ucap Oline lalu menggandeng tangan Erine keluar.
Erine sedikit terkejut, namun ia tetap berusaha menormalisir kan kegugupan nya. "Buat apa? Lagian aku ga di lama-lamain ko." Jawab Erine datar.
Oline tak menjawab lagi perkataan gadis nya itu, ia tetap menggenggam tangan gadis nya itu dengan erat dan membawa nya ke perpustakaan.
Sengaja Oline membawa Erine ke tempat paling ujung agar bisa tenang tanpa gangguan apapun. "Aku ngantuk, aku belum tidur tadi malem." Ucap Oline pada Erine. Memang benar apa yang di ucapkan oleh Oline, dirinya memang tidak tidur sama sekali tadi malam karena harus mendengarkan Ayah nya bagaimana cara mengurus berkas-berkas dan cara mengelola sebuah perusahaan.
Erine menganguk mengerti, meski baru beberapa minggu dengan Oline, dia mulai terbiasa dengan sikap Oline yang tiba-tiba suka posesif, marah-marah, jadi baik atau bahkan menjadi manja dan cengeng.
Erine pun menepuk paha nya sebagai kode agar Oline tertidur di paha nya itu. Oline pun berbaring dengan paha Erine sebagai bantalan. Mata Oline mulai terpejam karena rasa kantuk mulai datang, ditambah Erine yang mengusap ngusap kepala nya bak Ibu yang sedang menidurkan anak nya.
"Aku cariin kemana-mana eh tau nya disini." Shasa tiba tiba menghampiri nya dengan membawa satu keresek yang bisa dipastikan itu adalah makanan untuk Erine.
Erine sedikit terkejut, "ssstttt.... Oline lagi bobo, ka Shasa jangan ketemu aku dulu gapapa?" Jawab Erine hati-hati.
Shasa hanya membalas nya dengan tersenyum paksa, dia duduk di sebelah kiri Erine karena di sebelah kanan nya terdapat Oline yang sedang tertidur.
Shasa menghela napas nya pelan, "Kamu tau kan aku suka kamu?" Tanya Shasa lembut. Erine mengangguk, "Aku tau ka, tapi aku..."
"Kenapa? Kamu takut sama Oline?" Sela Shasa cepat.
Erine mengangguk, "Oline mah gampang, tinggal aku lawan." Ucap Shasa dengan percaya diri nya.
Erine terkekeh pelan mendengar jawaban kaka kelas nya itu, "Gampang? Masa ka Shasa sekali pukul Oline langsung tepar?" Ledek Erine.
Shasa hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal ketika mendengar jawaban gadis di di pinggirnya itu. "Hehe, tapi kan aku bisa latihan buat lawan Oline. Asal kamu ada di sisi aku dulu tapi." Goda Shasa.
Erine tetap menggeleng, "Aku gamau ka, aku gamau ambil resiko." Jawab nya.
Lagi dan lagi Shasa pun menghela napas untuk kesekian kali cinta nya di tolak oleh gadis yang ia sukai ini. "Yaudah, nanti aku coba lagi ya. Ini ada makanan, aku tau kamu belum makan kan? Jadi aku bawain. Oh ya, penjaga perpus nya udah aku sogok. Jadi aman." Setelah mengucapkan hal itu Shasa pun dengan cepat berlari keluar tanpa mendengarkan ucapan terimakasih dari Erine.
...
spam komen donggg rawrrrr
oh ya, kalian kalau ngerasa ada yang kurang dari cara penyampaian aku di cerita ini bisa kalian tulis di komen yaaa. Mau di kritik juga gapapaa asal kritik ny yg baik😀
Kalau ga baiqqq nanti heart small ku retakk💔

KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED (Orine)
Fiksi RemajaApa yang terjadi ketika ada seseorang yang terobsesi padamu?