selamat membaca semua dan semoga suka❤️
FOLLOW DULU BOSSS!
RAMEIN KOMEN KALIAN SEBANYAK-BANYAKNYA DI TIAP PARAGRAF🔥
JANGAN LUPA VOTE🔥
───
HAPPY READING
───
12. Steps on Fire
•••
Pelajaran pertama di kelas A+ hari itu adalah olahraga.
Gymnasium yang luas dan terang mulai dipenuhi oleh para siswa-siswi kelas A+. Udara di dalam ruangan terasa hangat oleh semangat mereka yang siap bertanding. Lantainya yang berkilat memantulkan cahaya dari lampu neon di atas, sementara net voli sudah terpasang dengan tegap di tengah lapangan, seakan menantang siapa pun yang berani melintasinya.
Setelah berganti pakaian, para siswa berkumpul di tengah lapangan, wajah mereka memancarkan antusiasme bercampur rasa tegang. Materi hari itu adalah permainan bola voli. Usai melakukan pemanasan yang dipimpin oleh Mahesa dengan penuh energi, Pak Galen melangkah ke tengah lapangan, berdiri dengan tangan terlipat di dada, menatap para siswa dengan sorot wibawa.
"Saya akan membagi tim secara acak. Satu tim berisi enam orang," ucap Pak Galen membuka buku absen.
Suasana mendadak hening. Semua siswa menunggu dengan tegang, sambil berharap mendapatkan tim yang kuat. Beberapa dari mereka saling melirik, berharap akan berada di tim yang sama dengan teman dekat atau pemain andal.
"Untuk tim pertama yaitu Pandawa, Pangeran, Permata, Raja, Ratu, dan Sadewa."
Beberapa siswa yang mendengar nama-nama tersebut hanya bisa menghela napas pelan. Kombinasi itu bukan lagi hal baru. Mereka adalah siswa yang terkuat, baik dalam akademik maupun olahraga. Desas-desus tentang bagaimana mereka yang selalu di persatukan bukanlah rahasia lagi. Meskipun ada rasa iri yang terpendam, tidak ada yang berani mengeluh.
"Tim kedua yaitu Aurora, Bima, El Jingga, Langit, Mahesa, dan Rana."
Pak Galen terus menyebutkan untuk tim berikutnya, namun perhatian sebagian besar siswa sudah terpusat pada dua tim pertama. Kompetisi kali ini tampak menjanjikan. Pangeran yang terkenal dengan smash kuatnya ada di tim pertama, sementara tim kedua memiliki Bima dan El Jingga yang di kenal dengan pertahanan mereka yang solid.
Pak Galen menutup buku absen, "Tim pertama dan tim kedua, bersiap-siap untuk bertanding. Siswa yang lain silakan menonton dari tribun!"
Dengan cepat, siswa-siswi yang tidak ikut bertanding berlari ke tribun, mencari tempat duduk terbaik untuk menonton pertandingan yang di prediksi akan berlangsung sengit. Di lapangan, kedua tim segera mengambil posisi dengan langkah tegas, seolah siap menghadapi pertempuran besar.
"Dengar, gue di posisi penyerang bareng Pandawa dan Ratu. Sadewa, Raja, dan Permata jaga belakang!” perintah Pangeran dengan percaya diri.
"Oke, we win this!" seru Pandawa semangat, sambil mengencangkan ikatan sepatunya.
Di sisi lain, tim kedua juga nampak sedang mempersiapkan diri dengan serius. Mahesa berdiri di tengah, memimpin diskusi taktis. "Bima, lo server pertama. Rana, jangan ragu buat maju kalau bola mendekat!" ujar Mahesa penuh percaya diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIXTH [END]
Teen Fiction#THE SIXTH SERIES BOOK 1 Kisah ini menceritakan tentang murid-murid genius yang memiliki privilege di sekolah : 1. Sadewa Bagaskara, peringkat pertama. Sang pemilik nilai sempurna. Dingin, tidak tersentuh, misterius dan jenius. Jangan meragukan IQ s...