08.

320 17 2
                                    


Sekolah
Kelas 12 A

Saat ini Nata sudah naik ke kelas 12 dan sebentar lagi lulus, tak banyak yg berubah masih sama saja, Nata masih sering di bully dan juga Nata sudah mulai menjauh kan diri dari teman²nya. Semenjak kejadian di cafe saat itu Nata dan Patih sudah tak sedekat dulu lagi yg membuat keduanya tak saling sapa.

Seperti yg terjadi sekarang Nata sedang menangis sambil memeluk Pandi, karena dirinya di bully lagi. Tiba tiba dari arah pintu ada yg datang dengan sambil berlari dan langsung memukul meja.
"MANA DIYA" Gemi dengan amarah nya yg meluap luap. Nata tak menjawab malah semakin keras menangis nya.
"Sayang tenang lah"Fot datang dari arah pintu langsung mengelus tangan Gemi dengan lembut. Sesat kemudian Patih datang dan langsung dapat tatapan tajam dari semuanya kecuali Nata dan Joan.
"Knp kalian melihat ku seperti itu?"Patih dengan tampang kebingungan.
"Apa lagi sekarang Nata"Patih dengan menatap Nata dengan malas.
"Ku kan yg menyuruh mereka membully Nata?!!"Gemi dengan keras langsung mendatangi Patih.
"Apa maksud mu"Patih tampak kebingungan, Gemi langsung menarik kerah baju Patih, melihat Gemi yg ingin memukul Patih, dengan cepat Pandi berdiri dari duduknya dan mendatangi mereka berdua untuk memisahkan mereka. Gemi yg tak terima dihalangi pun langsung marah.
"Knp ku menghalangiku"Gemi membentak Pandi
"Apa jangan² benar kata mereka kalo ku menang selingkuh dengan jalang ini"Gemi dengan sarkas bukanya menjawab Pandi malah membentak balik Gemi.
"Jaga ucapan mu, selain itu apa ku punya bukti kalo diya yg menyuruh mereka hah?"Pandi dengan cukup keras. Melihat perdebatan mereka Joan duduk di samping Nata dan berbisik "ku yg melakukannya?" Joan,  melihat Joan yg menanyakan itu Nata langsung menggelengkan kepalanya dan berbicara tak kalah kecil "bukan aku, pasti itu ulahnya lagi. Memang manusia ular"ucap Nata, interaksi antar Nata dan Joan tidak di sadari mereka sama sekali karena yg lainnya hanya fokus pada pertengkaran Pandi dan Gemi.
"Kalo bukan diya siapa lagi hah?"
"Mereka yg membully Nata saja bilang diya yg menyuruhnya"Gemi langsung mendorong Pandi. Mendengar itu Pandi langsung menatap Patih, melihat itu Patih dengan cepat menggelengkan kan kepalanya dengan cepat.
"Ku mempercayai mereka di banding teman mu sendiri?"Pandi.
"Gem aku pusing ingin pulang saja"Nata merengek pada Gemi meminta pulang. melihat itu Gemi langsung pergi mengambil tas Nata dan menggendong di punggung nya untuk membawa Nata pulang, Taka ada yg berani mengganggu Gemi saat marah begini, bagaimana Gemi tak marah Nata sata ini sampai terluka kakinya terkilir dan memar dengan tangan yg berdarah. Gemi sama sekali tak melihat mereka termasuk Fot kekasihnya sendiri dirinya saat ini sangat fokus pada Nata saja.

Setelah kepergian Nata dan Gemi, Joan langsung pergi untuk mengurus sesuatu. Sekarang di ruangan kelas hanya tersisa Patih dan Pandi saja.
"Apa benar ku yg melakukannya"tanya Pandi dengan lembut pada Patih.
"Tidak bukan aku sungguh bukan aku Pan"
"Aku dan Nata memang tidak baik baik saja tapi aku tak pernah berpikir untuk menyakiti nya"Patih dengan menunduk.
"Aku percaya pada mu"Pandi langsung memeluk Patih dengan erat, tampak mereka sadari ada yg memperhatikan mereka dan mengambil foto mereka yg sedang berpelukan.


Sekolah
Koridor sekolah

Beberapa hari berlalu, sekarang Nata sudah baikan, saat sedang asik berjalan Nata dihadang di tengah jalan.
"Apa lagi kali ini" Nata dengan tatapan datar nya.
"Main kan Dramanya, harus bunuh ular"ucap wanita yg sering membully Nata, saat mendengar itu Nata terkejut, Tampa basa-basi wanita itu mendorong Nata dengan keras sampai terjatuh di lantai. Tak lama kemudian datanglah lah peria manis dan imut menghampiri Nata dan mengeluarkan tangannya untuk membantu Nata. Melihat itu Nata langsung meraih tangan pria itu yg tak lain adalah Fot. Saat Nata sudah berdiri tiba² dirinya menjatuhkan dirinya sendiri dengan sangat keras sampai membuat pelipis nya berdarah, melihat itu Fot syok melihat apa yg di lakukan Nata diya masih termenung namun beberapa detik kemudian iya tersadar dan cepat ingin membantu Nata, namun tubuh Fot lebih dulu di dorong olh seseorang dengan cukup keras.
"Apa yg ku lakukan Fot?"Gemi dengan cepat menunduk menghampiri Natal dan mengecek kondisinya.
"Aaa-ku tak melakukannya" ucap Fot dengan terbata bata, memang Fot sendiri lah yg memanggil Gemi tapi ini tak sesuai dengan rencananya, di rencananya diya lah yg di dorong hingga jatuh olh Nata bukan malah Nata, tapi knp bisa begini? Ini di luar prediksi Fot sama sekali.
"Kau pikir aku buta hah?"
"Aku pikir ku berbeda dari mereka tapi ternyata ku salah ku sama saja" Gemi dengan melihat Fot dengan tatapan kecewa.
"Menyingkirlah dari kekasihku" Joan datang dan menepis tangan Gemi dan langsung menggendong Nata masuk ke pelukannya.
"Berhenti lah berpura-pura aku tahu kau yang menyuruh mereka, jalang tetap lah jalang"Setelah mengatakan itu Joan langsung pergi dengan menggendong Nata. Melihat kepergian Nata dan Joan Gemi langsung melihat ke arah Fot untuk meminta penjelasan.
"Apa yg di maksud Joan benar?"tanya Gemi, bukan nya menjawab Fot malah langsung pergi dari situ tampa sepatah kata pun, melihat kepergian Fot, Gemi hanya mampu terduduk lemas dan mengusap kasar wajah nya sambil menarik rambutnya frustasi, diya tak menyangka pacar nya sendirilah dalang dari penderitaan sang kaka.

Gemi dan Nata bersaudara mereka hanya beda 1th lebih tua Nata dari Gemi, mereka juga satu Ayah beda ibu, setelah ayah dan ibu Nata bercerai ayah Nata menikah dengan mami Gemi, pernikahan ayah dan ibu Nata hanyalah sebuah perjodohan itu membuat keduanya susah untuk akur di tambah lagi ibu Nata sudah memiliki seseorang yg diya cintai yaitu bunda Nata yg sekarang, sama halnya dengan ayah Nata yg sudah memiliki mami Gemi, setelah meninggalnya ibu Nata, Nata di rawat olh sang bunda yaitu kekasih sang ibu, walaupun mereka tak ada hubungan darah tapi bunda Nata sangat menyayanginya seperti anak sendiri, meskipun bunda Nata kadang sibuk dengan bisnis nya, iya selalu menyisihkan waktu walau hanya sebentar hanya untuk menanyai kabar atau curahan hati sang anak. Nata juga masih dekat dengan sang ayah terkadang mereka akan merebut hak asuh Nata yg membuat Nata sering bolak balik antara rumah bundanya dan sang ayah, terkadang Nata tidur di rumah Gemi jika bundanya ada perjalanan bisnis diluar kota, ditambah lagi mami Gemi sangat menyukai Nata yg membuatnya sering memarahi Gemi jika Natal terluka, hal itu lah yg membuat Gemi sangat menjaga sang kaka.



Benar lagi and yahh
Makasih udh mampir maaf kalau ada salah-salah kata 🙏

Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang