18.

284 17 5
                                    

Gedung Kremasi..
18.25🌚


Terlihat seorang lelaki tengah berjalan santai dari gedung tempat kremasi itu, Gemi yg tengah asik dengan telpon nya pun terkejut ketika melihat mobilnya sudah tidak ada di tempat. Gemi langsung berlari ke sana kemari mencari keberadaan mobilnya, dengan sesekali menghubungi nomor kakaknya itu.

"Seharusnya aku tak meninggalkannya sendiri"Gemi mengusap kasar wajahnya.

Saat Gemi sedang berusaha menghubungi Nata,  Gemi melihat cahaya di tengah jalan dia pun mendekat dan melihat cahaya itu yang ternyata berasal dari ponsel Nata. Betapa terkejutnya Gemi saat menemukan ponsel mata dalam kondisi pecah. Seketika firasat Gemi mulai tak enak, Gemi menyusuri jalan, berharap menemukan jejak Nata. Gemi yang menyusuri jalan itu pun melihat cahaya belakang mobil dari kejauhan yang berhenti persisnya tengah jalan, saat melihat itu gemi reflek berlari kenceng untuk menghampiri mobil itu, akan tetapi belum sampai Gemi ke mobilnya Gemi sudah lebih dulu melihat orang yang dicintainya sedang berusaha membunuh kakaknya. Seketika jantung Gemi terasa berhenti berdetak di saat dia melihat Fot mengarahkan senjata apinya ke arah Nata. Gemi yang melihat itu dia berlari sebisanya untuk melindungi sang kakak.

Dor......

Aaarrgghhh........

Fot yang sedang menutup matanya terkejut ketika mendengar suara yang tak asing di pendengarannya, dengan cepat Fot membuka matanya dan betapa terkejutnya dia saat melihat orang yang ditembaknya adalah orang yang sangat ia cintai yaitu Gemi.......

Gemi mengalihkan pandangannya ke arah Fot, Gemi bukannya marah tapi dan malah melemparkan senyum yang penuh ketulusan ke arah Fot. Badan Fot gemetar hebat saat melihat apa yang dilakukan Gemi, dengan cepat ia membawa Gemi ke dalam pelukannya.

"Tidak,,,,Tidak,,,,,"ucap Fot berulang-ulang dengan tangisnya yang sudah pecah, Fot menggelengkan kepalanya ribut dengan tangannya yang menutupi bekas tembakan yang telah dia buat di tubuh pujaan hatinya.

Gemi mengangkat pelan lengannya untuk menyentuh pipi gembul sang kekasih untuk menghapus air matanya, Fot yang merasa pipinya disentuh mengarahkan pandangannya kepada seorang yang sedang membelai pipinya dengan lembut.

"Ber~henti menangis kauuu tak cocok menangis"

"Fot Sayang berhentilah menyakitinya, aku tak bisa memilih antara kau dan dia, kau orang yang kucintai sedangkan dia satu-satunya saudaraku yang kumiliki"Gemi dengan suara yang gemetar.

Seketika Fot semakin meraung-raung hebat saat mengetahui fakta yang sebenarnya, hatinya begitu hancur, mentalnya kembali terguncang. Gemi yang melihat reaksi Fot pun kembali menggenggam erat tangan Fot.

"Sayang jangan menyalahkan dirimu kau tak salah, kau hanya keliru, ini kesalahanku aku yang tak bisa menjagamu dengan baik percayalah kau orang terbaik yang pernah aku temui"ucap Gemi sangat lirih.

Setelah mengatakan itu perlahan mata Gemi tertutup bersamaan dengan tangannya yang terlepas dari genggaman Fot.

"Ta"
~
~
~
Sedangkan di sisi lain ada seorang yang tengah mengendarai mobil dengan kecepatan yang sedang untuk menjemput sang kekasih. Wajahnya terlihat sangat cemas, iya seperti terus menghubungi seseorang.

"Isss ku kemana Ayy, mengapa sangat susah dihubungi"ucap nya bergumam sendiri.

Tapi saat dia sedang fokus ke hp nya, iya terkejut saat melihat mobil di tengah jalan. Joan yang tak siap tak sempat untuk mengerem yang mengakibatkan dirinya menabrak mobil itu, Joan yang menabrak mobil itu pun mengalami cedera ringan, walau tak terlalu keras tapi cukup membuat Joan sedikit meringis kesakitan. Dengan cepat Joan keluar dari mobil untuk menghampiri pemilik mobil tersebut, akan tetapi ia dibuat terkejut karena Joan sangat mengenal mobil itu. Mobil itu adalah milik dari adik kekasihnya.

Seketika Joan mengecek isi di dalam mobil untuk melihat apakah kekasihnya ada di dalam mobil itu. Akan tetapi bukan kekasihnya yang ada di dalam mobil melainkan mobil itu kosong dengan pintu yang terbuka, Joan yang melihat itu dengan cepat berkeliling mencari keberadaan pemilik mobil.

Di saat dirinya tengah melihat kesana kemari, Joan dapat mendengar suara tangisan beserta raungan seseorang yang terus berkata 'tidak'.

Dengan cepat Joan berlari ke arah suara. Tubuhnya seketika membeku saat melihat kondisi Nata yang sudah bersimbah darah dengan Fot yang terus menangis dengan memeluk tubuh Gemi yang sudah tak sadarkan diri.

"Ta"lirih Joan, Joan berjalan pelan ke arah Nata.

Joan pangku tubuh lemah pujaan hatinya itu, dengan tangan yang bergetar, Joan berusaha menutupi luka tembakan yang berada di bagian dada Nata, Joan semakin menangis saat merasakan darah itu tak berhenti keluar dari tubuh pujaan hati.

"Enggak,,,,, enggak mau sayang bangun, ay ayo bangun"Joan dengan diselingi tangisnya, Joan merasa hatinya sangat hancur saat melihat kondisi Nata yang seperti ini.

Keduanya saling menangis dengan menutup luka kekasih mereka masing-masing.
~
~
~
Pandi mengendarai mobilnya dengan pelan, menyusuri jalan yang sepi tapi saat dia melewati jalan untuk kembali ke rumahnya Pandi tak sengaja mendapatkan mobil yang di tengah jalan.

Melihat mobil yang menghalangi jalan Pandi perlahan keluar dari mobil dan melihat apa yang terjadi betapa terkejutnya dia saat melihat mobil Joan dan Gemi yang menabrak satu sama lain.

Pandi kian terkejut saat mendengar raungan dan teriakan orang yang dia kenal yaitu Fot dan Joan yang saling bersahutan. Dengan langkah pasti Pandi mendekati keduanya, Pandi bisa melihat Nata dan gemi yang sudah tak sadarkan diri di pangkuan Joan dan Fot, Pandi bisa melihat banyaknya ceceran darah di sekeliling keduanya.

"Apa yang kalian lakukan cepat bawa ke rumah sakit"teriak Pandi pada keduanya.

Pandi yang melihat tak kunjung ada respon dari keduanya pun berjalan ke arah Joan dan menamparnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN CEPAT BERDIRI BODOH"paki Pandi pada Joan.

Seketika Joan tersadar dan berdiri dengan mengangkat tubuh Nata membawanya ke dalam mobil Pandi. Pandi mengalihkan pandangannya kepada Fot, Pandi ingin menghampiri Fot, akan tetapi Fot malah mengarahkan senjata api yang masih berada di genggamannya ke arah Pandi.

"Fot tenanglah kita harus membawa Gemi"Pandi

"Tidak jangan,,,, jangan ambil dia dariku"tangis Fot pilu.

Pandi yang tak kunjung bisa membawa Gemi pun mengambil tindakan cepat. Secepat mungkin Pandi merebut pistol itu dari tangan Fot dan membuangnya. Ke sembarangan arah dan merebut tubuh Gemi dari pelukan Fot.

Sesampainya di dalam mobil Pandi tak kunjung mendapatkan kehadiran Fot. Pandi kembali keluar dari mobil dan mendapati Fot yang sedang mengarahkan senjata api yang dibuang Pandi tadi ke arah kepalanya seperti ingin melakukan bunuh diri.

"KAU GILA"teriak Pandi saat melihat apa yang dilakukan Fot.

Pandi menarik lengan Fot dengan kencang, diya menyeret tubuh kecil Fot ke dalam mobil dan memasukkannya ke samping persis di tempat duduk Gemi.

Tak banyak bicara Pandi langsung tancap gas secepat mungkin ke rumah sakit agar bisa menyelamatkan kedua temannya yang sudah tak sadarkan diri. Pandi dapat mendengar dan melihat bagaimana Fot dan Joan yang terus menangis dengan menutup luka kekasih mereka masing-masing tubuh keduanya sudah di penuhi olh darah.

'Setidaknya ini bisa mengurangi rasa bersalahku kepada kalian, sudah cukup aku merasakan kehilangan Patih saja'ucap Pandi delam hati.



Maaf kalau typo.....
Maaf kalo ga nyambung....
Jaringan up lagi kurang enak badan heheheh....




Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang