JoanNata

240 12 2
                                    

/Alur Cepat💫/

Tidak terasa kini sudah beberapa hari berlalu sejak kematian Nata.

Selama itu pula lah Joan hanya akan tertidur di atas kasur empuk itu.

Kondisi Joan kian hari kian memburu, yang mengharuskan seseorang menjaganya setiap saat, itu dikarenakan setelah sadarnya dari pingsan atau tidurnya Joan akan mulai melukai dirinya sendiri, hal itu lah yang membuat mereka harus menyuntikkan obat penenang jika Joan sudah mulai bangun.

Selama beberapa hari ini pun Joan hanya menghabiskan waktunya dengan tidur karena dosis dari obat penanam yang diberikan cukup tinggi.

Tapi sepertinya berbeda untuk kalian.

Terlihat Joan yang sudah mulai membuka matanya perlahan, tatapan nya begitu kosong dan menyedihkan. Entah mengapa tak lama kemudian ia mulai berteriak tak jelas, tak ada yang bisa mendengar suaranya karena ruangan itu memang kedap suara, ditambah tak ada yang menjaganya yang membuat Joan bebas kali ini.

POV. Joan

Kubuka perlahan mataku bersamaan dengan rasa gelap yang menghantuiku, entah mengapa rasanya semuanya hampa dan kosong, hatiku terasa sangat sakit, aku bingung dengan rasa sakit yang kurasakan, sampai aku bertanya-tanya pada diriku sendiri ada apa dengan aku.

Hingga aku tersadar jika dia tidak lagi bersamaku, nyawaku, hidupku, duniaku, runtuh hilang pergi bersamanya.

Aku berteriak sekuat mungkin, untuk menyalurkan rasa sakit yang kurasakan. Rasanya aku tak bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah meninggalkanku.

Aku mencoba menenangkan diriku sendiri, tidak papa sebentar lagi kita akan bersama bukan, iya kita akan bersama.

Ku langkahkan kakiku perlahan dari tempat yang mengikat ku beberapa hari ini, tempat yang membuatku tak bisa bersamanya, tempat yang menjadi penghalang untukku bersamanya.

Aku peluk fotonya yang sengaja ku cetak besar, foto itu sudah sedari dulu kusimpan agar kau dapat melihat wajahnya setiap saat tanpa harus bertemu dengannya. Lama aku pandang wajah cantiknya, terlihat senyum yang begitu indah dan menawan.

Kuambil sebuah kain yang menjadi jalan yang kupilih, kain yang menurutku pengantar dari segala rasa sakit ku, aku sudah tak berpikir akan hal lain yang ku pikirkan hanyalah, ini merupakan jalan satu-satunya bagiku, untuk terbebas dari semua yang kurasakan saat ini.

Aku langkahkan kakiku bersamaan dengan rasa sakit yang mencekik di leherku, aku tak memberi perlawanan sedikitpun, meskipun itu menyakitkan tapi rasanya tak sesakit saat ia meninggalkanku, aku peluk erat fotonya sebagai pengantar gelap yang mendatangiku.

Pandanganku mulai menggelap bersamaan dengan suara pecahan dan suara yang tak asing di telingaku.

"Bodoh"

POV End.

POV End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang