22.End

342 20 5
                                    



Rumah Sakit.
Ruang ICU.


Terlihat di depan ruangan Nata sudah berdiri 3 org dewasa dengan beberapa dokter dan perawat yang berlalu lalang masuk ke dalam ruangan inap Nata, wajah suster maupun dokter terlihat panik.

Dari kejauhan terlihat seorang lelaki tengah berlari di koridor rumah sakit tersebut, iya menabrak siapapun yg menghalangi jalannya, matanya sudah merah dengan kedua pipinya yg telah basah. Saat akan sampai di ruangan Nata langkah Joan kian melambat saat melihat seorang dokter yang diikuti beberapa perawat keluar dari ruangan inap Nata, dokter itu terlihat seperti berbicara dan membungkuk seperti meminta maaf.

Tepat saat langkah Joan kian dekat Joan bisa mendengar apa yg di ucapkan dokter itu.

"Maaf kan kami Tuan, kami telah berusaha semampu kami"
"Pasien atas nama Darlin Nata Kusuma meninggal dunia pada pukul 13.34 hari Senin 24 juni 2024"ucap dokter tersebut bersamaan dengan ditulis oleh perawat di sampingnya.

Langkah Joan seketika melemah saat mendengar hal tersebut, Joan merasa tak percaya atas penuturan dari dokter itu, wajah Joan memucat seketika, tubuh Joan bergetar hebat. Dengan tenaga yg tersisa Joan langkah kan kaki nya memasuki ruangan Nata, ruangan yg selama ini tak pernah iya masuki.

Perlahan Joan buka kain putih yg menutupi tubuh sang kekasih, tangis nya semakin pecah saat melihat Nata yg sudah tak bernafas lagi, bibir serta wajah dengan tubuh yg dingin dan pucat, serta tubuh yg terasa mulai kaku.

Perlahan Joan dekat kan bibirnya pada bibir sang kekasih, Joan lumat bibi yg terasa sudah dingin itu.

"Tunggu aku Sayang"Joan, dengan tangisnya yg semakin pecah, diiringi raungan penuh kepiluan, tubuhnya bergetar, dunianya terasa runtuh saat melihat tubuh Nata yg sudah tak bernafas lagi. Saking histerisnya Joan, iya sampai tak sadarkan diri, Joan pingsan dengan tangan yg masih menggenggam lengan Nata dengan erat.





3 Hari Kemudian.
Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

Kini terlihat Gemi yg sedang menemani Fot, setelah kematian Nata membuat Gemi semakin terpuruk, kematian Gelisa dan Nata menjadi pukulan berat bagi Gemi ditambah dengan keadaan Fot yg semakin parah. Semenjak kejadian dari rumah Joan, Fot sama sekali tak pernah bicara, ketika penyakit Fot kambuh Fot hanya akan teriak dan menangis tak jelas.

Seperti saat ini Fot haya diam dengan tatapan kosong, ditambah dengan dirinya yg tak mau makan sama sekali membuat tubuh Fot terlihat semakin kurus.

Kini Gemi tengah membersihkan badan Fot dengan air hangat, Gemi terlihat telaten membersihkan tubuh Fot dengan kain bersih itu.

"Fot,,,,maaf yah kemarin Gemi ga kesini"
"Soalnya kemarin Gemi datangin pemakaman Nata"ucap Gemi dengan sedih.

Gemi tau bagaimana pun iya ajak bicara Fot, Fot sama sekali tak akan menjawab nya, tapi itu tak masalah untungnya. Bagi Gemi sekarang hanya asal Fot tetap bersamanya saja, itu lah satu²nya alasan untuk tetap bertahan.

"Fot, Gemi Sayang Fot"
"Jangan tinggalin Gemi yah Fot"Gemi dengan suara yg bergetar menahan tangisannya karena merasa diabaikan Fotnya.
~
~
~
~
Terlihat seorang lelaki sedang berdiri di depan jendela yang menghadap keluar memperlihatkan hamparan rumput yang luas. Gemi sedang berbicara dengan Pandi ditelepon yang membahas tentang Joan yang dikabarkan gantung diri dan sedang dilarikan ke rumah sakit.

Tapi saat Gemi tengah sibuk dengan telponnya Gemi pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tepat saat Gemi melihat keluar jendela iya melihat orang yang sangat ia kenali. Waktu terasa lambat bagi ke Gemi, Gemi bisa melihat posisi orang itu terbalik kepala di bawah dan kaki di atas. Iya itu Fot, Fot menjatuhkan dirinya dari lantai 9.

Waktu terasa pelan bagi keduanya, pandangan keduanya bertemu, Fot melempar senyum termanisnya untuk Gemi, Gemi dapat melihat Fot yg terlihat seperti mengatakan sesuatu padanya.

Bruk.....

Jantung Gemi terasa berhenti berdetak, matanya membelalak sempurna saat iya mendengar suara jatuh itu. Terdengar suara teriak histeris org² dari lantai paling bawah. Seketika Gemi terasa ditarik kembali ke dunia nyata, hp yg di genggaman Gemi seketika jatuh dari genggamannya, Gemi balik kan tubuhnya nya, iya berlari secepat mungkin menuju lantai 1, Gemi tabrak kerumunan orang yang tengah mengerumuni tubuh Fot itu.

Tepat saat Gemi berhasil menerobos kerumunan tersebut, seketika badan Gemi terjatuh berlutut di tanah, dengan tangan yg bergetar Gemi tarik tubuh Fot yg sudah bersimbah darah itu, iya peluk dengan erat.

Tubuh Gemi juga sudah di penuhi darah Fot, org² yang mengelilingi mereka juga ikut mengais saat melihat kedua insan itu. Gemi yg terus memanggil nama Fot di iringi dengan kata maaf berulang kali, raungan dan teriakan putus asa sungguh menyayat hati bagi siapa pun yg melihat maupun mendengarnya.





Beberapa Hari Berlalu....
Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Seorang tengah berjalan dengan senyum yg tak hilang dari wajah tampannya, iya berjalan memasuki lift dengan tangan yg seperti menggenggam seseorang.

Ting~

Pintu lift terbuka menampakkan wajah sumringah Gemi, Gemi langkahkan kakinya menuju ruang tempat Fot dirawat saat itu, terlihat pintu dari ruangan itu masih terdapat tali police line.

Dengan perlahan Gemi buka pintu itu dengan tangannya yang masih seperti menggenggam seseorang. Tepat setelah Gemi memasuki ruangan itu, seketika terkunci dari dalam.
~
~
Terlihat seorang dokter dan perawat sedang menggedor sebuah ruangan, ruangan itu terdapat Gemi di dalamnya, dengan perlahan dokter itu pun mengintip ke dalam ruangan, akan tetapi sedetik kemudian ia mengundurkan dirinya dengan ekspresi yang terkejut terlihat ketakutan. Perawat yang merasa penasaran karena melihat ekspresi dari dokter, dia pun mengintip ke dalam ruangan tersebut, 1 menit berlalu, perawat itu masih mengintip ke dalam ruangan itu tepat beberapa saat kemudian ia terduduk lemas di lantai dengan tatapan yang kosong serta badan yang bergetar hebat.

Terdengar teriakan histeris dari lantai bawah, YA kejadian yg sama terulang kembali dilantai yg sama akan tetapi org yg berbeda.

Gemi menjatuhkan dirinya dari lantai 9 tepat di lantai yg sama dan waktu yg sama haya hari yg berbeda........
~
~
~
~
Pandi dan Joan berdiri tepat di samping jenazah Gemi, keduanya melihat ke arah Gemi yg sudah dibersihkan, tubuh itu hanya di tutupi kain putih, wajah Gemi terlihat tersenyum lega seolah bahagia dengan pilihan nya.

"Sama bodohnya dengan mu"ucap Pandi menyenggol lengan Joan.

"Setidaknya aku tak mati kawan"Joan dengan wajah datar.

"Mau mencoba lagi?"Pandi.

"Tidak, sepertinya Nata marah"Joan

"Siapa yg bodoh?"Pandi, Joan hanya menatap sinis Pandi.

Setelah beberapa saat berlalu terdengar suara orang berlari bersamaan dengan suara tangisan masuk ke kamar mayat itu. Keduanya mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan benar saja itu adalah papi dan mami Gemi.

Pandi langkahkan kakinya terlebih dahulu keluar dari ruangan itu, setelah beberapa saat diikuti olh Joan.

"Maaf"
"Semuanya salahku"


And

Maaf kalau ada yang typo 🥀
Bakal ada 4 extra chapter....
GemiFotFot
PandiPatih
JoanNata
Penjelasan

Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang