PandiPatih

146 12 3
                                    

Setelah kepergian org² tersayangnya, Pandi melanjutkan hidupnya sebisa mungkin tak terasa kini sudah hampir 8thn semenjak kematian teman-temannya. Selama itu pula lah Pandi menjalankan hidup nya penuh kesendirian, Pandi selalu melakukan rutinitas yg sama setiap saat selama 8thn ini.

Seperti hari ini Pandi bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk dua org, ruang makan itu tak besar, di ruang makan itu pun hanya terdapat dua kursi, kursinya dan kursi Patih.

Pandi selalu membuat sarapan lebih dan meletakkannya di depan kursi kosong itu, acara makannya hanya diisi dengan keheningan tak jarang di temani air mata.

Terlihat jelas penuh dengan rasa rindu dari tatapannya, setiap dia bangun hal pertama yang dilihatnya foto kekasih yang dipajang di dinding kamarnya, hampir di seluruh rumah juga diisi dengan foto Patih, jika ia pulang kerja pun wajah sang kekasih yang terpampang jelas saat membuka pintu. Meskipun semuanya hanyalah sebatas bentuk foto tapi itu dapat mengobati rindunya kepada orang tersayangnya.

Rutinitasnya sangat monoton ia akan bangun pagi, menyiapkan sarapan, berangkat bekerja, setelah pulang ia akan berhenti di toko bunga untuk membeli bunga setelah itu mampir ke tempat peristirahatan terakhir sang kekasih, baru ia pulang menuju rumah untuk kembali tidur dan keesokan harinya melakukan hal yang sama, hal itu dilakukannya setiap hari.



Restoran.
15.00...

Pandi sudah menyiapkan barang-barangnya untuk pulang, akan tetapi di tengah kesibukannya ada sebuah telepon yang masuk.


Telpon.

"Ada apa Jo"Pandi

"Aku ada kabar baik"
"Mari bertemu"Joan

"Tak bisa dari telepon"Pandi

"Tidak"Joan

"Baiklah datanglah ke restoran ku besok"
"Oh ya bagaimana dengan istrimu"
"Aku dengar dia sakit kemarin"Pandi

"Dia sudah baik-baik saja"
"Kau sendiri bagaimana tak menikah?"Joan

"Tidak"
"Sudahlah aku ingin pulang"
"Berkunjunglah besok, melihatku"Pandi mengalihkan pembicaraan, iya tak nyama ketika Joan menanyakan tentang ini.

"Mmmm"Joan

Setelah panggilan itu berakhir, Pandi pun keluar dari restoran itu.

"Bos sudah ingin pulang?"tanya salah satu dari karyawannya.

"Mmmm"Pandi
~
~
~
Kini ia sudah berada di dalam mobil untuk menuju toko bunga langganannya, sesampainya ia di toko bunga itu, Pandi disambut ramah, iya adalah salah satu pelanggan tetap di toko bunga itu yang membuatnya kenal dengan pemilik toko bunga.

"Bibi seperti biasa yah"Pandi dengan tersenyum.

"Nak, minggu depan mungkin bibi sudah tak menjual bunga di sini lagi"
"Tapi bibi sudah siapkan bunga terbaik untukmu"
"Kekasihmu pasti sangat bahagia memilikimu"
"Semoga kalian dapat bersama lagi"bibi pemilik toko.

"Terimakasih bibi"ucap Pandi dengan tersenyum lembut.

Setelah mengucapkan terima kasih Pandi pun melangkah keluar dari tokoh tersebut tepat saat ia ingin membuka pintu mobilnya langkahnya terhenti untuk melihat toko itu kembali.

'Aku juga berharap yg sama bibi' Pandi dalam hati.

Setelah cukup lama melihat toko itu, Pandi pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, selama perjalanan sesekali Pandi akan memperhatikan bunga di sampingnya, bunga itu tertata sangat rapi dan sangat indah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang