15.

291 18 4
                                    


Rumah Nata.
Kamar Nata.

Terlihat Nata baru saja membersihkan dirinya, Nata bergegas memasang bajunya karena sedari dari tadi hp nya tak berhenti berdering. Setelah selesai Nata langsung menuju hp nya di atas sofa kamar nya yg terus berdering tampa henti.

Telpon..

"Halo....  Tann knp?"Nata

"............"

Bruk......

Seketika napas Nata terasa sesak, hp Nata pun terlepas dari genggaman nya, tubuhnya terasa kaku beberapa detik, pikiran nya kosong. Nata dengan cepat berlari pontang-panting keluar rumah, air matanya tak berhenti menetes. Sepanjang perjalanan diisi tangis dan raungan yg sangat pilu. Nata sudah tak peduli dengan sekitarnya, lampu merah pun Nata terobos, sungguh mobil yg di kendarai Nata sangat cepat, perjalanan yg dari rumah Nata ke rumah sakit menempuh jarak sekitar 20 menit menjadi kurang dari 10 menit saja.

Rumah Sakit.

Terlihat seorang lelaki cantik berlarian di koridor rumah sakit, air mata nya tak berhenti menetes membasahi wajah cantik nya, diya menabrak siapapun yg menghalangi jalannya, sungguh diya sudah tak perduli dengan sekitarnya.

POV Nata.

Aku langkah kan kaku yg terasa sangat berat, pikiran ku sudah sangat kacau, air mata ku juga tak henti hentinya menetes, sungguh aku tak suka perasaan ini, perasaan ini sama saat ibu meninggal ku ini rasanya sakit.

Tepat saat ku hampiri sampai di depan ruangan Patih aku bisa melihat Tante Lita sudah terduduk lemas tepat di depan pintu kamar inap Patih. Aku langkahkan kaki ku perlahan kaki semakin lemas saat aku dapat mendengar dengan semakin jelas suara teriakan dan raungan Pandi dari dalam ruangan Patih, kaki ku bergetar sungguh ini sangat menyakitkan, aku sudah tak perduli lagi dengan apa yg pernah terjadi, apa itu ego, apa itu gengsi, apa itu marah. Hanya satu yg ku rasakan sekarang yaitu sakit.

POV END.

Terlihat Tante Lita langsung berdiri dari duduknya dan berlari masuk ke pelukan Nata.

Nata memeluk erat tubuh Tante Lita yg tak berhenti menangis, Nata dapat merasakan tubuh itu terlihat rapuh, dan bahunya yg tak berhenti bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nata memeluk erat tubuh Tante Lita yg tak berhenti menangis, Nata dapat merasakan tubuh itu terlihat rapuh, dan bahunya yg tak berhenti bergerak.

"TIDAKKKK......TIDAK.....JANGAN KUMOHON JANGAN DI LEPAS DIYA MASIH HIDUP...... KUMOHON JANGAN......."Pandi.

Semakin erat Nata memeluk tubuh Tante Lita, Nata tau dari teriakan Pandi tadi sudah dapat di pastikan jika Patih sudah meninggal kan mereka. Nata semakin di buat kelabakan saat merasa tak ada pergerakan dari Tante Lita. Dengan cepat Nata mengangkat tubuh Tante Lita untuk di tangani karena pingsan. Setelah melihat kondisi Tante Lita yg mulai stabil Nata pun meninggal kan nya, untuk mengecek kondisi Pandi dan mengurus jenazah Patih.

Dengan langkah yg terlihat kosong Nata berjalan mengarah ke kamar mayat, sepanjang jalan Nata hanya diam, terlihat jelas dari raut wajahnya, Nata terlihat seperti sakit sekali.

Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang