14.

279 14 7
                                    


Gedung
Prom night.

Setelah kepergian Nata dan Joan, seisi gedung itu masih hening mereka masih diam di tempat dengan pikirannya masih².

PYAR.....

Suara botol pecah, suara pecahan itu menarik perhatian semua org di dalam gedung. Terlihat Gemi yg sangat marah, mendorong Pandi hingga jatuh menimpa meja yg menyebabkan botol minum terjatuh dan pecahnya berserakan di lantai. Seakan tidak peduli Gemi menarik kerah baju Pandi.

BUGH,BUGH,BUGH,BUGH

Pukulan bertubi-tubi dilayangkan olh Gemi ke arah Pandi, Pandi tak menghindar sama sekali, diya sadar jika diya memang salah saat ini. Patih tersadar dari lamunannya saat bunyi keributan masuk ke pendengarannya. Patih dengan cepat memisahkan Pandi dari Gemi yg terus memukulnya terus menerus. Merasa tak terima di halangi olh Patih, Gemi mendorong tubuh Patih hingga terjatuh di atas pecahan kaca yg berserakan di lantai, melihat Patih yg terluka Pandi tak terima, Pandi berdiri dan langsung mendorong Gemi.

BUGH,

Satu pukulan melayang ke sudut bibir Gemi, melihat Gemi dan Pandi yg kian memanas beberapa org pun memisahkan mereka, Gemi semakin marah dan memberontak dari mereka yg menahan nya.

"LEPAS,,,,JANGAN MENGHALANGIKU, AKU AKAN MEMBUNUHNYA"teriak Gemi dengan keras dan lantang.

"Ku bisa memukul atu membunuh ku tapi jangan menyakitinya, Patih tak salah apa²"balas Pandi.

"Wahhh ku sangat menyayanginya rupanya"Gemi melepas kan diri dari mereka yg menahannya sambil terkekeh.

"Sikap bejat mu yg menyebabkan ini"
"Ku lah yg salah"
"Kau penyebab adik ku mati"
"KAU HARUS MATI"teriak Gemi, ingin kembali memukul Pandi tapi di tahan olh org² di sana.

Ahhkkkkkksss,,,,,,,,Bangsatttt.....

Setelah berteriak begitu keres mengeluarkan emosi nya, Gemi langsung melepaskan diri dari kerumunan itu dan berjalan sempoyongan dengan menghapus air mata di pipinya.

~

Patih masih terduduk di lantai dengan tatapan kosongnya, Pandi yg sadar pun ingin membantu Patih berdiri tapi tangannya lebih dulu di tepis olh Patih. Patih berdiri dengan badan yg bergetar dan pandangan yg masih kosong.

"Tih"
"Patih"lirih Pandi tapi tak mendapat jabatan dari Patih sedikit pun. Malah Patih berjalan kearah pintu keluar gedung.

Ahhhhhhhhk.......

Teriak Pandi dengan meluapkan emosi nya, Pandi duduk lemas di lantai dengan mengusap kasar wajah dan rambutnya. Teriakan Pandi berhasil menghentikan langkah Patih beberapa detik tapi tak lama Patih melanjutkan langkahnya.

POV Patih

Kulangkahkan kakiku yang terasa sangat berat di setiap langkahku, rasa bersalah ku sangat besar terhadap sahabatku. Apakah pilihanku telah salah?, apakah keegoisanku semenyakitkan itu?, sesalah itukah aku?, ingin rasanya aku bersujud di kakinya dan meminta maaf. Tapi aku merasa pilihanku sudah benar, apakah salah aku egois untuk kebahagiaanku?, aku hanya ingin bahagia, atau caraku yang salah? Tapi aku hanya ingin bahagia apakah susah itu. Aku harus bagaimana semuanya sudah terjadi rasa sakit di dadaku pun tak berkurang malah semakin sakit nafasku mulai terasa sesak.

Maaf,,,,,hiks.....

Maaf............hiks

Aku lelah.......dada ku sakit.......hiks

Maaf........hikss

Ku pukul keras dadaku yg terasa sesak, sepanjang jalanku kuisi dengan tangis, mungkin tangisku terdengar memilukan bagi orang yang mendengarnya, sampai ada beberapa orang yang bertanya kondisiku tapi, aku tak menjawab pikiranku sungguh kacau, pikiranku berisik, ucapan Nata berulang-ulang seperti sebuah film rusak di pikiranku sungguh aku sudah mulai kacau tangisku tak berhenti sampai di depan rumah aku merasa semuanya gelap dan aku hanya mendengar suara bunda memanggilku......

Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang