17.

290 18 6
                                    


Setelah kepergian Gemi, Nata pun ikut pergi mengikuti Gemi. Terlihat kini hanya tersisa Tante Lita dan Pandi, mereka saling berpelukan untuk menguatkan diri masing².

Disisi lain Joan tengah duduk di samping Nata untuk menguatkan kekasihnya itu, sedang untuk Gemi hanya duduk diam termenung dengan tatapan lurus melihat kobaran api yg membakar tubuh Patih, tak bisa di pungkiri bahwa Gemi juga merasakan kehilangan atas sosok itu.

Joan yg tengah menenangkan Nata yg sedari tadi sesekali menangis pun terusik dengan dering telepon yg tak berhenti memanggil.

Telpon..

"Apa? Bukankah aku sudah bilang jangan memanggilku dulu"Joan

"........."sekretaris Joan.

"Baik lah siap kan semua berkas nya aku akan kesana"Joan.

Setelah mengatakan itu Joan langsung mematikan panggilan itu sepihak. Joan dengan lembut mengajak Nata untuk untuk berbicara.

"Ayyy ayok kita pulang"Joan, dengan mengelus rambut hitam Nata.

"Tapi,,,kann"ucap Nata tertahan karena ada yg memegang bahunya.

"Nak,,,, Tante ingin berbicara sesuatu dengan mu"Tante Lita.

Melihat kedatangan Tante Lita Nata langsung mengalihkan pandangannya dari Joan dan melihat ke arah Tante Lita. Bukannya menjawab Nata kembali menatap kearah Joan, Nata menatap Joan seperti meminta izin untuk tinggal. Joan yg mengerti maksud dari Nata pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya memberi izin kepada Nata.

"Aku akan segera kembali untuk menjemput mu"Joan.

"Hati-hati Ayyy"Nata, Joan beranjak dari duduknya dan mencium kening Nata lalu pergi.

Setelah melihat kepergian Joan, Tante Lita langsung mengajak Nata untuk pergi dari keramaian itu untuk membicarakan sesuatu kepada Nata.
~
~
~
Beberapa saat berlalu Nata kembali dengan kosong dengan air matanya yg tak berhenti menetes membasahi pipinya. Gemi terkejut melihat kondisi Nata, dengan cepat Gemi menghampiri Nata dan langsung memeluknya.

"Nat......ku knp"Gemi dengan lembut mengelus punggung Nata.

"Gemm.....hiks Patih Gem hiks"Nata menangis sejadi jadinya di pelukan Gemi.

"Ayok pulang"Gemi langsung menggendong Nata yg masih terus menangis di gendongannya. Tampa keduanya sadari, sedaritadi ada seseorang yg terus memperhatikan interaksi keduanya.

Sesampainya di mobil Gemi langsung mendukung Nata di samping kursi kemudi. Setelah melihat Nata yg sudah duduk, Gemi langsung mengarah ingin masuk kedalam mobil, akan tetapi sebelum masuk ke mobil Gemi teringat jika diya belum berpamitan pada Tante Lita.

"Nat aku tinggal sebentar yah"
"Ingat jangan kemana mana"
"Aku cuma sebentar ko"Gemi

Setelah mengatakan itu Gemi bergegas pergi meninggalkan mobilnya dengan sedikit berlari. Setelah kepergian Gemi, Nata menatap kosong ke depan dan iya perlahan merogoh kantong celananya mengambil sepucuk surat. Dengan bahu yang bergetar Nata membuka perlahan kertas yg di genggamannya, tangis Nata kian pecah saat melihat isi dari kertas itu.

 Dengan bahu yang bergetar Nata membuka perlahan kertas yg di genggamannya, tangis Nata kian pecah saat melihat isi dari kertas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Face (joongdunk) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang