Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Kini Fot sedang terduduk di ranjang empuk dengan pria yg selalu menemaninya beberapa hari ini. Fot haya menatap kosong lelaki didepannya itu, entah mengapa tatapan yg awalnya kosong itu ini berubah menjadi tatapan yg penuh dengan rasa kecewanya yg teramat besar.
Setelah Gemi selesai membersihkan tubuh Fot, Gemi pun beralih pada ponselnya yg tak berhenti berdering. Setelah melihat siapa yang sedari tadi menelponnya itu adalah Pandi, Gemi pun mengangkat telpon tersebut.
Telpon
"Ada apa?"Gemi
"Joan gantung diri"Pandi
Setelah mendengar ucapan Pandi, Gemi membeku beberapa detik, iya alihkan pandangannya kepada Fot.
"Gemi"
"Gem~"Pandi"Sebentar"Gemi, berjalan menuju Fot.
"Sayang tunggu aku yah aku keluar sebentar"Setelah mengatakan itu pada Fot, Gemi pun langsung melanjutkan percakapannya dengan Pandi sambil berjalan keluar dari ruang rawat Fot.
Fot haya melihat kepergian Gemi dari ruangan nya, Fot memperhatikan setiap langkah yg Gemi ambil. Entah knp terukir senyum di wajah pucat itu, senyum yg menggambarkan semua rasa sakit yg iya alami.
POV Fot.
Kupandang punggung pria yang selama ini menjadi pengisi ruang kosong dalam hidupku, dia yang sudah ku anggap malaikat yang dikirim Tuhan sebagai cahayaku. Kini punggung itu sudah tak terlihat lagi entah mengapa ada rasa sakit bercampur rasa lega dalam diriku aku, aku menyayangimu dan akan terus menyayangimu sampai kapanpun meskipun dia adalah luka terbesarku.
"Kak,,,,Fot salah,,,, Fot salah"ucapku dengan segala rasa sakit yang kurasakan, aku tahu kata maaf ku tak akan memperbaiki semuanya, aku juga tahu kata maaf aku tak akan membuatnya kembali.
Tuhan aku menyesal, aku tak sekuat yang kamu bayangkan, aku juga manusia aku punya rasa lelah. Kenapa harus aku?, apa kesalahanku di kehidupan sebelumnya sehingga kamu menghukumku sampai seperti ini?, apa memang aku tak pantas untuk bahagia.?
Hidup pun tak pantas untukku.... Mungkin mereka benar aku hanyalah manusia kotor yang menjijikan.
Kini hanya aku seorang tak ada orang yang benar-benar bersamaku, seorang yang kuanggap rumah pun membuangku, cinta yang dia katakan hanya sebatas ucapan yang akan hanya jadi ucapan belaka.
Cinta yang kau miliki tak seimbang dengan cintanya yang membuatku hanya terluka, mereka hanya menginginkan tubuhku tidak dengan diriku, aku tak pernah berharap dilahirkan dengan takdir yang seperti ini, tubuh yang seperti ini, ini sangat menyakitkan.
Aku bawa langkahku perlahan mendekat ke jalan kebebasan yang kupilih dengan penuh rasa keyakinan, aku yakin ini yang terbaik untukku, aku sudah lelah dengan rasa sakit yang tiada hentinya menemaniku, aku juga lelah dengan tubuh menjijikan ini, aku berharap setelah ini dan seterusnya semuanya akan baik-baik saja, pergi dalam damai bersamaku.
"Aku harap bisa melihatmu yang terakhir kalinya"Fot.
POV END
Kini terlihat seorang lelaki yang tengah terduduk di jendela dengan posisi menghadap ke dalam ruangan, iya terlihat sangatlah rapuh, wajah yang pucat dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, Fot pandang ke dalam ruangan yang beberapa hari ini tempatnya berteduh terekam jelas di bayangannya bagaimana laki-laki yang terus merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Terukir senyum yang sangat menyakitkan dari bibir pecah itu, senyum yang menggambarkan semua rasa sakit untuk pengantar kedamaiannya.
Perlahan mata indah itu menutup bersamaan dengan Fot menjatuhkan dirinya dari lantai 9 tempat ia dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Face (joongdunk) [End]
Teen FictionINFO INI CERITA BXB (GEY) SAKIT PENGHIANATAN LUKA DARAH KEPERCAYAAN 🔞🔞🔞