2

2.4K 281 35
                                        


Cerita ini hanya FIKSI. Jadi mohon jangan dibanding-bandingkan dengan kehidupan nyata, ya.

Alur cerita pasaran, tidak masuk akal, mudah ditebak, dan berbagai macam kekurangan lainnya.

Jika kalian tidak menyukai apa pun mengenai cerita ini, boleh ditinggalkan tanpa meninggalkan jejak buruk di komentar.

Mari kita saling menghargai ^_^

.

.

Happy Reading

.

.

Tidak banyak keterangan yang ditampilkan pada kertas kecil di tangan Hinata, isinya hanya mencakup nama lengkap serta nomor kontak.

Namikaze Naruto.

Itu yang Hinata temukan.

Karena penasaran dengan pertemuan mereka yang janggal, Hinata mencoba mencari tahu lebih jauh mengenai apa pun mengenai pria tersebut.

Keningnya menekuk tipis kala ternyata memang menemukan beberapa artikel yang membahasa mengenai sesuatu yang berhubungan dengan 'Namikaze'. Salah satunya memberi keterangan bila nama itu merupakan satu nama keluarga yang dimiliki oleh orang yang cukup berpengaruh.

Anak dari Namikaze Minato dan Namikaze kushina.

"Anak dari seseorang yang terpandang?" Hinata bergumam pelan. Jarinya terus menggulir penjelasan yang ditampilkan, kemudian tertegun ketika mendapati sesuatu.

Pertemuan bersama pria asing itu memang tergolong singkat, namun, Hinata mengingat wajahnya -- hingga langsung tahu bila foto yang diperlihatkan saat ini memanglah dia.

"Jadi, dia ..."

Semula, Hinata sempat mengira jika orang itu adalah penipu atau mungkin pria hidung belang yang ingin menjebaknya dengan embel-embel uang. Tapi, setelah membaca semua ini, Hinata jadi berpikir panjang.

Dia bukan orang sembarangan.

Tapi, kenapa bisa orang sepertinya melakukan hal seperti itu? Maksudnya, memberi penawaran pada orang yang tidak dia kenali, dengan alasan di luar nalar pula.

"Kau hanya perlu ikut bersamaku untuk menemui seseorang, lalu katakan ... kau memiliki hubungan denganku."

Begitu cepat, Hinata mengembalikan layar ponselnya ke menu awal. Benda itu diletakkan ke ranjang -- di mana kini tubuhnya sedang berbaring.

Mata Hinata terpejam. Pening di kepalanya kembali terasa; entah karena mengingat mengenai tanggungan hidup yang mesti segera diatasi atau lantaran hal lain yang membekaskan rasa tidak mengerti dalam hati.

.

.

"Kak ..."

Ketika membuka pintu, kehadiran seorang gadis dalam ruangan itu membuat Hinata tersenyum.

Hinata baru saja selesai bekerja dan langsung datang ke rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan sang ayah.

"Aku datang agak lama." Hinata menyodorkan sebungkus makanan untuk Hyuga Hanabi.

Agreement [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang