"Apa?" Karin berseru pelan. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mendengar perkataan sang ibu. "Bagaimana mungkin? Hubungan mereka hanya rekayasa untuk menipu Ibu."
Karin tidak bisa menerima hal ini. Konyol sekali.
Hamil? Yang benar saja!
"Ibu tidak percaya dengan hal itu, 'kan? Ibu tahu sendiri Naruto orang yang seperti apa. Dia mampu melakukan segalanya. Bukankah dia sudah sangat keterlaluan bila masih mencoba membohongi Ibu sejauh ini?"
"Ibu sudah memikirkannya."
"Apa maksud Ibu?"
Kushina memang tidak bisa sepenuhnya mempercayai Naruto. Tetapi, ada hal-hal tertentu yang membuat ia merasa bila perkara tersebut mungkin saja terjadi.
Hubungan Naruto dan Hinata memang tidak sungguhan sejak awal. Namun, Kushina pernah menangkap pancaran tertentu di antara mereka. Seolah, meskipun semua palsu, mereka tampak seperti saling menginginkan satu sama lain, selayaknya pasangan yang sebenarnya.
Itulah yang menjadi dasar mengapa Kushina sempat mempercayai hubungan mereka, sampai akhirnya satu kenyataan tentang sandiwara itu menghancurkan segala kepercayaan yang dia miliki.
"Ibu akan memastikannya sendiri."
"Untuk apa Ibu melakukannya? Jelas-jelas semua hanya--"
"Saat itu, Naruto tidak seperti biasanya."
"Apa?"
"Matanya tidak seperti menyimpan kepalsuan sama sekali."
"Ibu!"
"Ibu hanya sekadar ingin memastikan, bukan berarti akan bersedia dibodohi lagi oleh adikmu." Kushina tersenyum. "Ibu tahu kamu tidak ingin Ibu direpotkan, tapi tenang saja, Ibu tahu apa yang Ibu lakukan."
Bagaimana bila semua itu benar?
Karin ingin menanyakan hal tersebut. Hanya saja, ia tak bersedia bila akan mendengar jawaban yang tidak diharapkan.
.
.
.
"Ada apa denganmu?" Jugo memandang heran. Karin datang dengan cara yang tidak menyenangkan sama sekali.
"Aku baru saja bicara dengan Ibu. Dan kau tahu apa yang Ibu katakan?"
"Apa?"
"Naruto sangat keterlaluan. Dia benar-benar berniat mengambil semuanya."
"Apa lagi yang terjadi sekarang?"
"Dia berkata jika perempuan itu sedang mengandung!" Karin kesal sekali. Naruto tahu apa kelemahan terbesar Ibu mereka, dan karena rencana sebelumnya gagal, dia bermaksud memakai cara lain.
"Semua pasti hanya bualan."
"Karin ..."
Wanita berambut merah tersebut mendongak. Ia menatap wajah sang suami yang sekarang sedang menghela napas panjang. Dia terlihat lelah.
"Sudahlah. Hentikan semua ini. Bukan hanya Naruto, tapi kau pun sudah cukup berlebihan."
Karin menatap tidak terima. "Berlebihan atas apa? Aku hanya berusaha agar kau mendapatkan tempat di Namikaze. Aku kesal karena Naruto selalu--"
"Aku tidak pernah meminta itu darimu."
Karin terdiam.
"Jika Naruto mendapatkan warisan sepenuhnya, itu adalah haknya. Kau seharusnya tidak perlu bersikap keras terhadap dirimu sendiri untuk hal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement [ NaruHina ] ✔
FanfictionHubungan mereka sederhana; Hanya perlu melakukan 'hal kecil' yang Namikaze Naruto inginkan, maka Hyuga Hinata akan memperoleh apa yang Ia butuhkan. *** "Karena kita bukan orang yang saling mengenal, kurasa, ini tidak akan menjadi masalah yang begitu...