Chapter 19

716 41 0
                                    

Sontak Nata terkaget lalu melepas pelukan itu dengan cepat dan menatap Teddy kembali
"Kenapa kamu menatap saya seperti itu? Hm?" ucap Teddy
"T-tidak kok, Pak" ucap Nata canggung

Teddy mengelus tangan dan menatap Nata dengan penuh keharuan
"Renata, izinkan saya bicara, jujur saya juga menyukai kamu setelah kita berbicara di teras belakang waktu itu, hampir setiap saat pikiran saya ini seolah hanya ada kamu, sudah dari dulu saya ingin mengungkapkannya tetapi rasa gengsi yang meliputi ini membuat saya maju mundur untuk dengan perasaan ini, jadi izinkan saya untuk lanjut tahap yang lebih serius bersama kamu" ucap Teddy
"Maksudnya gimana? Kenapa harus gengsi? secara pribadi juga Bapak pastinya sudah banyak orang yang mengagumi" ucap Nata
"Tapi mereka bukan kriteria saya" ucap Teddy
"Lalu kriterianya seperti apa?" ucap Nata
"Saya tidak bisa menggambarkan apa dirimu yang sebenarnya, intinya saya merasa nyaman saat bersama kamu, tidak ada pandangan wanita lain selain kamu, Nat" ucap Teddy

Nata kembali terdiam
"Apakah kamu menolak perasaan saya, Nat?" ucap Teddy sedikit khawatir
"Apakah Bapak yakin menyukai saya juga, jangan sampai Bapak memaksa perasaan ini hanya untuk mengasihani saya, saya tidak mau seperti masa lalu" jawab Nata
"Iya Nata, saya sangat yakin sama perasaan ini, kamu mau kan?" ucap Teddy
"Sejujurnya saya terlalu lelah dengan kabar yang ada" lanjut Teddy
"Berita tentang?" ucap Nata
"Biasalah Nat, media berlebihan menyebarkan berita aneh tentang saya" ucap Teddy
"Iya benar juga" ucap Nata

Jujur saja Nata juga mempunyai perasaan yang sama akan tetapi dia merasa tidak pantas bersanding bahkan hidup bersama dengan orang sesempurna atasannya ini.

"Maaf sebentar, izinkan saya untuk berbicara kembali" ucap Nata
"Silahkan saya akan mendengar" ucap Teddy
"Saya juga memiliki perasaan yang serupa bahkan lebih dari ekspektasi saya namun jika dipikir kembali apakah saya layak melanjutkan hidup bersama Bapak? Bukannya memandang buruk sisi pribadi Bapak, saya hanya ingin belajar menerima kesadaran dari pengalaman masa lalu saya, saya tidak mau terluka kedua kalinya karena cinta yang tidak tahu arahnya kemana" ucap Nata
"Se trauma itukah kamu dengan masa lalumu?" ucap Teddy

Nata menundukkan kepalanya dan hanya mengangguk iya.
"Jika tidak keberatan, izinkan saya untuk mendengar cerita kamu?" ucap Teddy
"Apakah Bapak yakin akan mendengarnya?" ucap Nata
"Tentu saja, dulu kamu sudah pernah mendengarkan cerita saya dan sekarang kamu bercerita lalu saya akan mendengarkannya" ucap Teddy

Nata menarik nafas beratnya sembari berpikir akan mulai darimana dia akan bercerita.
"Kenapa? kamu nggak bisa bercerita, maafkan saya sudah memaksa kamu" ucap Teddy
"Tidak Pak. Saya akan bercerita" ucap Nata
"Jadi sekitar 2 tahun lalu, saya pernah menjalin hubungan dengan laki-laki. Pada awalnya masih baik-baik saja layaknya pasangan umumnya, berjarak beberapa bulan sikap dia berubah bahkan setiap kami bertengkar dia suka memukul saya dengan tangannya padahal hanya masalah sepele dan tak lama setelah itu dia ketahuan berselingkuh dari saya" ucap Nata
"Sampai sebegitunya dia melakukan sepeti itu sama kamu" ucap Teddy
"Iya mau bagaimana lagi? Saya gagal terus-menerus tentang cinta, hingga sampai saat itu juga saya mati rasa dan semenjak perasaan ini hadir saya lupa apa itu mati rasa" ucap Nata
"Maka dari itu, izinkan saya untuk menyembuhkan rasa traumamu itu, akan saya pastikan kamu nyaman bersama saya tanpa ada rasa trauma" ucap Teddy

Nata terdiam dan berpikir sejenak apakah Teddy mempunyai keseriusan yang kuat bagi dirinya itu.

"Baiklah saya menerima perizinan Bapak ke tahap yang lebih serius" ucap Nata tersenyum
"Terimakasih Nata" ucap Teddy
"Sama sama, Pak" ucap Nata
"Jangan panggil Pak dong, panggil bebas asalkan kamu jangan panggil Pak" ucap Teddy
"Iya mas iyaaa" ucap Nata
"Udah ya kamu nggak perlu malu-malu lagi" ucap Teddy
"Ngapain dibahas lagi?" ucap Nata dengan cemberut

Teddy hanya bisa tertawa melihat tingkah kekasihnya itu
"Udah udah nggak ada yang bahas lagi, kamu tidur ya? Itu tangan masih luka" ucap Teddy
"Nggak bisa tidur mas" ucap Nata
"Mau kamu apa sayang?" ucap Teddy

Nata terkaget karena mendengar panggilan itu
"Apaan sih manggilnya" ucap Nata
"Emang kenapa? Kamu nggak suka?" ucap Teddy

Nata menutup wajahnya dengan selimut sedangkan Teddy gemas terhadap sikap Nata
"Iya iya nggak jadi" ucap Teddy

Teddy lanjut terdiam saja
"Ngapain diem?" ucap Nata
"Katanya suruh diem, gimana konsepnya anak ini" ucap Teddy
"Hushh sana gih, mau sendiri aja" ucap Nata
"Nggak mau nanti kamu overthinking lagi" ucap Teddy
"Dihh kok ngatur, situ siapa saya?" ucap Nata
"Aku calon suami kamu" ucap Teddy
"Shh sana sana sok asik kamu" ucap Nata
"Yakin?" ucap Teddy

Nata mengangguk cepat
"Yaudah, kalo nanti ada kerjaan nggak usah tanya-tanya aku" ucap Teddy
"Mas Teddy!!" ucap Nata berteriak
"Wleee coba aja kalo bisa kejar" ucap Teddy berlari keluar kamar

Nata pun menutup pintu kembali dan membaringkan dirinya ke kasur sembari menatap langit kamar
"Ini beneran nggak sih? Gua pertama kalinya pacaran sama duda woilah, tapi nggak papa lah dudanya kan Mas Teddy jadinya aman deh" ucap Nata bergumam sendiri

Setelah ia membayangkan apa yang terjadi pada saat ini, Nata terpejam di alam mimpi.

POV: Kamar Teddy
Teddy kembali mengerjakan pekerjaan dikamar sembari berpikir
"Ternyata masih ada mempercayai perasaan saya ini, saya berjanji Renata akan kupastikan kamu menjadi cinta terakhirku, akan kupastikan kamu nyaman bersamaku tanpa ada rasa ragu, takut, trauma atau apalah itu" ucap Teddy bergunam

Pada akhirnya, Teddy melanjutkan aktivitasnya dikamar hingga ia merasa lelah.













SELESAI, eitsss jangan kecewa dulu dong masih ada chapter selanjutnya yang seru tersaji di cerita ini
Jangan lupa tinggalkan jejak, sayangku!❤️

Love Me, Major.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang