Chapter 28

493 23 1
                                    

NOTE: chapter kali ini sedikit berbeda karena ada bahasa Jawa nya dan udah Author pastikan ada translatenya kok 👍

Oke lanjut!!

Pukul 06.20 pagi
Sinar mentari telah menyapa dibalik tirai jendela kamar Nata
Dirinya segera bersiap turun untuk menyambut kegiatannya

Setelah keluar dari kamar, Nata melihat anggota keluarganya telah berkumpul diruang makan

"Pagi semuanya" ucap Nata
"Pagii Nata" ucap Hendra dan Elia
"Waduu anak wedok wes ayu wae iki, arep nang endi nduk?" ucap Elia
( Waduu anak cewek udah cantik aja, mau kemana dek? )
"Loh sampean lagi nyadar tah ma? Nek anak tunggalmu ayune ngene" ucap Nata
( loh mama lagi nyadar? Kalo anak tunggalnya cantik begini )
"Maksude dino iki ayune bedo pol nduk"
( maksudnya hari ini cantiknya beda banget dek )
"Lha anake sopo disik iki?" ucap Nata
( lah anaknya siapa dulu ini? )
"Anake papa Hendra ngono loh" ucap Hendra
( anaknya papa Hendra gitu loh )
"Lha aku sing lairke kok, dadine iki yo anakku" ucap Elia
( Lha aku yang melahirkan kok, jadinya ini ya anakku )
"Jajal mas takon, bibit utamane seko endi? Yo seko aku lah" ucap Hendra
( Coba mas tanya, bibit utamanya dari mana? Ya dari aku lah )
"Lha sing ngandung 9 sasi, nyusu ngasi pirang pirang sasi yo aku kok" ucap Elia
( lha yang mengandung 9 bulan, menyusu sampai berbulan-bulan juga aku kok )

Nata hanya bisa menikmati debat komedi dari kedua orang tuanya

"Debat capres/cawapres pemilu wes bar, kok yo pindah nang kene" ucap Nata
( Debat capres/cawapres pemilu sudah selesai, kok giliran pindah disini )
"Salahe papa iku loh nduk" ucap Elia
( salahnya papa itu loh dek )
"Mama mu iku lho" ucap Hendra
( mama mu itu lho )
"Halah wes hop! Wes ora iso dipileh salah siji, mending enak meneng wae" ucap Nata
( halah dah cukup! Udah nggak bisa dibela salah satu, mending enak diam aja )

Nata melanjutkan sarapannya setelah menonton pertunjukan gratis, ternyata dalam setiap gerak-gerik Nata, Vivi menatap dengan sinis hingga Nata sendiri menyadarinya

"Lah bocah iki barang, lapo kowe delok-delok ngono?" ucap Nata
( lah bocah ini juga, ngapain kamu lihat-lihat gitu? )
"Pedemu kok nemen ngono leh Ted?" ucap Vivi
( lah, pedemu kok parah gitu Ted? )
"Hah? Maksudmu iki piye?" bingungnya Nata
( hah? Maksudmu gimana? )
"Tak dongakno nek kowe ditakoni wong jawabmu hah heh terus" ucap Vivi
( ku doakan kalo kamu ditanya orang jawabanmu hah heh terus )
"Lambemu iki iso meneng opo ora? mbok yo nek ngomong sing bener" ucap Nata
( mulutmu ini bisa diam apa nggak? kalo ngomong tuh yang bener )
"Maksudmu piye toh ci?" ucap Vivi
( maksud kamu gimana ci? )
"Kata terakhir tadi?" ucap Nata
"Oh iya, Teddy maksudmu?" ucap Vivi
"KOWE KOK ISO RETI?!!" geram Nata
( KAMU KOK BISA TAU?!! )
"Yo reti lah! Aku dikasih tau mama papa" ucap Vivi
( ya tahu lah! )

Tambahan: jika kalian tanya "Vivi kan orang Sulawesi, kenapa lancar bisa bahasa jawa?
Jawaban adalah; karena sebelum kuliah di Singapura, dia pernah tinggal di Jawa selama 3 tahun ( waktu dia SMA )

Lanjutt ceritanyaaa!

Nata hanya bisa terdiam seribu kata dan melanjutkan sarapannya

"Kenapa diam dek" ucap Hendra
"Nggak" singkat Nata
"Yakin dek?" ucap Elia
"Iyaa" singkat Nata
"Aslinya mama papa yang dikasih tau Vivi dari handphone kamu" ucap Hendra
"Sudah kuduga" ucap Nata
"Iya maaf cinatt" ucap Vivi
"Nggak, males" ucap Nata
"Sumpah nggak seru lu ci" ucap Vivi
"Lu duluan mulai" ucap Nata
"Cinataaa!! Lu mau kemana" ucap Vivi
"Kepo" ucap Nata pergi dari ruang makan menuju kamarnya

Love Me, Major.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang