20 ; Real?

1K 171 3
                                    

Ara menggerakkan tungkainya perlahan memasuki sebuah ruangan yang telah dipenuhi suasana haru.

Tangannya yang masih gemetar menandakan Ara yang masih nampak belum menyesuaikan diri dengan keadaan.

Sorot pandang matanya terkunci pada Pucho yang tengah mendekap anaknya erat dan terisak disana. Mereka larut dalam perasaannya masing masing, deru tangis keduanya jelas menggambarkan betapa bahagianya kedua insan tersebut

Ara menarik senyum simpulnya, wanita itu memfokuskan perhatiannya pada seseorang yang menjadi sumber kekhawatirannya belakang ini

"Chika.." ujar Ara pelan, sangat pelan sampai tak dapat terdengar oleh siapapun kecuali dirinya

Wanita itu menatap sendu ke Chika. Sosok yang pertama kali dapat ia temui terbangun dalam wujud manusia sepenuhnya. Sosok yang selalu Ara sesali karena telah meninggalkan dunia lebih dulu darinya kini berada tepat di hadapan Ara, terbaring dan sehat.

"Ayah kangen kamu Chik, ayah kangen banget sama kamu"

Pucho menangkup kedua pipi anaknya, menatap manik mata Chika yang sangat ia cintai dan sangat ia rindukan

Chika meloloskan sebulir demi sebulir air mata yang segera membuat kulit halusnya terbasahi. Perasaannya masih tak terkontrol, jiwanya masih terasa terguncang, fisik dan mental Chika masih mencoba menyesuaikan diri dengan keadaannya sekarang.

"Maaf yah" ujar Chika pelan

Pucho menggeleng cepat kemudian kembali menarik Chika dalam dekapannya

"Ga sayang, kamu ga perlu minta maaf, ayah seneng kamu sembuh, ayah seneng kamu ga ninggalin ayah. Jangan sakit lagi nak"

Chika mengangguk kemudian mendorong bahu ayahnya perlahan sampai sorot mata mereka bertemu

"Chika minta maaf, Chika ngerepotin ayah, Chika selalu sakit"

Chika menggigit bibirnya kecil tepat setelah ia berujar dengan suaranya yang masih gemetar.

Pucho mengerutkan keningnya kasar dan menggeleng.

"Ga nak, kamu ga ngerepotin ayah, jangan mikir kaya gitu lagi"

Chika mengulum bibir bawahnya ragu kemudian mengeratkan genggaman tangannya pada sosok hangat Pucho

"Ayah ga jagain kamu sendirian selama ini" ucap Pucho

Chika menekuk alisnya kecil memandang Pucho dengan tatapan bertanya tanya.

Pucho tersenyum simpul kemudian mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka dari ambang pintu.

"Ara, dia selalu jagain kamu nak, dia nunggu kamu selama ini"

Chika menolehkan kepalanya perlahan ke arah yang ditunjukkan oleh Pucho. Sorot pandang wanita itu segera dipertemukan oleh seseorang yang kini tengah tersenyum tipis ke arahnya

Pandangan Chika terkunci pada Ara, begitu juga sebaliknya. Kedua insan tersebut seolah tengah terhipnotis satu sama lain.

Ara yang bahkan tak melunturkan senyumnya itu menatap Chika sendu. Manik matanya yang pertama kali dipertemukan langsung oleh mata indah Chika berhasil membuat Ara terenyuh

"Chik"

Ara melangkahkan tungkainya mendekat ke bangsal Chika, membuat jarak antara ia dan seseorang yang sangat ia rindukan tersebut menipis

Ara merekahnya senyumnya kemudian menarik tubuh Chika dan menenggelamkan raga wanita itu dalam dekapannya. Ara memeluk Chika hangat, seolah menyalurkan seluruh rasa yang ia pendam selama ini untuk sang sahabat.

(✓) I Love You Ghost! ; ChikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang