Ara membaringkan tubuh lelahnya di lantai, pandangannya sayu ke plafon rumah yang didominasi oleh warna putih polos. Wanita itu menatap kosong bak seseorang yang telah kehilangan jiwanya
"Dimana akal sehat lo Ara?!"
Ara meringis, hentakan kalimat Chika tak henti menerobos masuk ke pikirannya yang membuat wanita itu kembali diselimuti kegelisahan
"Ara?"
"Ara lo ngapain disitu?"
Wanita yang diserukan namanya itu tak menoleh namun ia tau pasti pemilik suara barusan.
Adel dan Zee mengeryit heran dari kejauhan melihat gelagat aneh Ara. Dua sosok tersebut beranjak mendekat kemudian terduduk di sebelah sahabatnya tersebut
"Ara lo ngapain tiduran disini"
Ara memandang Adel dari ekor matanya kemudian menghela nafas berat
"Lo gapapa kan Ra?"
Tak ada sahutan, Ara masih enggan menoleh ke Zee yang barusan berujar
"Ara, lo-"
"Chika udah sadar"
"Hah??"
Adel dan Zee berseru bersamaan tepat setelah Ara melontarkan satu kalimat singkatnya
"Lo serius Ra??" ujar Adel semangat dengan matanya yang telah membinar
Ara mengangguk kecil yang segera membuat kedua sahabatnya itu merekahkan senyum ria
"Akhirnya, usaha lo selama ini nunggu Chika ga sia sia Ra"
Ara tersenyum sungging dan terkekeh remeh. Wanita itu melempar tatapannya sejenak sebelum kemudian bangkit dari posisinya dan memilih terduduk menghadap dua sahabatnya itu
"Ga sia sia lo bilang?"
Adel menyurutkan senyumnya perlahan, begitu juga dengan Zee yang segera menggambar tekukan kecil di dahinya menandakan mereka kebingungan
"Maksud lo apa?"
"Chika ga inget gue"
Adel dan Zee terdiam beberapa waktu, saling melempar tatapan dan masih mencoba mencerna kalimat singkat Ara barusan
"Hah? Maksud lo apa? Chika ga-"
"Chika ga inget gue Del! Dia lupain gue, dia lupain semua tentang persahabatan kita, dia egois, Chika jahat. Dia ngingkarin janjinya buat ga pernah lupain gue!"
Ara berseru lantang, deru nafasnya menggebu sampai urat tangannya mulai ke permukaan. Wanita itu kembali meninggikan nada suaranya tanda ia mencapai puncak emosi
"Ara, tenang dulu, lo-"
"Gimana gue bisa tenang? Chika bener bener ga percaya kalau gue sahabatnya, Chika berubah, dia bukan Chika yang gue kenal!"
Ara melempar tatapan tajamnya ke Adel dan Zee kemudian beranjak dari duduknya dan hendak berlalu pergi
"Ra! Ara tunggu!"
Zee berseru lantang yang rupanya sukses membuat Ara berhenti dan menoleh
"Lo harus pikirin ini dengan kepala dingin Ra, jangan emosi"
Ara menatap Adel dan Zee yang tengah beranjak mendekat ke dirinya itu bergantian
"Chika ga berubah, Chika tetep sahabat lo. Dia cuma butuh waktu Ara"
Wanita itu menyurutkan kerutan di keningnya perlahan menyimak tutur kata oleh Adel
"Gue gatau kenapa Chika bisa lupain hal yang dia alami selama jiwanya di luar raga. Tapi gue yakin, ini ga bersifat abadi Ra. Chika cuma butuh waktu, dia pasti bisa inget semuanya lagi. Dan sekarang itu jadi tugas lo, lo harus bantu Chika inget semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) I Love You Ghost! ; Chikara
Random"Kayanya gue suka sama Chika, tapi masa gue suka sama orang yang udah meninggal?!" "Aneh, tapi kalau kenyataannya gitu, gimana"