19 ; And finally

1K 186 8
                                    

7 hari kemudian.

Ara bersenandung kecil, tungkainya melangkah mantap melewati lorong rumah sakit yang telah tak asing lagi dibenaknya. Tangan kirinya bersembunyi dibalik saku celana dengan tangan satunya lagi menggenggam erat sebuah karangan bunga mawar

Ara melempar seutas senyum pada perawat perawat yang menyapanya seolah telah akrab dengan sosok Ara. Tak heran, seminggu belakangan, Ara nyaris menghabiskan seluruh harinya di rumah sakit.

Wanita itu mempercepat langkahnya sebelum kemudian berhenti tepat di depan sebuah ruang rawat yang selalu menjadi tempatnya bersinggah beberapa waktu ke belakang.

Ara mendorong pintu besi di hadapannya yang segera membuat sorot pandang wanita itu bertemu dengan Pucho yang tengah terduduk disebelah bangsal Chika.

"Pagi om Pucho" sapa Ara ramah

Pucho tersenyum tipis lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri remaja yang telah mulai membina hubungan baik dengan dirinya itu

"Mawar lagi? yang kemarin aja masih disini Ara" kata Pucho

Ara terkekeh pelan. "Gapapa, tadi kebetulan lewat toko bunga juga"

Pucho mengangguk paham. "Yaudah kalo gitu, mumpung kamu udah disini, om mau keluar bentar ya cari makan. Kamu bisa kan jagain Chika dulu"

"Tanpa om suruh juga aku pasti jagain anak om"

Pucho tertawa kecil lagi kemudian mengangguk dan menepuk nepuk pundak wanita itu akrab

"Yaudah om keluar dulu ya"

Ara mengangguk dan melempar seuntai senyumannya sembari mempersilakan Pucho yang segera beranjak meninggalkan ruangan

Sementara Ara, wanita itu memilih beranjak mendekat ke bangsal sahabatnya, menaruh karangan bunga dan beralih duduk di pinggir bangsal Chika.

"Apa kabar hari ini? lo masih ga mau bangun?"

Ara bermonolog dengan tubuh Chika yang masih belum menunjukkan bergerakan. Tangan Ara terulur mengelus pelipis Chika dan menyelipkan helai helai rambut ke belakang telinganya

"Lo ga kangen sama gue Chik? lo ga kangen kita cerita cerita dan main kaya dulu?"

Ara mengunci sorot pandangannya pada wajah elok Ara. Kelopak matanya yang tertutup rapat, deru nafas pendek dan kulit halus si wanita nyaris membuat Ara terhipnotis

"Lo mungkin cape denger gue ngomong ini selama seminggu terakhir. Tapi Chik, gue ga akan pernah lelah buat bilang kalau gue kangen sama lo"

"...Gue kangen saat dimana gue bangun tidur, hal pertama yang gue liat adalah lo. Gue kangen saat gue bosen di kelas, lo selalu ada buat nemenin gue. Gue kangen saat dimana kita ngehabisin waktu istirahat bersama. Gue kangen semuanya Chik, gue kangen lo"

Ara memandang Chika lama dengan tatapan sendu. Matanya berkaca kaca menandakan Ara tengah mencoba menahan cairan bening itu menerobos keluar

Wanita itu mengadahkan kepalanya menyeka air mata kemudian menarik nafas panjang dan mengeratkan tautan tangannya pada Chika.

"Lo jahat Chik, kenapa lo betah banget tidur disini? apa mimpi lo terlalu indah sampe lo gamau bangun?"

Untaian kalimat emosional Ara tertutur dengan halus dan lembut menandakan sang empu masih dalam suasana kurang baik

Ara menekan air liur di tenggorokan kasar kemudian menepuk nepuk pipinya beberapa kali mencoba menyadarkan diri.

"Gue mau ke toilet bentar ya Chik"

Ara bermonolog sekali lagi kemudian perlahan bangun dari duduknya. Wanita yang belum melepas genggaman tangannya itu berbalik badan hendak beranjak pergi.

(✓) I Love You Ghost! ; ChikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang