16 ; Reality

941 162 15
                                    

Ara memberhentikan sepeda motornya cepat di beberapa meter di depan. Wanita itu melepas helm lalu tanpa membuang waktu segera beranjak pergi.

Ara memasuki area rumah sakit yang nampak cukup sepi, lorong demi lorong terlewati oleh Ara yang masih dipenuhi penasaran dalam lubuk hatinya

Kakinya melangkah mantap namun pikiran Ara hanya benar benar tertuju pada satu hal. Chika, bagaimana keadaan sahabatnya dan apa yang sebenarnya terjadi pada sosok yang menjadi sumber kegelisahan Ara itu.

"Gue harus cari papa sekarang"

Ara bermonolog kemudian melirik jam tangannya sejenak mencoba mengecek waktu.

Namun rupanya perhatiannya yang teralih hanya beberapa detik itu berhasil membuat Ara kehilangan fokus sampai tubuh wanita itu tersentak

Ara menubruk seseorang sampai tubuh mereka saling tersentak bersamaan

"Eh sorry om, sorry aku ga sengaja" kata Ara panik sembari berjongkok mencoba membantu memungut barang barang seseorang yang telah ditabraknya

"Gapapa gapapa, om juga salah terlalu buru buru" ujar pria dewasa yang masih memunguti barangnya yang berserakan tersebut

"Maaf ya om sekali lagi, om gapapa kan?"

Pria itu mengadahkan kepalanya lalu tersenyum tipis.

"Om gapapa, kamu sendiri?"

"Aku gapapa om"

Pria itu mengangguk mengerti namun sedetik kemudian malah mengeryit menatap Ara

"Seragam kamu mirip sama seragam anak Om, kamu sekolah di SMA yang paling dekat dari sini juga kan?"

Ara mengerjap kemudian tersenyum simpul. "Iya om, aku anak baru, kebetulan banget"

Pria itu menyurutkan senyumnya perlahan berganti dengan tatapan sayu.

"Murid baru ya, berarti kamu ga kenal sama anak om"

Ara menaikkan satu alisnya tak mengerti. "Emang kenapa om?"

Pria itu menghela nafasnya berat. "Anak om udah lama ga dateng ke sekolah, makanya kamu pasti ga kenal dia"

Ara menatap wajah lawan bicaranya lama lalu mengangguk mengerti.

"Eh nak, kamu mau ke lorong mana?

"Ke utara om"

"Ah pas banget, om boleh minta tolong bawain sebagian barang ini kalau ga ngerepotin?"

"Oh iya boleh boleh"

Ara beranjak cepat dari duduknya kemudian mengambil alih beberapa barang yang telah ia kembalikan ke tempatnya semula

"Makasi ya nak"

Ara mengukir senyum ramahnya kemudian mengangguk.






















"Kamarnya dimana om?"

"Itu di depan, nomor dua dari pojok"

Ara menoleh ke arah yang ditunjukkan pria di sebelahnya kemudian mengangguk.

"Kalau boleh tau siapa yang dirawat disini?" tanya Ara memulai obrolan

"Keluarga om"

Ara sekali lagi mengangguk mengerti atas jawaban singkat oleh lawan bicaranya

"Ini taruh dimana?"

Pria itu menoleh. "Oh masukin aja ke dalem nak, ayo"

Pria itu melirik sejenak ke Ara sebelum kemudian mendorong pintu besi di depannya dan melangkah masuk tentunya diikuti oleh anak remaja yang setia mengekorinya

(✓) I Love You Ghost! ; ChikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang