"Ara"
"Ara, nak"
"Ar-"
"Eh iya?"
Tubuh Ara tersentak kecil, wanita itu mengusap ngusap kelopak matanya mencoba menjernihkan penglihatan setelah tertidur beberapa waktu
"Kalo kamu ngantuk, kamu pulang aja nak, om bisa jagain Chika dulu"
Pucho berujar lembut sembari menepuk pelan pundak Ara yang masih nampak terduduk dikursi tunggu sejak tadi
"Ngga om, gapapa. Oh ya, Chika gimana?"
"Dia udah tidur, kamu mau masuk?"
Ara mengulum bibir bawahnya ragu sembari terdiam sejenak mencoba memikirkan tawaran Pucho
"Om tau kamu kepikiran ucapan Chika tadi, kalau kamu mau masuk sekarang, silakan"
Ara menatap punggung tangan Pucho yang masih bertengger di bahunya kemudian tersenyum simpul
"Makasi om"
Ara menutup pintu ruangan perlahan kemudian memelankan langkahnya mencoba meminimalisir suara yang ia buat agar tak menganggu
Ara beranjak mendekat ke bangsal Chika, tempat dimana sahabatnya itu tengah terbaring dengan kelopak matanya yang masih terpejam
Tatapan sendu di wajah Ara kembali tergambar, wanita itu meringis kecil kala bayangan ucapan Chika kembali menghantui pikirannya
"Chik"
Ara berujar pelan, sangat pelan. Perasaannya kembali dibuat campur aduk. Kegelisahan yang baru meninggalkan dirinya kini kembali menggerogoti Ara
"Lo ga akan ngelupain gue kan Chik?"
Ara mengunci pandangannya pada sang sahabat kemudian segera mengadahkan kepalanya mencoba menyeka air mata yang nyaris membasahi kulit wajahnya
Ara beranjak lebih dekat, meraih jemari Chika dan hendak ditautkan pada miliknya. Tapi belum sempat Ara merasakan telapak Chika, sosok manis yang tengah tertidur tersebut lebih dulu menunjukkan pergerakan pergerakan tak nyaman
Chika mengeryit kemudian menggeliat kecil menandakan ia mulai terbangun dari tidur lelapnya
Ara sontak menjauhkan tangannya memperhatikan Chika yang perlahan mulai membuka kelopak mata membuat pandangan mereka segera bertemu.
"Sorry, gue ga sengaja bangunin lo" ujar Ara panik
Chika mengerjap ngerjap beberapa kali kemudian dengan perlahan mengubah posisinya dari terbaring menjadi setengah duduk
"Lo lagi" kata wanita itu pelan
Ara mengulum bibir takut dan mengangguk. "Gue cuma pengen ngeliat keadaan lo"
Chika menatap wajah sendu Ara lama lalu membuang nafasnya panjang.
"Lo siapa sebenarnya? kenapa lo bilang lo kenal gue? gue sendiri ga pernah ketemu lo"
Satu kalimat, hanya satu kalimat panjang Chika berhasil membuat perasaan Ara tercabik cabik. Wanita itu memandang Chika sedih, sosok yang sangat ia rindukan kini belaga seolah mereka tak saling mengenal
"Gue Ara, gue sahabat lo Chik, gimana bisa lo ga inget gue??"
Chika meringis. "Berapa kalipun gue coba inget, gue tetep ga kenal sama lo Ara, mungkin lo salah orang"
Ara menatap Chika kebingungan lalu berdecak.
"Gue ga salah orang! Lo bener Chika, lo Chika sahabat gue, Chika yang selalu nemenin gue kemana mana, Chika yang selalu ngajarin gue materi yang ga gue bisa, Chika yang selalu marah kalo gue bolos kelas. Lo itu Chika, lo sahabat gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) I Love You Ghost! ; Chikara
De Todo"Kayanya gue suka sama Chika, tapi masa gue suka sama orang yang udah meninggal?!" "Aneh, tapi kalau kenyataannya gitu, gimana"