"Ayah lo mana?"
Chika yang baru hendak melangkah memasuki area rumahnya tersebut sontak menoleh.
"Ayah masih kerja, lo mau masuk dulu?"
Ara tersenyum sumringah dan mengangguk kemudian mengekori langkah Chika memasuki area kediamannya
Ara berjalan langkah demi langkah sembari menyorot inci perinci rumah sahabatnya yang masih nampak asing di mata Ara
Interior unik dan ruangan yang didominasi warna putih cukup menenangkan hati siapapun yang melihatnya.
"Kamar gue di atas, ayo"
Ara menoleh lagi kemudian mengangguk dan kembali mengikuti Chika yang membawanya ke area atas.
"Wow, kamar lo emang selalu rapi gini?"
Chika terkekeh kemudian melempar tubuh lelahnya ke kasur dan terbaring kesana.
"Iya dong, emang kamar lo kaya kapal pecah terus"
Ara mendengus dan mencibir malas kemudian memilih mendudukkan dirinya di sebelah Chika yang masih berbaring
"Gue kangen banget tidur disini, bangsal rumah sakit bener bener bikin ga nyaman"
Ara terkekeh lucu memandang Chika yang mengembungkan pipi gemas
"Makanya jangan sakit lagi Chik, lo harus sehat terus"
Chika mengangguk dan memberikan dua jempolnya di hadapan Ara.
"Ra, gue boleh tidur disitu?"
Ara mengeryit. "Hah? Tidur diman-"
Mata Ara membelalakkan, ucapannya terputus bersamaan dengan Chika yang tiba tiba beralih dari posisinya dan malah membaringkan diri dengan paha Ara sebagai bantal untuk kepalanya
Ara mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian memalingkan pandangannya dari Chika.
"Ra" panggil Chika pelan
Si pemilik nama menoleh lalu menaikkan alisnya seolah bertanya 'apa'
"Selama gue koma, lo pasti bosen harus jagain gue terus"
Ara mengerutkan keningnya malas seolah tak bersemangat dengan topik pembahasan Chika
"Gue ga punya alasan untuk bosen Chik, justru gue seneng bisa jagain lo setiap hari. Cuma dengan ngeliat lo masih bernafas cukup buat gue lega"
Chika menarik ujung bibirnya simpul memandang Ara dengan tatapan penuh rasanya.
"Lo keliatannya khawatir banget"
Ara mendengus. "Iya lah Chika, lo sahabat gue, lo orang paling berharga di hidup gue setelah papa"
Chika terkekeh lucu kemudian mencubit kecil lengan sahabatnya sampai Ara meringis.
"Cieee"
"Aw kok dicubit sih" gerutu Ara sebal
Chika yang masih menampakkan raut wajah tak bersalahnya itu malah menunjukkan deretan giginya lucu
"But i'm super sure, gue bener bener sekhawatir itu dulu Chik, semua bayangan hal terburuk yang bisa nimpa lo selalu ngehantui pikiran gue"
Ara tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangannya dari Chika dan menarik nafas panjang
"...Ga ada hari tanpa gue mikirin keadaan lo, gue selalu takut lo kesakitan dan gue takut lo ga akan bangun lagi. Tapi ternyata semesta masih sayang sama lo, ternyata kita masih diizinin untuk ketemu satu sama lain lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) I Love You Ghost! ; Chikara
Random"Kayanya gue suka sama Chika, tapi masa gue suka sama orang yang udah meninggal?!" "Aneh, tapi kalau kenyataannya gitu, gimana"