Hari minggu adalah hari merdeka bagi para pelajar, dimana mereka bisa bersantai dan melakukan apapun yang mereka inginkan setelah lelah dengan aktivitas mereka di hari-hari sebelumnya atau mengisi tenaga untuk bersiap menjalani hari berat mereka selanjutnya.
Namun itu tak berlaku bagi seorang gadis jangkung berambut hitam panjang yang kini ia ikat dan sengaja di tutupi oleh topi. Rana, gadis itu sedari pagi di sibukan dengan pekerjaannya sebagai seorang barista sekaligus kasir di sebuah kedai Ice cream dan berbagai macam minuman.
Bibirnya sedari pagi terus saja menyunggingkan senyuman ramah pada para pelanggan yang semakin ramai. Rana merasa wajahnya mulai kaku dan pegal karena hal tersebut namun apa boleh buat, itu adalah salah satu hal wajib yang di perintahkan oleh atasannya.
"Saya ulangi, 1 Oreo sundae, 2 milktea original, dan 1 strawberry float, semuanya normal ice dan take away.."
"Ya.."
"Baik, totalnya 73 ribu" Tangannya terjulur mengambil selembar uang dari tangan sang pelanggan.
"Kembaliannya 27 ribu, silahkan tunggu di sebelah sana. Terimakasih.."
Rana terdiam, ia memejamkan matanya sesaat dan menghela nafas. Setelah pelanggan barusan, tak ada lagi antrian pelanggan yang membuatnya bisa sedikit bernafas lega.
Gadis itu berjongkok, mengambil segelas penuh air dan meminumnya hingga habis.
Ia kembali menegakkan tubuh, melirik keluar jendela. Langit terlihat sangat terang, gadis itu mengalihkan pandangan pada partner kerjanya."Eh Sa, jam berapa?" Tanyanya, gadis tersebut melihat jam di pergelangan tangannya.
"Over shift lo, apa mau lembur?" Ujar si gadis dengan senyuman miring. Rana menggeleng cepat.
"Ogah! gue masih banyak PR!"
"Dududu.. anak yang rajin!" Rana hanya tersenyum menanggapinya, gadis itu berjalan kearah loker khusus karyawan.
Melepaskan topi dan appron yang mengikat pinggangnya kemudian menaruhnya ke dalam loker seraya mengambil hoodie dan ransel dari dalam sana.
"Sa, gue duluan ya. Bang Dida udah di parkiran kok"
"Oke Ra, hati-hati di jalan" Ia mengacungkan ibu jari kemudian keluar dari sana menggunakan pintu belakang toko.
Tangan kanannya mengusap perut yang terasa perih dan melilit, ia ingat betul bahwa sedari pagi hanya selembar roti yang mengganjal perutnya juga beberapa gelas besar air mineral.
Rana menghentikan langkah, meraba satu persatu saku celananya kemudian tersenyum kala melihat selembar uang 20 ribu kini berada di tangannya.
Dengan langkah cepat, gadis tersebut menuju sebuah rumah makan sederhana kemudian memanjakan perutnya sebelum terasa lebih sakit.
Langit tak secerah tadi, saat akhirnya Rana memutuskan untuk duduk di sebuah bangku besi yang berada di area taman kota. Gadis itu bersila kaki di atas bangku seraya memainkan ponsel, bukan tanpa alasan Rana betah disana. Itu karena taman kota tersebut menyediakan sambungan Wi-Fi gratis bagi para pengunjungnya.
Gadis itu nampak asik menyaksikan video penampilan sekelompok gadis cantik yang menari dan bernyanyi bersama, seraya menunggu unduhan file yang akan ia pelajari untuk bahan ujiannya nanti.
Rana mendongak merasa lehernya pegal, tangannya memijat kecil tengkuk belakangnya dan seketika terdiam kaget.
"Anjirr, udah malem?" Gumamnya, ia kemudian mengalihakan pandangan pada jam digital di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)
Teen Fiction"Aku hanya berpikir jika kau tak memiliki perasaan padaku tanpa pernah melihat semua tanda cinta yang kau tunjukkan di depanku." "Maaf tentang pemikiran naif ku. Kembalilah, rasa kita serupa dan jalan kita tak berbeda." INGET INI LAPAK GxG!