Rana berjalan cepat dengan kepala yang sedikit tertunduk karena bengkak di tengkuknya yang menghalangi. Gadis itu sengaja menggerai rambut panjangnya menutupi bengkaknya. Beruntung sang security sekolah belum menutup gerbang, ia tersenyum kearahnya dan kembali melanjutkan langkah menuju kelas.
Gadis itu mengernyit saat berjalan menuju bangkunya, menatap bangku Eve yang kosong.
Ia mendudukan tubuhnya dan kembali menatap bangku Eve. Rana mencondongkan tubuh, mencolek bahu seorang pria yang berada di depannya."Eve kemana?"
"Gak tau, gak masuk kali!" Timpal sang pria, gadis itu mengangguk dan kembali menegakkan tubuhnya dan bersiap memulai pelajaran karena seorang guru pun telah masuk ke kelasnya.
Tok..Tok..
"Maaf bu, saya di suruh pak kepala sekolah untuk manggil kak Rana.."
Rana yang tengah sibuk mencatat kemudian melirik kearah depan kelas, disana Belva bersama seorang gadis lainnya berdiri menatapnya.
"Rana.." Panggil sang guru, Rana mengangguk kecil kemudian menutup bukunya dan bangkit berjalan keluar kelas bersama Belva dan gadis lainnya.
"Kenapa jalan lo begitu kak?" Tanya Belva heran melihat Rana yang berjalan tertunduk hingga rambutnya menghalangi wajah.
"Anu!"
"Anu lo pindah ke jidat?" Tanya Belva mengundang tawa gadis lainnya, Rana menatapnya datar dan mengacungkan jari tengah padanya.
"Lagian jawabnya anu-anu mulu!"
"Ini gue ngapain di panggil kepsek?" Tanya Rana mengalihkan pembicaraan.
"Lo mau di DO kali!"
Plakk!
Rana mendaratkan tamparan keras pada kening Belva membuat gadis itu meringis sedangkan gadis lainnya kembali tertawa.
"Sakit bego!"
"Biar otak lo mikir dulu sebelum bacod!"
"Haha.. " Gadis yang sedari tadi bersama mereka pun hanya bisa tertawa melihat tingkah Belva dan kakak kelasnya tersebut.
Rana tak mangindahkan tatapan tajam Belva kearahnya, ia berjalan santai menuju ruangan kepala sekolah yang tak jauh darinya kini.
"Masuk sono!"
"Kalian?"
"Kita cuma disuruh manggil lo, gak ikut di DO!" Belva kemudian berlari menghindari Rana yang terlihat akan kembali menamparnya. Ia mengacungkan jari tengah pada Belva yang kini menjulurkan lidah dari tempatnya.
Tok..Tok..
"Ya, masuk!"
"Permisi pak, bapak manggil saya?"
"Ayo masuk Rana" Rana mengangguk kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut tak lupa menutup kembali pintunya.
"Duduk"
"Iya pak" Gadis itu menarik kursi dan duduk berhadapan dengan sang kepala sekolah.
"Begini, tentang proposal beasiswa yang kamu ajukan untuk ke perguruan tinggi itu sudah di setujui."
Rana berbinar, "Serius pak?"
"Iya Rana. Tapi bukan di kota ini.."
"Maksud bapak?"
"Begini, saya mengajukan beberapa proposal untuk kamu dan ada 4 universitas yang dengan cepat memberi tanggapan.." Ia menjeda kalimatnya, mengambil beberapa berkas dari meja di sampingnya kemudian menaruhnya di hadapan Rana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)
Ficção Adolescente"Aku hanya berpikir jika kau tak memiliki perasaan padaku tanpa pernah melihat semua tanda cinta yang kau tunjukkan di depanku." "Maaf tentang pemikiran naif ku. Kembalilah, rasa kita serupa dan jalan kita tak berbeda." INGET INI LAPAK GxG!