"Nih minum.."
"Thanks Ra.."
Deg!
Rana terkesiap bahkan hampir melemparkan botol dalam genggamannya kala mendengar gadis tersebut menyebut namanya. Ia menatap lekat kearah sang gadis dan membelalak kala si gadis asing kini membuka masker.
"E-Eve.."
Eve, ternyata gadis yang ia tolong. Gadis itu menunjukkan senyuman manis pada Rana namun kedua matanya berkaca-kaca.
Ia bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh Rana dengan erat.
"T-thanks Ra.."
"L-lo nangis?" Rana mencoba melepaskan pelukan namun Eve menggeleng dan mengeratkan pelukannya.
"Hiks.. G-gue takut, Ra.."
"Ssttt.." Rana perlahan mengangkat kedua tangannya berniat membalas pelukan Eve, dengan canggung menepuk pelan punggung sang gadis.
"Lo ngapain disana tadi?" Tanya Rana kini keduanya terduduk bersebelahan, masih di depan minimarket.
"I-iseng aja"
"Ck! Iseng lo bikin petaka!" Rana bedecak kesal seraya melirik kecil pada Eve yang berada di sampingnya.
"Gue nyoba cari jalan pintas buat pulang ke rumah" Rana mengernyitkan dahi, Eve menghela nafas panjang kemudian menatap Rana.
"Kemaren gue liat lo masuk ke salah satu gang disana, gue awalnya gak tau jalan itu mengarah kemana tapi supir gue bilang kalo itu jalan pintas kearah kompek. Dan, entahlah gue sepenasaran itu!"
"Hah.. tapi kenapa harus malem-malem? lo juga gak tau gimana kondisi jalanan disana kalo malem kan"
"Iya, gue salah" Eve menundukkan kepalanya, Rana menghela nafas, tanpa sadar mengangkat tangan dan mengusap pundak si gadis.
Dalam tunduknya, Eve tersenyum merasakan usapan hangat nan lembut dari tangan Rana yang jelas sangat ia rindukan selama ini.
"E-eh.. sorry.." Rana seakan tersadar ia menarik tangannya dari pundak Eve dengan canggung.
Keduanya terdiam merasakan kecanggungan yang kian pekat.
Hingga akhirnya Rana bangkit dari tempat duduknya, "Lo telpon sopir lo, gue duluan!"Belum sempat Eve bereaksi, Rana melangkahkan kaki jenjangnya hendak pergi dari sana namun kembali terhenti.
"Akhh.."
Eve bangkit tergesa dan menahan tubuh Rana yang hampir terhuyung jatuh, ia meneliti seluruh tubuh Rana dan menariknya kembali duduk.
"Kaki lo kenapa?"
"Shhh.. gak tau, sakit banget" Gadis itu meringis, kedua matanya terpejam erat merasakan kesakitan pada pergelangan kaki kirinya.
"Keseleo pas lari tadi?"
"Mungkin!"
Rana menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, mencoba mengatur pernafasan agar rasa sakit itu teralihkan. Ia membuka matanya menatap Eve yang menunjukkan wajah cemas.
Ia menegakkan tubuh, tersenyum manis pada Eve dan kembali berdiri.
"Gue gapapa, tadi cuma kram doang"
Eve menggeleng,"Gak, gue tau lo boong!"
"Ra.. Rana.."
Rana berjalan meninggalkan Eve, gadis itu menyeret kaki kirinya. Seakan tak ingin berlama-lama bersama Eve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)
Ficção Adolescente"Aku hanya berpikir jika kau tak memiliki perasaan padaku tanpa pernah melihat semua tanda cinta yang kau tunjukkan di depanku." "Maaf tentang pemikiran naif ku. Kembalilah, rasa kita serupa dan jalan kita tak berbeda." INGET INI LAPAK GxG!