Drttt.. Drttt..
Deringan ponsel yang semakin menyalak membuat Rana mengerjapkan kedua matanya. Ia mendengus kesal dan terbangun oleh hal tersebut.
Tatapannya terpaku pada wajah seorang gadis yang masih tertidur di atasnya.Perlahan ia mengangkat tubuhnya, kemudian menurunkan kedua kakinya dan mematikan alarm dari ponsel Eve yang berada di atas meja.
Rana kembali menatap gadis di sebelahnya, tersenyum tipis kemudian mendekatkan wajah kearah wajah sang gadis.Cuph!
"Thanks Eve.."
Ia berbisik teramat pelan setelah mendaratkan kecupan di kening Eve yang masih tertidur. Gadis itu berbalik, menegakkan tubuhnya dengan sangat hati-hati kemudian berjalan terpincang menuju kamar berniat membasuh tubuh dan bersiap untuk sekolah.
Tanpa di duga Eve yang masih memejamkan mata tiba-tiba mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk senyuman.
20 menit kemudian, Rana keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah yang membalut tubuh. Wajahnya terlihat lebih segar dari kemarin, ia mengikat rambut panjangnya, poni pendeknya pun ia tata kearah samping.
Gadis itu berjalan pelan kearah ruang tengah namun langkahnya terhenti melihat Eve yang berdiri di dekat meja makannya.
"Eve.."
"Hai, pagi Ra.." Eve membalikkan tubuh dan tersenyum lebar pada Rana, Rana membalas dengan senyuman teramat tipis.
"Gue boleh pinjem kamar mandi lo?" Tanya Eve kemudian, Rana mengangguk dan membuang pandangan.
Eve tersenyum riang, ia mengambil ranselnya di atas kursi kemudian berjalan kearah kamar Rana. Rana masih di posisinya, menatap bingung beberapa makanan yang tersaji di atas meja makan. Ia kembali membawa langkahnya menuju dapur kemudian menuangkan segelas air ke dalam gelas dan meneguknya.
"Kenapa gak di makan?" Tanya Eve yang kini terduduk di depannya dengan seragam sekolah yang telah menempel di tubuh juga riasan sederhana yang menambah kecantikan si gadis.
"Tadi pas lo mandi, gue minta supir gue buat bawain sarapan dan seragam.." Jelas Eve seakan tahu arti dari tatapan bingung Rana. Rana mengangguk paham.
"Yuk makan" Lagi, Rana mengangguk. Ia mulai menyantap makanannya. Eve menatapnya dengan senyuman dan ikut menikmati sarapan pagi mereka dengan tenang.
Ckittt!
Mobil hitam mewah milik Eve terhenti tepat di area parkir sekolah mereka. Tadi pagi, ia meminta sang sopir untuk tak mengantarnya dan meninggalkan mobilnya di halaman rumah Rana, itulah mengapa kini ia mengemudi sendiri bersama Rana di sebelahnya.
"Ra, lo beneran gapapa? kaki lo?"
"Aman!" Timpal Rana singkat seraya melepas seatbelt, gadis itu kembali melirik Eve, memberikan senyuman tipisnya agar Eve tak terlalu cemas kemudian keluar dari dalam mobil.
"Gue yang gak aman! hufft.. " Eve mengeluh lemas kemudian keluar dari mobil menyusul Rana yang terlebih dahulu berjalan memasuki area sekolah.
Rana menundukkan kepala seraya menggigit bibirnya, menahan sakit yang masih terasa pada pergelangan kakinya namun dengan sekuat tenaga memaksakan kakinya berjalan normal.
Karena hari ini team basketnya akan kembali bertanding, mereka berhasil masuk ke semifinal setelah mengalahkan beberapa sekolah lainnya belum lama ini.
Eve menatap Rana yang berjalan tepat di depannya, gadis itu telah menawarkan bantuan untuk memapah Rana namun ia menolak membuatnya pasrah karena tak ingin Rana kembali tak nyaman berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Aku hanya berpikir jika kau tak memiliki perasaan padaku tanpa pernah melihat semua tanda cinta yang kau tunjukkan di depanku." "Maaf tentang pemikiran naif ku. Kembalilah, rasa kita serupa dan jalan kita tak berbeda." INGET INI LAPAK GxG!