CIHYL | 19.0

861 65 1
                                    

Dug.. dug..

"WOY OFFENS!" 

PRITTT!

"LO BISA MAIN GAK SIH?!" 

"RUN..RUN..RUN..!!"

Rana menatap kearah Rey yang berdiri di pinggir lapangan. Sebelah alisnya terangkat, merasa heran dengan tingkah sang pelatih yang tak biasanya bersikap terlalu keras seperti ini pada tim asuhannya.

Ia melirik kearah tengah lapangan di mana semua gadis tengah berlatih kecuali dirinya yang memang baru datang karena mengikuti pelajaran tambahan tanpa Eve. 

Rana mencemaskan kondisi para gadis yang nampak sangat kelelahan sekarang. Ia bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah Rey yang masih berkacak pinggang.

"Break dulu kak, kasian mereka cape!"  Namun Rey tak menghiraukannya.

"DELTA WOY DELTA!!" 

Rana memejamkan mata mendengar teriakan Rey yang begitu keras. Gadis itu menghela nafas kemudian menarik paksa pluit yang berada di tangan Rey.

PRITTTT

"BREAK!!" 

"Hahhhh.. "  

Seketika para gadis terduduk lesu dengan nafas yang terengah.
Rey menatap tajam pada Rana, ia membalikkan tubuhnya menghadap penuh pada gadis jangkung tersebut.

"Lo pikir lo siapa hah?!" 

Deg!

Rana seketika menatapnya, gadis-gadis lain yang sedari tadi berkeluh pun seketika terdiam dan menatap kearah kedua gadis di hadapan mereka. Suasana terasa sangat menegangkan terlihat jelas wajah Rey yang memerah juga mata yang di penuh amarah.

"Mereka cape kak.." Balas Rana tenang, berusaha tak terpancing.

"LO PIKIR GUE GAK CAPE?!" 

Kedua matanya membulat sempurna, kedua tangan masih berada di pinggangnya. Rana menatap kaget pada Rey yang untuk pertama kali membentaknya di depan teman-teman satu timnya. Rana menghela nafas panjang kemudian tersenyum.

"Gue tau lo lebih cape. Tapi lo gak boleh kek gini kak.."

"Kek gini gimana maksud lo? Tugas gue disini ngelatih kalian! bukan sekedar main lari-larian!" 

Eve, Kei, Belva dan gadis lainnya masih menatap kearah kedua gadis tersebut dengan tatapan kaget dan ngeri.

Rana mencoba memahami apa yang dirasakan oleh gadis di hadapannya, ia mengangkat tangan kanannya hendak menyentuh pundak sang pelatih namun Rey menepisnya kasar.

Plakk!

Gadis itu hanya diam meski nyatanya ia mulai sedikit tersulut emosi oleh perlakuan Rey. 
Rey membalikkan tubuh kearah lapangan, menatap wajah gadis-gadis disana yang kini menunduk takut.

"BANGUN! GUE GAK NYURUH KALIAN BERHENTI!" 

Dengan cepat mereka bangkit dari peristirahatannya. Rana mengeratkan rahang, ia  kembali meniup pluit yang ada di tangannya.

PRITTT!

"ISTIRAHAT!" 

Tindakannya mengundang amarah besar dari Rey, Rey kembali menatap Rana dengan nyalang.

PLAKK!!

"K-kak.." Pekikan tu berasal dari Eve yang kaget karena Rey tiba-tiba menampar pipi Rana dengan kencang.

Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang