📍WARNING🌚
Rana dan Eve kini terduduk di tepi ranjang di kamar Rana, mereka memutuskan pulang ke rumah Rana kemudian membasuh tubuh mereka yang mulai menggigil kedinginan.
Kecanggungan tiba-tiba melanda, Rana menoleh, menatap Eve dengan tatapan penuh cinta padanya.
Ia merasa lega saat ini, setelah mengutarakan perasaannya pada Eve. Meski ia menolak memberikan kesempatan bagi Eve untuk menjawabnya.
Rana hanya tak ingin membuat perasaan leganya kembali sesak dan sakit nantinya.Eve terlihat menundukkan kepala dengan tangan yang sibuk memainkan rambut basahnya, gadis itu menyampirkan rambutnya ke sisi lain pundaknya, leher putih jenjangnya terlihat jelas.
Rana yang melihat itu tiba-tiba merasa sulit menelan ludahnya sendiri, jantungnya berdegup kencang dan aliran darahnya semakin cepat.
"Eve.."
"Hm?"
"Gue, boleh cium lo?" Eve perlahan menoleh dengan wajah kaget, di tatapnya lekat wajah cantik Rana.
Tanpa di duga, tangan kanannya perlahan terangkat, menyentuh wajah Rana. Kedua mata Rana terpejam menikmati sapuan lembut ibu jari Eve di pipinya.
Rana membuka matanya, tatapannya kini jatuh pada bibir ranum Eve.
Eve menarik perlahan wajah Rana, tatapannya teralih pada mata dan bibir Rana bergantian. Eve menjilat bibirnya sesaat sebelum memejamkan mata dan menyatukan bibir mereka.
Beberapa saat hanya menempel, Rana sedikit menarik wajahnya, nafasnya semakin memburu. Kening mereka beradu, kedua mata mereka pun bertemu. Ibu jari Eve kembali mengusap pipi Rana, ia sedikit memiringkan kepala dan kembali melumat bibir Rana.
Rana mengimbanginya, ia menghisap bergantian bibir atas dan bawah milik Eve. Lidahnya terjulur masuk ke dalam mulut Eve dan dengan cepat Eve menghisap lidah Rana, menikmati pertukaran saliva mereka.
Tangan kanan Rana kini berada di pinggang Eve, mengusap lembut dan meremasnya. Sedangkan tangan kirinya berdiam di paha Eve, sesekali meremasnya dengan gemas.
Eve membawa tangan kirinya meremas rambut belakang Rana seraya menekan tengkuk sang gadis.
"Shhh.."
Eve meringis kecil kala Rana menggigit gemas bibir bawahnya.
Ciuman mereka kini menuntut dan semakin panas.Rana menarik tubuh Eve semakin rapat, tangannya masuk ke dalam kaos yang Eve pakai, mengusap sensual perut rata Eve.
"Hah.. hah.."
"Hah.. "
Rana melepaskan pagutan mereka, nafas keduanya terengah. Tak lupa dengan mata sayu mereka juga hawa panas yang semakin membakar. Rana menatap lekat kedua manik Eve, bermaksud meminta izin darinya.
Eve paham, ia pun berada dalam nafsu terbesarnya. Gadis itu melepaskan sendiri kaos yang ia pakai, menyisakan bra hitamnya. Kemudian menarik lepas kaos Rana tanpa melepas sport bra sang gadis.
Tangan Rana terangkat, menyentuh lembut wajah Eve kearah leher kemudian belahan payudaranya. Eve memejamkan mata, dada nya semakin di buat naik turun tak beratur. Ia kembali membuka matanya, dengan cepat menarik tubuh Rana untuk berbaring menindihnya.
"Shhhh.."
"Ngghh.."
Eve menurunkan pandangan, menatap Rana yang kini tengah melahap payudaranya. Ia mendongak dengan mulut yang terbuka, permainan Rana saat ini lebih nikmat di bandingkan dengan yang ia rasakan dalam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I HOOP your Love? (GxG) (COMPLETED)
Roman pour Adolescents"Aku hanya berpikir jika kau tak memiliki perasaan padaku tanpa pernah melihat semua tanda cinta yang kau tunjukkan di depanku." "Maaf tentang pemikiran naif ku. Kembalilah, rasa kita serupa dan jalan kita tak berbeda." INGET INI LAPAK GxG!