10

1 0 0
                                    

Terhitung sudah dua hari Rey berada di Rumah sakit. Begitu pula Alea yang sering bolak-balik rumah, sekolah, dan rumah sakit.

Kedua orang tua Alea juga telah kembali, tak jarang pula mereka menjenguk dan menyemangati bunda Rey.

Dalam dua hari itu juga keadaan Rey masih sama, belum ada tanda akan siuman. Dua orang temannya juga kerap sekali bergantian untuk berjaga.

"huft, kamu kapan bangun nya sih kak? Kemaren aja katanya udah baikan makanya kita jalan. Tau gitu aku mana mau"

"ayo bangun dong, janji deh kalau kamu bangun kita jalan-jalan lagi kak"

Air mata Alea menetes, dirinya tak mengharapkan melihat kekasihnya terbaring tak sadarkan diri seperti saat ini lagi. Tapi ternyata takdir tak berpihak padanya.

"jangan kayak gini, dia orang yang kuat jadi dia pasti bangun lagi"

"Kevin bener, sekarang mending lo makan dulu, dari tadi pagi belum makan kan? Kalau sakit juga siapa yang jaga dia?"

Memilih mengalah, Alea beranjak dari kursinya dan berjalan keluar ruangan.

"lo temenin deh Fan takut kenapa-napa gue"

Tanpa menjawab, Elfan beranjak mengikuti Alea.

"kenapa malah disini?"

"...."

"ayo kekantin sama gue, jangan bandel atau gue aduin Rey nanti" Ancamnya.

Mau tidak mau Alea mengekor Elfan yang berjalan mendahuluinya. Sesampainya di kantin Rumah Sakit, Elfan menyuruh Alea untuk mencari tempat dan ia yang akan memesan. Dan tak butuh waktu lama makanannya pun jadi.

"nih makan"

"makasih"

Alea makan dengan tidak semangat. Namun dia juga sadar jika nanti ia sakit juga akan merepotkan.

"habis ini lo mending pulang, istirahat di rumah. Muka lo udah pucet banget itu"

"enggak, gue disini aja"

"yauda"

Tak ada percakapan lagi antara keduanya. Mereka memilih fokus untuk menghabiskan makanannya.

Selesai makan, mereka berdua kembali ke ruang rawat. Ternyata di depan ruangan terdapat bunda, Kevin dan Fira yang sepertinya baru saja sampai.

"Ale" Panggilnya dan langsung memeluk temannya itu. Ia merasa kasihan karena saat ini hanya tatapan kosong yang terpancar diwajah Alea.

"lo pucet banget Al"

"iya nak, kamu pucet banget. Sebaiknya kamu istirahat aja dulu atau mau dipriksa duku?"

"enggak papa kok bun, Alea istirahat aja nanti di dalam. Mungkin ini efek kecapekan"

"tapi nanti orang tua kamu gak nyariin kan?"

"Alea udah ijin kok bun"

"yauda kalau gitu ayo masuk aja semuanya gak papa"

"eh Elfan sama Kevin mau pulang dulu bun"

"loh kenapa?"

"kita ada janji soalnya" Jawab Kevin.

"yaudah kalau gitu hati-hati ya kalian"

"iya bun"

"ayo Al, Fira kita masuk"

"gimana El?" Pertanyaan ambigu Kevin hanya dibalas dengan gelengan oleh Elfan.

"bunda gak setuju kalau Rey-nya aja gak mau"

"tapikan demi keselamatan anaknya?"

"Rey gak bisa jauh sama Alea, sedangkan Alea gak tau Rey sakit apa"

"gak tau? emang dia gak nanya gitu cowoknya sakit apa?"

"udah nanya, sering malahan. Tapi Rey sama bunda kompak nyembunyiin"

"apa kita kasih tau Alea aja biar bunda setuju buat bawa Rey ke luar negeri?"

"mau gue gitu, tapi sebelumnya gue udah diancem sama dia"

"ck terus gimana? dokter udah bilang kemungkinan dia bertahan dikit banget karena alat disini belum menunjang"

"gue gak tau, kita urus mobil Rey dibengkel dulu"

***

"kamu nanti pulang apa gimana nak? kalau pulang sekalian bareng Fira aja biar diantar pak Man"

"iya bun nanti pulang, besok pagi kesini lagi"

Mereka mengobrol santai, tetapi tak ada canda tawa seperti biasa. Hanya pembahasan tentang selama disekolah apa saja yang udah dilakukan hari ini dan lainnya.

Waktu semakin larut dan kini Alea serta Fira berpamitan pulang. Untuk hari ini bunda saja yang menjaga putranya.

Sesampainya di rumah, Alea disambut beberapa pertanyaan dari kedua orang tuanya yang menanyakan perkembangan keadaan Rey.

"masih belum bu"

"itu ada Allan dikamar kamu katanya kangen kak Alea jadi dia ikut kesini, lusa baru dijemput" Masih ingat dengan Allan? Adik sepupu alea di part 2.

"yaudah Ale kekamar bu, yah"

Alea beranjak kekamarnya untuk menemui sepupu comelnya itu. Seenggaknya ia memiliki hiburan untuk sementara waktu.

"Allan yuhu"

"kakak Aleeeee"

"sini peluk kakak"

"Allan kangen tau"

"oh ya? Seberapa kangennya Allan?"

"banyak, tapi kakak lama aku udah nunggu dari tadi sekarang ngantuk"

"yaudah Allan kekamar gih, besok main sama kakak okeyy"

"okey"

Bocah mungil itu keluar dari kamar Alea menuju kamar sebelah, kamar yang biasanya memang ditempati Allen tidur saat menginap.

Di satu sisi, Alea memilih untuk mandi terlebih dahulu karena badannya terasa lengket apalagi ia pulang dari rumah sakit.

"ah lupa gue belum mandi udah meluk-meluk Allan. Aman kali ya? Lagian dia kan kebal dari segala macam serangan"

Sehabis mandi, Alea merebahkan tubuhnya. Gadis itu merasa bahwa tubuhnya sangat lelah. Tanpa menunggu waktu yang lama, ia telah memasuki alam mimpinya.

Malam hari hampir terlewati, cahaya matahari juga masih malu-malu untuk muncul. Tetapi saat itu, gadis yang masih tergelung dengan selimut tebal untuk membungkus dan menjadikannya seperti kepompong harus bangun karena getaran ponselnya.

"halo?"

"halo Al?"

"siapa?" Tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Elfan"

"kenapa El?"

"Rey nyariin lo nih"

Mata Alea yang tadinya tertutup seketika terbuka lebar saat mendengar nama Rey. Seketika ia langsung melompat duduk.

"ha? maksudnya?"

"Rey nyariin lo, dia udah bangun"

"gue kesana sekarang"

Tut

Panggilan telepon tersebut terputus sepihak oleh Alea.

Dengan gesit ia meraih jaket dan segera mencuci muka, tak lupa juga menggosok gigi agar tidak bau lambung saat bertemu pujaan hatinya.

Ia berlalu mengendarai motor agar cepat sampai, biarlah dirinya tidak dandan bahkan rambutnya yang masih tergelung acak-acakan. Dan untuk orang tuanya akan ia berikan kabar lewat chat nanti.

Ah ia bahkan melupakan krucil satu yang berada dirumahnya. Biarkanlah nanti ia akan meminta ayahnya untuk mengajak krucil itu bermain sementara. Untuk saat ini pujaannya yang akan dirinya kejar.




TBC
_________

Y.O.U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang