25

0 0 0
                                    

"katanya ada janji sama temen, tapi nyatanya selingkuh?"

"enggak kok dia emang temen gue, tanya aja"

"bocah pun yang tadi liat interaksi kalian bakalan tau kalau kalian selingkuh"

"kalau bocahnya gak tau gue punya pacar kan gak mungkin ngira gue selingkuh kan?" Tanya Alea polos.

Benarkan? Ditaman ini banyak orang yang bukan asli sini juga. Jika ada bocah yang memergokinya bersama Radeo tadi, tidak mungkin akan menganggap nya selingkuh seumpama ia beneran selingkuh kan?

"alah gak usah sok polos deh, lo itu cuman buangan dari temen gue. Jangan sok paling cantik"

"lah emang gue cantik, btw harusnya gue yang marah karena lo yang disini selingkuh, bukan gue"

"gue selingkuh? Ada buktinya gak? Gue tiap hari nugas biar cepet kelar, biar ada waktu sama lo anjing"

"ada kok kalau lo minta bukti, bahkan mama sama kakak lo aja tau dengan mata kepala mereka sendiri"

"...."

"huh? Diem kan lo?"

"lo sekarang nuduh gue yang selingkuh padahal gue yang mergoki kalian?"

"apaan sih El? Lo yang selingkuh sama Reva kenapa gue yang lo tuduh?"

"gue gak selingkuh sama Reva!"

"terus alesan suap-suapan, manggil sayang-sayangan itu apa?"

Pertanyaan Alea mampu membungkam Elfan. Lelaki itu diam mencerna bahwa ia telah tertangkap basah.

"iya gue ngaku, gue yang selingkuh tapi itu semua karena lo sendiri!" Ucapnya menggebu-gebu.

"hah, gue kenapa?"

"lo tuh gak pernah hargain gue Al, setiap gue mau bantu, lo selalu nolak dan lain-lainnya. Lo gak ngehargai gue sebagai cowok lo. Lo tau gak gue selalu cepet-cepet nyelesein semua tugas kuliah gue biar gue bisa ada waktu main ataupun jalan sama lo" Jelasnya penuh amarah.

"kenapa jadi gue? Wajar dong gue nolak orang udah gue kerjain lo maksa bantuin. Eh El dengerin ya, kemana aja tiap gue butuh bantuan? Lo selalu bilang bentar anter Reva dulu, bentar Reva belum paham dan Reva Reva Reva lainnya. Gue butuh ngerjain itu diwaktu itu juga, kalau nungguin elo ya yang ada kelamaan, gue gak bisa ngerjain lainnya yang harusnya bisa gue kerjain hari itu juga"

"ah udah lah lo mana ngerti, orang otak lo isinya cuman Reva. Mulai sekarang kita putus dan gak ada hubungan apapun lagi! Ayo yo, kita pergi" Ujar Alea sembari menarik tangan Radeo pergi.

Saat ditempat yang jauh dari keramaian barulah Alea berhenti berjalan. Ia duduk di bangku yang ada disusul Radeo. Lelaki itu merasakan canggung bahkan hanya untuk sekedar bernapas.

"em itu tadi cowok lo?"

"mantan"

"ha? oh ya mantan"

"so-sorry ya, gara-gara gue kalian jadi salah paham"

"gausah minta maaf, orang bukan salah lo kok"

"yaudah ayo gue anter lo balik aja, mendingan lo istirahat"

"maaf ya"

"gak masalah"

Alea tidak pulang ke rumahnya melainkan ke rumah Fira, ia juga sudah ijin kepada ibunya jika akan menginap dirumah temannya itu. Besok pagi-pagi sekali ia akan pulang untuk berganti seragam.

"terus terus gimana?"

"kita cekcok deh, dia bilang gue gak ngehargain dia dan lainnya lah. Padahal lo tau sendiri gue butuhnya saat itu juga, kalau nunggu dia ya kagak kelar-kelar yang ada"

"jadi kalian udah putus nih?"

"iya"

"terus yang Reva Reva itu?"

"males ah bahasnya"

"yaudah iya, enggak lagi deh"

***

Setelah beberapa bulan semenjak terjadinya semua itu, kini hidup Alea kembali normal. Sekarang juga sudah memasuki semester 2 disekolahnya, maka ia akan lebih rajin lagi agar lulus dengan nilai yang diharapkan.

"kenapa tuh muka? Kusut aja pagi-pagi. Apa iri karena udah gak osis lagi?"

"kagak, udah bebas gue"

"dih, sok banget. Terus kenapa lo?"

"gue putus"

"ha? Pffttt... Hahahahahahaha putus yahahahahaaaa"

"kurang ajar banget lo ngetawain gue"

"iya maaf ppfftt"

"diem"

"iya ini diem, kok bisa?"

"ya bisa"

"ya alesannya apa anjer!"

"yang lo bilang sama Okta waktu itu bener"

"kan! Apa gue bilang, lo aja yang gak dengerin. Mampus kan lo!"

"apanih pagi-pagi?"

"nih Lam temen lo putus cinta"

"lagian ngapain sama Rhea sih? ya emang cantik, tapi yang lain kan banyak" Oceh Alam

"yakan, emang bebal dia tuh"

"Fira kemana Al?"

"dia ijin sih"

"terus lo nanti baliknya? Kayaknya tadi dianter bokap lo"

"iya nanti balik gue mau nganterin temen gue ke gramedia dulu"

"oh"

Sepulang sekolah, Radeo sudah menunggu Alea. Ia juga masih menggunakan seragam sekolah sebelah.

Sesampainya di gramedia, mata Alea berbinar melihat tatanan buku yang menjadi surga dunianya. Alea memang maniak buku, ia sangat suka membaca. Tetapi buku yang ia suka hanya novel saja, selebihnya tidak ada. Ia bisa membaca tiga buah buku tebal dalam sehari, namun jika buku pelajaran yang dibaca, rasa kantuk akan lebih sering menyerangnya.

"lo cari aja yang lo mau, gue keliling dulu"

"oke"

Alea meninggalkan Radeo yang menggelengkan kepalanya pelan. Aneh saja, bagaimana ia memiliki teman ajaib seperti Alea? Bahkan menyukainya sejak dulu? Ah ntahlah hanya hati dan tuhan yang tau.

Lama berkeliling, Alea tak mendapatkan satu buah buku karena semuanya telah ia miliki. Sering kali ayahnya membelikannya buku dengan judul yang berbeda hingga kamarnya hampir seperti perpustakaan.

"lah, belum selesai?"

"gue gak dapet ish"

"kok bisa?"

"semuanya udah punya"

"yah, yang ini udah? Tinggal satu tadi di rak"

"itu belum, tapi buat lo aja deh"

"lo aja, gue beliin"

"tap-"

"gak ada tapi-tapian ayok temenin gue bayar dulu"

"nih" Selesai membayar, Radeo langsung memberikan buku yang berjudul YOU itu kepada Alea.

"makasih"

"sama-sama, ayo pulang"





TBC
_______

Y.O.U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang