18

1 0 0
                                    

Alea menghentikan kunyahannya dan menatao Elfan mencari hal yang aneh.

"hahaha bisa aja lo, tapi dulu Rey gak gitu sih" Ucap Alea.

Ia berfikir jika Elfan menirukan Rey. Tidak salah bukan? Elfan tadi bilang kalau dirinya ingin melihat pemandangan malam hari dari Rey kan?

"gue serius, gue gak niruin Rey"

Tawa Alea yang tadinya masih mengudara seketika ia rem untuk mendengar ucapan Elfan. Takutnya karena tadi ia tertawa kencang jadi salah dengar.

"ha? Coba ulangin lo bilang apa"

"gue serius gak niruin Rey. Gue mau lo jadi cewek gue!"

"maksud lo apa ngomong kayak gitu?"

"gue udah ijin bunda"

"lo gila El? baru dua bulan yang lalu cowok gue yang juga temen lo mati. Dan lo?"

"dengerin gue!"

"dengerin apa? Lo kenapa gak mikir sih hah? Jadi selama ini lo deketin gue karena ini, iya?"

"gue disuruh Rey buat jagain lo!"

"sebelum lo dateng dia bilang ke gue buat jagain lo. Gue gak bisa andil hak saat ini karena gue cuman temen lo!"

"jadi, mau gak mau lo harus jadi cewek gue. Dan gue, gak menerima penolakan. Demi Rey"

Alea diam tetapi tatapan tajamnya masih mengarah ke Elfan. Tubuhnya melemas, setega itu Rey kepadanya? Ia yakin bisa jaga diri sendiri tanpa harus dijagain. Alea benar-benar blank untuk sekedar memikirkannya.

"gue mau pulang" Ucapnya sembari berdiri.

"gue anter"

"gak perlu gue bisa sendiri"

Alea berjalan menjauh meninggalkan Elfan. Ia menyusuri jalanan sembari memesan grab car. Untung saja tempatnya di kawasan ramai dan dekat jalan raya hingga ia tak perlu repot untuk mencari titik agar mempermudah drivernya.

Tepat saat Alea memasuki kawasan jalan raya, saat itu juga driver grab yang ia pesan sudah berada di titik penjemputan.

"lama ya pak?"

"enggak mbak tadi cuman dari situ lima menit kesini udah nyampe, ayo mbak habis ini saya mau sekalian pulang juga"

Saat diperjalanan Alea hanya diam sembari menatap pohon dan rumah serta kendaraan yang terlewati. Ia tidak tau harus bagaimana jika bertemu dengan Elfan lagi.

"mbaknya dari mana malem-malem gini sendirian?"

Pertanyaan bapak driver tersebut menyadarkan Alea dari lamunannya.

"dari situ tadi pak sama temen, tadi berangkatnya juga bareng temen"

"oalah, tapi kenapa pulangnya nggak barengan sekalian mbak?"

"iya nih pak, soalnya saya buru-buru ada tamu dirumah makanya saya pulang duluan"

"wah berarti emang pas rejeki saya mbak, itu tadi saya kurang 1 doang cuman lama akhirnya saya mau pulang, pas mampir di pom eh nyaut mbaknya"

"alhamdulillah berarti ya pak"

"iya mbak, makanya saya bilang sekalian mau pulang. Ini sesuai titik akhir juga kan ya mbak?"

"iya pak udah sesuai"

"ini mbak tadi saya beli gorengan mbaknya kalau mau ambil aja"

"ah iya pak makasih jadi ngerepotin"

"halah gak papa mbak, maaf ya mbak saya banyak tanya, soalnya dari tadi mbaknya saya liatin sering ngelamun"

"lagi banyak pikiran soalnya pak hehehe"

"oalah mbak, nggak apa-apa dijalani aja. Itu juga namanya ujian dari tuhan, dan tuhan gak bakal ngasih ujian diluar kemampuan umatnya. Jadi mbaknya semangat aja nanti bakal ada jalan keluarnya. Nah udah nyampe mbak ternyata hehehe"

"hahaha iya pak makasih udah ngingetin saya, nih uangnya ya pak, kembaliannya ambil aja buat bapak"

"wah ini kebanyakan mbak"

"gak apa-apa pak, bapak pulangnya hati-hati ya pak"

"wah terimakasih banyak mbak, pasti hati-hati, ada anak istri dirumah mbak"

"kalau gitu saya duluan ya pak"

"iya mbak silahkan"

"assalamu'alaikum"

"waalaikumsalam, lah kenapa katanya habis jalan-jalan kok pulang mukanya lecet"

"gapapa yah, Alea ke kamar dulu ya, capek"

"iya jangan lupa bersih-bersih dulu"

"iya"

"Siapa yah?"

"Alea bu, dia pulang-pulang mukanya kusut banget"

"paling kecapekan dia, tau sendiri dia doyan banget jalan-jalan"

Sementara Alea yang berada dikamar langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Huh sungguh hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya.

"kenapa sih? gue capek banget. Kak Rey gue kangen"

Pada malam itu Alea menumpahkan tangisannya, tidak mungkin ia bercerita kepada Fira tentang ini. Orang yang selama ini mendengarkan keluh kesahnya telah pergi selamanya.

"gak boleh, gue gak boleh cengeng. Gue bisa ngatasin ini semua. Kak Rey bakalan sedih kalau gue lembek gini"

Ting Ting

Suara pesan masuk di ponselnya berbunyi. Segera Alea raih ponsel yang berada di meja belajar samping tempat tidurnya dan ia lihat isi pesan itu.

Bunda
Alea, besok ke toko ya
bantu bunda buat nata
bunga yang baru datang

Me
Iya bun Alea usahain🤗
B

unda
Makasih ya cantik,
maaf jadi ngerepotin kamu
lagi

Me
Enggak ngerepotin sama
sekali bun, lagian masih libur

Bunda
Oh ya? Berarti kemarin
dapet rangking berapa nih?

Me
Kayak biasanya dong bun

Bunda
Oke besok bunda kasih
hadiah

Me
Wah siap meluncur bun

"oke untuk menghilangkan kecapekan ini mari kita cuci mata melihat para suami yang mau dibelai"

"oke laptop, speaker udah ready. Oh bentar lupa cemilannya"

"oke kita cek hp dulu"

Alea mulai mengecek media sosialnya satu persatu sebelum ia mode jangan ganggu. Karena ia tidak suka apabila diganggu saat melihat suami, pacar dan selingkuhannya.

"ck dia gada mau minta maaf gitu?"

"eh? kok gue jadi berharap dia ngechat gue? gila juga nih otak. Udah ah kita mode jangan ganggu trus taro deh. Let's go kita mulaiii"

Y.O.U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang