Chapter 6

1.2K 10 0
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

Seluruh cerita ini akan banyak adegan seksual yang cukup mengganggu otak,kekerasan,bahasa kasar dan hal-hal negatif lainnya yang tidak patut di contoh

Semua ini murni hasil pemikiran sendiri dan Dilarang melakukan plagiat terhadap isi cerita

Bijaklah dalam memilih Bacaan!

Happy Reading!

___

"Alinta kamu salah paham, tadi saya hanya kesal karena ada sedikit masalah"

Alinta pun bernafas lega dan menganggukan Kepalanya pemandangan itu di lihat oleh Fedrico lewat kaca spion ia pun tanpa sadar tersenyum tipis sangat tipis

"Dimana alamat rumahmu? Biar sekalian aku dan Anita langsung pulang tanpa bolak-balik"

Alintapun langsung memberitahu Alamat rumahnya dan setelah itu tidak ada percakapan apapun lagi

Sesampainya di tujuan Alinta ia turun dari mobil dan Fedrico membuka kaca mobilnya lalu Alinta berinisiatif basa-basi agar tidak terlalu canggung dengan atasannya sendiri

"Mau mampir dulu ke rumah? " Tawar Alinta

"Lainkali saja"

Alinta tersenyum kemudian membukakan badannya

"Terimakasih tuan"

"Tidak perlu seperti itu justru akulah yang berterima kasih padamu karena sudah menemani istriku"

"Saya dan nyonya Anita sudah lama kenal jadi saya tidak merasa di bebankan"

Fedrico lalu menutup kaca mobilnya sedangkan Alinta menunggu mobil Tuanya itu benar-benar hilang dari pandangannya

"Akh, lelah sekali"

Alinta masuk ke dalam rumahnya yang sangat sepi dan hampa ia kemudian menjalankan rutinitasnya yaitu mandi karena badannya terasa lengket dan tidak nyaman

Di sela-sela mandinya ia teringat dengan bayang-bayang wajah Fedrico yang sangat tampan dengan Rahangnya yang tegas, hidung mancung, tubuh tegap tinggi, dada bidang, dan jangan lupakan pupil mata berwarna abu-abu nya yang selalu mengintimidasi saat bertatapan dengan nya

"Beruntung sekali Anita mendapatkan laki-laki sepertinya, udah kaya di jamin tujuh turunan dan sangat romantis perihal asmara dengan Anita"

"Kapan ya aku di pertemukan laki-laki sepertinya? "

"Ya Tuhan, tolong pertemukan laki-laki seperti Fedrico"

Setelah rutinitas mandinya dan memakai baju ia teringat dengan pekerjaannya yang belum selesai dengan sigap ia langsung pergi ke meja kerjanya walaupun memang semua badannya terasa lelah

Saat di sela-sela kesibukannya Alinta di kagetkan dengan suara panggilan telepon dari ponsel miliknya

"Benicio? " Ucapnya dalam hati saat membaca nama panggilan di ponselnya itu

"Halo" Panggil seorang laki-laki dewasa dengan suara serak nya

"Ben? Ada apa? " Tanya Alinta

"Tidak ada apa-apa, aku hanya memberitahu mu bahwa berkas-berlas yang harus kamu input ke file sudah selesai"

Alinta membulatkan matanya kaget atas apa yang di katakan Ben terhadapnya

"Kenapa kau melakukannya"

"Kenapa? Apa kau sudah terlanjur mengerjakannya? "

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang