Chapter 17

722 13 3
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

Seluruh cerita ini akan banyak adegan seksual yang cukup mengganggu otak,kekerasan,bahasa kasar dan hal-hal negatif lainnya yang tidak patut di contoh

Semua ini murni hasil pemikiran sendiri dan Dilarang melakukan plagiat terhadap isi cerita

Bijaklah dalam memilih Bacaan!

Happy Reading!

___

08.00 Pm
Alinta memasuki ruangan kerjanya namun ia tidak melihat sosok laki-laki yang sudah lama ia tidak lihat.

"Ben? " Panggil Alinta ia pun menghampiri mejanya yang tampak sangat rapih tidak seperti biasanya yang di penuhi oleh kertas-kertas

Alintapun keluar mencari Ben di sekitar lorong kebetulan di sana ada salah satu Staf Resepsionis

"Permisi"

"Ya ada yang perlu saya bantu? " Tanya wanita itu

Alinta yang melihat name tag di dada sebelah kiri wanita pun tersenyum ramah

"Aku ingin bertanya, Apa Benicio sekertaris disini tidak bekerja? "

"Benicio saat ini mengambil cuti apa anda tidak tahu? "

"Tidak, berapa hari kalau boleh tahu? "

"Untuk itu saya tidak tahu"

Alinta terdiam itu berarti seharian ini ia bekerja sendirian padahal ia sedang menghindari Fedric ia takut jika berhadapan kembali dengan atasannya itu.

"Baiklah Terima informasinya Aurel"

Wanita yang di panggil Aurel pun tersenyum sambil mengangukan Kepala nya pelan

Saat di pertengahan jalan menuju ruangan kerjanya ia malah berpas-pasan   dengan Fedric yang baru saja datang, mata mereka terpaku satu sama lain sampai akhirnya Fedric berhenti tepat di depan Alinta

Fedick hanya diam saat terpaku melihat Alinta yang datang dengan wajah pucatnya serta pandangan yang terlihat sangat redup tersebut. Ia hanya bisa terus memandang Alinta sampai akhirnya pandangannya turun ke leher wanita tersebut yang tertutup oleh kerah bajunya.

Jantung Alinta berdegup sangat kencang bahkan tubuhnya dengan cepat mengeluarkan keringat dingin ia merasakan perasaan campur aduk takut, penyesalan, dan amarah namun ia tidak bisa melupakannya begitu saja itu semua tertahan karena saat ini bukan waktu yang pas untuk meluapkan kekesalannya.

Saat Alinta ingin pergi berjalan melewati Fedrick tiba-tiba lengannya di cekal oleh pria tersebut Fedrick membawa Alinta ke dalam ruangan kerjanya dan mengunci pintunya.

Alinta tercengkam saat tangan Federick yang kuat dengan mudah membawa dirinya masuk ke dalam ruangan kerja pria tersebut. Ia hanya bisa terus diam saat pintunya kembali di kunci.

"Berapa yang kau inginkan? " Tanya Fedrick dengan wajah dinginnya dan suara khasnya yang berat

Mendengar pertanyaan itu sontak saja membuat jantung Alinta tersentak terkejut atas ucapannya itu, Dia pikir dirinya adalah seorang jalang yang bisa bebas di pakai kapan saja.

/Plak

Alinta menampar pipi sebelah kanan Fedrick dengan kencang membuat telapak tangannya sampai berwarna merah namun rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa rasa sakit hatinya, mata Alinta perlahan memerah mengeluarkan air mata sampai benar-benar membasahi kedua pipinya.

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang