Chapter 7

1.1K 10 2
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

Seluruh cerita ini akan banyak adegan seksual yang cukup mengganggu otak,kekerasan,bahasa kasar dan hal-hal negatif lainnya yang tidak patut di contoh

Semua ini murni hasil pemikiran sendiri dan Dilarang melakukan plagiat terhadap isi cerita

Bijaklah dalam memilih Bacaan!

Happy Reading!

____

"Jadi, lusa kita akan pergi ke Italia tuan? " Tanya Alinta pada Fedrico di dalam mobil saat perjalanan menuju kantor Atasannya ini

Ia sebenarnya sudah di ajak untuk pergi bareng dengan Ben namun tiba-tiba saja Fedrico menyuruh Ben pergi sendiri dan Alinta ikut dengannya

"Yes"

"Tugasmu dan Ben untuk mempersiapkan semuanya saat di Italia"

Dalam lubuk hati Alinta sebenarnya ingin bertanya apakah saat ke Italia nanti Anika akan ikut? Dirinya akan senang jika Anika temannya itu ikut bersamanya jadi ia punya teman untuk mengobrol, Namun ia tahu batasannya jadi Alinta mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya

"Anika tidak bisa ikut bersama kita karena ia sedang mengandung walaupun memang pesawat pribadi yang semua mesinnya akan di cek aku tidak bisa menjamin keselamatan"

Lagi-lagi Fedrico seakan-akan membaca pikiran Alinta yang membuat wanita itu hanya mengangguk kaki

Di pertengahan jalan mobil Fedrico berhenti tepat di toko swalayan ia pun keluar dari mobil

"Tunggu di sini" Itulah ucapan Fedrico pada Alinta yang

Tidak perlu menunggu waktu lama Fedrico keluar dari toko tersebut sambil menenteng sebuah plastik besar di tangannya dapa di lihat oleh mata Alinta di balik kaca mobil tangan pria itu yang besar dan berurat terpampang jelas karena jaz yang semuala dia pakai di lepas dan hanya menyusahkan kemeja berwarna abu-abu dengan bagian lengannya di lipat sampai siku

Fedrico memberikan sebuah Air mineral, satu kotak susu dan Beberapa snak beserta rotinya

"Minumlah aku tahu kau harus karena bibirmu kering"

Alinta reflek memegang bibirnya yang benar tampak kasar dan kering padahal ia sudah memakai pelembab

"Terimakasih Tuan"

Alinta pun menemukan Air mineral itu sampai habis

"Jika kurang kau bisa ambil lagi di plastik masih banyak"

"Terimakasih tuan seharusnya tidak perlu repot-repot, tapi bagaimana bisa Anda bisa tahu kalau-" Ucapan Alinta terpotong

"Saat di Meeting Room kau sama sekali tidak menyentuh Air mineral di samping mu"

Yang membuat Alinta takjub bukan hanya kebaikan Fedrico tapi dia ternyata memperhatikan dirinya jadi Alinta berpendapat bahwa Sosok Fedrico adalah orang yang yang selalu memperhatikan para karyawannya

.
.
.

"Alinta? "

Tanya seorang wanita berambut Wolf Cut pada Alinta yang kebetulan sedang menge print beberapa berkas di lantai 3 yang dimana tempatnya di penuhi oleh  Printer dan Scanner, Mesin Fotocopy dan barang-barang lainnya seperti tempat fotocopy pada umumnya

"Iya? "

"Aku Alesa panggil saja Lesa" Wanita itu menjulurkan tangannya dan Alintapun menanggapinya

"Senang berkenalan denganmu aku Alinta"

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang