Chapeter 20

996 20 4
                                    

Saat sudah sampai di rumah, Alinta segera pergi ke kamar mandi membersihkan seluruh tubuhnya dan cepat-cepat memakai baju untuk pergi tidur karena dirinya sudah benar-benar mengantuk berat untung nya saat berkendara ia bisa menahan rasa kantuknya.

1 jam selesai dengan rutinitasnya Alinta teringat dengan ponselnya, ia pun mencarinya di tas yang sebelumnya ia pakai namun dirinya tidak dapat menemukan ponselnya.

"Dimana ponselku, perasaan sudah di masukan ke dalam tas apa tertinggal di mobil? " Batin Alinta penuh tanda tanya, tanpa berlama-lama lagi ia pergi mengecek mobilnya lagi-lagi ia tidak menemukannya.

"Ponselmu tertinggal" Ucap Suara berat seorang pria yang mengagetkan Alinta, Alinta pun berbalik untuk melihat siapa pelakunya.

"Fedric! Ka-kau mengagetkan ku" Kesal Alinta karena di buat kaget begitu saja oleh Fedric sedangkan pria itu terlihat tanpa ekspresi.

"Bagaimana kau bisa masuk ke pekarangan ku, gerbang nya kan ku gembok"

"Aku menghancurkannya dan aku membelikan yang baru " Fedric memperlihatkan sebuah gembok yang menggunakan sandi otomatis jika ingin di buka.

"Hey kau, seenak jidat merusak barang milikku"

"Sudah berkarat saja untuk apa di pertahankan"

"Kalau begitu kembalikan ponselku"

"Jika kau ingin ponselmu di kembalikan, aku punya pertanyaan" Ucap Fedric yang sedang menahan penisnya yang mulai mengeras.

"Apa? "

"Apa pakaian nu seperti itu jika keluar rumah? "

Alinta pun baru tersadar jika dirinya sedang mengenakan pakaian yang sangat terbuka ia pun buru-buru menutupi dadanya yang sedari tadi menyumbul keluar, Bahkan Fedric akui bahwa payudara Alinta sangat pas dan juga subur tidak terlalu kecil tapi ju...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alinta pun baru tersadar jika dirinya sedang mengenakan pakaian yang sangat terbuka ia pun buru-buru menutupi dadanya yang sedari tadi menyumbul keluar, Bahkan Fedric akui bahwa payudara Alinta sangat pas dan juga subur tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar.

"Bodoh, kau Alinta" Umpat Alinta yang sudah kepalang malu ia pun melangkah mundur perlahan menjauh dari Fedric

"Sh*t" Fedric lantas berbalik pergi menggalkan Alinta yang masih berdiri ia pun mengancungkan sebuah benda pipih milik Alinta itu.

"Jika kau ingin benda ini, besok datang ke ruanganku"

.
.
.

Pagi ini Alinta sudah beberapa kali membujuk Fedric yang mengabaikannya karena tidak mau mengembalikan ponselnya berbagai cara pun sudah Akinta lakukan dari mulai membuatkannya kopi, memuji pria itu namun hasilnya pun tetap gagal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Alinta sudah beberapa kali membujuk Fedric yang mengabaikannya karena tidak mau mengembalikan ponselnya berbagai cara pun sudah Akinta lakukan dari mulai membuatkannya kopi, memuji pria itu namun hasilnya pun tetap gagal.

Sampai Akhirnya Entah keberanian dari mana otak Alinta terlintas sesuatu ia pun mulai membuka kancing jaz coklatnya nya sampai benar-benar kancing itu terlepas.

"Fedric mau kupijat sebentar? Asalkan kau mau mengembalikan ponselku" Fedric pun menoleh ke Alinta dan betapa terkejutnya pria itu melihat dua gundukan besar terlihat sesak di dalam dalaman coklat milih Alinta.

Fedric hanya bisa terdiam karena menahan gejolak hasratnya yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya bahkan kini suhu tubuhnya mulai memanas, Alinta mendekati Fedric dan jari-jari lentiknya mulai menyentuh kepala Fedric dan memijat nya dengan lembut.

Fedric pun langsung menarik lengan Alinta membuat wanita itu terduduk di pangkuannya dan dengan sigap Fedric langsung menyambar bibir Alinta.

"Mmmhh" Desah Alinta yang mendapat lumatan intens dari Fedric, Kepala nya di tekankan agar memperdalam cumbuannya.

Fedick hanya bisa tersenyum dengan sombongnya akibat semua pelarian ini hanya demi dapatkan ponselnya kembali. Ia terus menahan Alinta dengan keras di pangkuannya sembari membuat wanita itu tidak bisa bergerak hanya untuk membuatnya membiarkan Fedick terus menahan kekuasaannya.

"Aku hanya percaya pada yang kuat, jika bukan karena ponselmu, sudah tak bisa ku percaya dengan segala ketidakberanian mu ini." Ucap Fedrick dengan sombongnya pada Alinta.

"Kembalikan Ponselku Fedrick" Mata nyalang Alinta menatap Pria di depannya yang tersenyum miring.

Fedrick yang melihat tatapan ganas dari Alinta pun menurutnya sangat lah lucu, ia mengangkat tubuh Alinta dan menaruh nya di atas meja kerjanya. Tangannya meraih kaki kanan wanita di depannya dan melepaskan Heels berwarna coklat itu.

"Lainkali jika kaki mu tidak bisa menggunakan Heels, tidak perlu di paksa" Ucap Fedrick sambil mengobati area luka yang lecet di sekitar tumit dan mata kakinya yang tergores.

Alinta hanya terdiam sambil memperhatikan Fedrick yang fokus mengobati kakinya, baru pertama kali dalam hidupnya ia tidak pernah di perlakukan seperti itu oleh seorang pria apalagi berurusan dengannya.

/cup

Satu kecupan dari bibir Fedrick mendarat di kaki Alinta kemudian matanya menatap Alinta yang masih terpaku terdiam.

Fedick tersenyum dengan senyuman yang sangat kecil yang tidak sering ia tunjukkan kepada siapa-siapa. Ia merasa anehnya pada saat ini, kenapa dirinya sangat menyukai wanita di depannya ini jika sebelumnya ia hanya melihat wanita ini sebagai wanita bodoh dan tidak berguna kepada dirinya.

"Aku tidak menyangka jika wanita sepertimu, membuatku lupa dengan segalanya"

Mereka berdua terdiam bersama dengan pikirannya masing-masing, begitupun dengan perasaan Alinta perasaan yang membuatnya aneh dan ini baru pertama kali dalam hidupnya.

"Ada apa denganku? Tidak mungkin aku jatuh cinta padanya, ini salah! " Ucap Alinta dalam hati.

Fedrick memejamkan matanya dan kembali menatap Wanita cantik di depannya dengan lembut.

"Alinta" Panggil Fedrick dengan lembut, kepalanya tertunduk dengan kaki Alinta yang masih di genggam erat oleh tangannya.

"Aku tahu ini salah, But can you accept my feelings? "

Alinta terdiam dengan ucapan Fedrick ia tidak mau mengikuti apa kata hati nya namun di sisi lain ia ingin sekali mendapatkan cinta dari pria di depannya ini.

"I know this is wrong" Ucap Fedrick

"Lalu mau di bawa kemana perasaan cintaku padamu? Ingatlah kau mempunyai seorang wanita yang sedang menunggumu di rumah"

Fedick hanya bisa termenung dengan wajahnya yang masih tertunduk kepada kaki Alinta. Ia tahu jika ini semua sangat salah, bukan hanya kepada istrinya sendiri, namun dirinya sebagai suami yang sudah berjanji kepada istrinya. Ia tahu jika perasaan ini salah, namun, bagaimana jika hanya sekali?

"Kau tidak tau perasaan yang ku miliki pada mu dan hanya ini yang bisa ku lakukan"

Fedick hanya bisa menggenggam paha Alinta dengan kuat. Ia tahu jika ini semua sangat tidak sopan, tidak benar, tidak layak, tapi tidak bisa ia lakukan. Ia sudah berjanji kepada istrinya sendiri, namun, bagaimana jika benar-benar hanya sekali? 
Fedick tidak bisa mengabaikan wajah Alinta yang sangat cantik, wajahnya yang sangat membuat hatinya terus berdebat dengan otak miliknya.

"Sorry, I can't have you being selfish Fedrick." Alinta menarik kakinya kemudian ia ingin turun dari meja namun sebelum itu terjadi, Fedrick menahannya.

"Berani pergi hanya dengan sedikit alasan ini, hm? jika dirimu pergi...kupastikan ini bukan yang terakhir kalinya kita berbicara"

Fedick melihatnya dengan mata yang sangat tajam dan mengeraskan tangan yang masih menahan paha Alinta.

.
.
.
.

Note : Jangan lupa vote nya ya beb

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang