Chapter 15

1.7K 15 2
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

Seluruh cerita ini akan banyak adegan seksual yang cukup mengganggu otak,kekerasan,bahasa kasar dan hal-hal negatif lainnya yang tidak patut di contoh

Semua ini murni hasil pemikiran sendiri dan Dilarang melakukan plagiat terhadap isi cerita

Bijaklah dalam memilih Bacaan!

Happy Reading!

____

Pukul 10.00 a.m

Tampak sinar matahari menyoroti seorang wanita yang sedang tertidur pulas dari celah-celah gorden, sang empu pun meras terganggu dengan sorot cahaya yang menganggu wajahnya

Alinta mengerjapkan matanya perlahan-lahan dengan tubuh yang sangat lemas ia juga merasakan rasa sakit yang amat sangat di area Vaginanya

"Ssshhh" Ringisnya kesakitan sambil memaksakan tubuhnya untuk duduk, lalu ia pun menoleh ke samping ranjangnya mendapati bahwa Federick Pria yang mengambil keperawanannya sudah tidak ada di samping dirinya.

Air mata Alinta mulai luruh jantungnya terasa sangat sakit dan panas mengetahui fakta bahwa Federick meninggalkan dirinya dan lagi ia adalah suami dari teman dekatnya

"Hiks" Alinta terisak sejadi-jadinya ia merasa sangat kotor dan hina dengan tubuhnya sendiri ia juga merutuki dirinya sendiri yang menganggap ia sangat Bodoh

Saat ia ingin mengambil handphone nya yang berada di atas nakas ia melihat selembar kertas yang tertera di kertas bernama Fedrico sontak saja ia semakin terisak dengan pesan dari Federick

*Aku sudah pulang lebih dulu ke Amerika, jadi kau bisa pulang dengan Ben berdua aku sudah menyiapkan pesawat pribadiku untuk menjemput mu pulang dan soal semalam aku akan bicara dengan mu setelah kau sudah sampai di Amerika and And this is our secret, don't let Anika know!*

Alinta terduduk semakin lemas setelah selesai membaca kertas tersebut. Ia ingin meledak sejadi-jadinya saat melihat seperti apa pesannya. Ia tidak mengerti mengapa Federick dapat melakukan semua ini padanya. Setelah berubah menjadi orang gila, melawan dalam hatinya, dan bahkan menerima kenyataan bahwa suami temannya sendiri telah mengambil keperawanannya. Namun, ia tidak bisa melakukan apa pun saat ini. Jadi, yang bisa ia lakukan hanyalah menerima kenyataan.

Beberapa jam kemudian Alinta menghentikan tangisannya ia perlahan-lahan menggerakan tubuhnya.

Alinta dengan kesulitan turun dari kasur sementara terus mencoba untuk tetap tenang dengan semua perasaan yang terjadi di dalam dirinya mengarah ke kamar mandi, namun usahanya gagal ia sangat tidak kuat dengan rasa sakit di vaginanya seolah-olah terobek sangat parah

Berung kali Alinta terjatuh tak ada seorang pun yang datang membntunya karena itu Alinta sangat kesal dan marah ia pun memilih mengesot dari ranjang kasurnya ke kamar mandi.

Sedangkan di lain tempat seorang Pria matang tampak memijat pelipisnya yang sangat pening ia sudah lebih dari lima jam berfokus pada laptop di depannya

"Sayang? Kau pulang dari Italy langsung bekerja begitu saja?" Anika datang menghampiri suaminya dan langsung memijat kepalanya sontak saja Federick menyenderkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya di bangku kerjanya

"Tidak bisakah istirahat dulu sebentar? " Tanya Anika sambil memandang suaminya yang sedang memejamkn matanya

Federick menghela nafasnya saat merasakan sentuhan tangan istrinya. Ia menarik tangan Anika dan membuatnya duduk dipangkuannya Ia mengendus kepala istrinya dalam-dalam dan memejamkan matanya sebentar sebelum menjawab.

"Aku sangat lelah," jawabnya dengan lemah, seolah ingin membuat istrinya menerima dirinya seperti ini.

Anika tersenyum saat melihat Federick yang terlihat sangat kelelahan. Ia menyibak rambut Federick yang menghalangi pandangan suaminya sebelum ia kembali membuat Federick menyenderkan kepala pada bahunya. Ia kemudian mengusap kepala Federick dengan lembut seperti ingin membuatnya rileks.

Federick berusaha otaknya agar tidak memikirkan Alinta yang ia tinggalkan begitu saja di Italia setelah melakukan hubungan tidak senonoh dengan dirinya, ia di liputi rasa bersalah dengan Alinta yang notabenya teman dekat istri tercintanya ia juga tak habis pikir mengapa dirinya bisa melakukan hal bejat pada Alinta

"Sial, seharusnya tidak seperti ini" Umpat Federick dalam hati tangannya tampak mengelus punggung Anika yang sedang berada di pangkuannya

Anika tersenyum saat merasakan sentuhan tangan suaminya tersebut di punggungnya. Ia memejamkan matanya dan terus membuat pria tersebut kembali melingkupi tubuhnya dengan kepala di bahunya. Ia tahu bahwa sesuatu terjadi di Italia yang membuat suaminya menjadi sangat berantakan seperti ini. Namun, ia percaya bahwa pria tersebut akan memberitahunya nanti.

Federick mengeratkan pelukannya pada istrinya saat ia terus berusaha menenangkannya dari rasa bersalahnya sendiri. Ia kemudian kembali mencoba memejamkan matanya untuk beberapa saat namun semua pikiran tentang apa yang terjadi tadi terus kembali ke dalam hatinya sehingga membuatnya terus terbangun. Ia tidak tahu harus apa selain terus menerus mencoba untuk menerima apa yang sudah terjadi.

.
.
.

Saat ini Alinta dan Ben sudah sampai di Amerika, mereka berdua pulang kerumah nya masing-masing terlebih lagi Alinta tampak merasa bersalah dengan Ben karena ia sempat berbohong dan beberapa pertanyaan darinya yang tidak bisa ia jawab di mulai dari pakaian Alinta yang sangat tertutup padahal posisi saat itu bukan musim dingin, dan pertanyaan yang sangat sulit di jawab oleh Alinta dari Ben pria itu mempertanyakan cara jalan dirinya yang terlihat aneh beserta dengan wajah pucat nya yang terlihat jelas di mata Ben

Sedangkan Ben Ia tahu betul dengan sesuatu yang terjadi dengan wanita itu saat berada di Italia. Jangan di tanya dengan perasaannya yang sat ini sedang hancur karena ia bisa menebak sesuatu terjadi pada Alinta Namun, pria itu terus menerima jawaban yang kurang memuaskan dari mulut Alinta yang sebenarnya ia sudah tahu. Ia hanya bisa menghela nafas saat Alinta terus melipatgandakan semua alasan yang ia berikan padanya. Ben sudah sangat mengenal Alinta sehingga tahu kapan Alinta berbohong kepadanya

Sesampainya di rumah Alinta langsung pergi ke kamar mandi, di dalam ia kembali membersihkan badannya yang ia gosok -gosok dengan kencang seluruh kulitnya

"Hiks, aku memang bodoh" Air matanya kembali meluruh di pipi basahnya Alinta merasa dadanya terasa sesak ia mengumpat untuk dirinya sendiri karena

"Alinta kau memang bodoh"

Alinta terus menghapus air matanya dengan frustrasi. Ia terus merutuki  dirinya di bawah shower yang membasahi tubuhnya dengan perasaan marah dan jijik. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena melakukan semuanya dengan suami temannya sendiri. Namun, ia tahu bahwa tidak akan ada artinya untuk terus seperti ini.

Alinta telah keluar dari kamar mandi setelah beberapa waktu. Ia sudah pakai pakaian untuk tidur dan terlihat berusaha untuk kembali ke suasana sebelumnya. Namun, keadaan dadanya terus sesak setiap kali ia mengingat semua hal yang terjadi dengan dirinya akibat Federick.





.
.
.

Note : VOTE!

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang