Chapter 16

919 15 2
                                    

Tolong tandai jika ada typo dalam penulisan! Terimakasih

Seluruh cerita ini akan banyak adegan seksual yang cukup mengganggu otak,kekerasan,bahasa kasar dan hal-hal negatif lainnya yang tidak patut di contoh

Semua ini murni hasil pemikiran sendiri dan Dilarang melakukan plagiat terhadap isi cerita

Bijaklah dalam memilih Bacaan!

Happy Reading!

____

06.00

Pagi ini Alinta tidak berniat untuk bekerja di kantor Federick karena ia di selimuti rasa takut dan perasaan bersalah dan lagi tubuhnya juga masih belum sepenuhnya pulih.

Alinta hanya terus berbaring di atas ranjangnya dengan kepala yang ditenggelamkan ke dalam bantal. Ia terus menerima semua perasaan dan luka-luka di tubuhnya akibat Federick sehingga membuat dirinya takut untuk kembali ke kantor saja.

Tiba-tiba notif pesan dari ponselnya berbunyi Alinta langsung melihat siapa yang mengirimkannya pesan namun beberapa detik kemudian ia menegang saat Federick lah yang mengirim pesan

"Alinta, kejadian di italy terjadi begitu saja dan aku minta maaf atas semua yang terjadi aku mengakui aku salah jadi tolong rahasiakan ini jangan sampai Anika tahu jika kau membocorkannya tidak hanya aku yang hancur tapi dirimu juga" Itulah pesan dari Federick ke Alinta

Alinta terdiam ia tahu nasibnya akan berbahaya jika ia mengatakan fakta bahwa suami Anika telah memperkosa dirinya, apa ia berhenti saja bekerja di perusahaan Federick dan memulai hidup baru? Namun hati kecilnya tidak Terima jika ia pergi begitu saja Alinta mau Federick juga ikut merasakan apa yang dirinya rasakan saat ini

"Jika kamu resign itu akan membuat Anika curiga maka dari itu buanglah pikiran negatif yang ada di otakmu, Bekerjalah seolah-olah tidak terjadi apa-apa" Itulah pesan terakhir yang di berikan ke Alinta yang memang pesan itu mengancam tanpa di sadari

Alinta hanya bisa menghela nafas berat saat menerima semua pesan tersebut. Ia tahu jika ia tidak ingin membuat Anika dan dirinya terkena masalah sebaiknya ia terus bekerja seperti biasa. Namun, ia tidak dapat membuang semua pikiran negatif dan trauma tersebut di otak nya.

Alinta meletakan kembali ponselnya di atas nakas tanpa membalas sedikitpun pesan dari Federick ia lebih memilih kembali merebahkan tubuh rapuhnya

Sedangkan di sebuah perusahaan terbesar tampak begitu sibuk para karyawan dengan pekerjaannya masing-masing terutama Ben yang tampak sangat tidak semangat padahal tugasnya sangat padat itu karena Federick atasannya sendiri yang menyuruh dirinya

Di dalam ruangan yang begitu dingin suara pijatan keyboard tampak begitu nyaring berbunyi di ruangan tersebut seorang pria yang terus menerus menyibukkan dirinya, namun tetap saja otak Federick terus terbayang-bayang wajah Alinta bukan Anika istrinya

"Fuck!"

Ia tahu semua ini salah. namun, mengapa dirinya tidak bisa untuk menghentikan semua keinginnannya akan Alinta? Ia tahu nanti akan berjuta masalah jika hal tersebut terjadi, kenapa perasaan tersebut tetap kuat dihati dirinya?

Ia hanya terus mengerang dengan kepala yang kembali disandarkan di tangannya. Ia tahu semua ini sangat menyiksanya, bahwa dirinya tidak bisa berhenti untuk terus membayangkan tentang tubuh Alinta. Ia hanya terus melanjutkan semua apa yang ia lakukan sebelum akhirnya ponselnya berbunyi menandakan bahwa ia mendapat pesan baru.

Federick terkejut dengan nama yang tertera di ponselnya sehingga membuatnya menghela nafas berat dan menutup wajahnya dengan tangan kanannya. Ia tidak menyangka jika sosok tersebut yang mengirimnya pesan.

Ia kembali memegang ponselnya sehingga membuatnya membuka semua pesan yang di kirim dan kembali membuatnya terkejut dengan isi semua pesan tersebut. Ia terus membaca isi pesan tersebut dengan kepala yang kini sudah kembali tertunduk dengan tangan yang kini ikut bertindak untuk ikut kembali menutupi wajahnya.

Ia terus terbawa dengan semua isi pesan tersebut sehingga membuatnya kembali memandang beberapa saat kepada layar ponselnya. Ia tahu jika ia sekarang sedang dalam masalah akibat semua pesan tersebut sehingga membuatnya hanya terus mengerang dengan kepala yang masih bertengger di tangan kanannya.

Ia memang sangat menyesal dengan semua yang terjadi sehingga membuatnya sangat khawatir akan akibatnya jika sampai terdengar di kuping Anika istrinya. Namun, ia juga tidak mampu untuk menahan rasa tertariknya kepada Alinta sehingga membuatnya sangat berantakan kondisi hatinya saat ini.

Kini Siang berganti malam, Anika tampak sedang merias wajahnya secantik mungkin dengan tubuhnya yang sudah memakai Lingerie sexy berwarna putih di tubuhnya walaupun perutnya kian sedikit membuncit Anika tetap terlihat cantik. Malam ini ia ingin menghibur suaminya yaitu Fedrick suaminya yang semenjak pulang dari italy ia tampak terlihat tidak baik-baik saja dan Anika menyadari bahwa Fedrick sedang ada masalah, ini pertama kalinya ekspresi suaminya seperti telihat tidak tenang.

Dan tak lama Fedrick akhirnya sampai di rumah, sedangkan Anika menyadari suaminya datang lantas ia buru-buru turun dari ke lantai bawah menggunakan lift di rumah nya.

Pintu Akhirnya terbuka menampilkan Fedrick yang sudah kacau balau dimana kerah kemeja putihnya yang terbuka sedikit, dasi yang tidak terpasang lagi dan rompi hitamnya yang tidak terkancing lagi di tambah rambutnya tidak rapih

Fedrick yang menyadari Anika menyambutnya pun ia tersenyum tapi tidak dengan Anika yang memerhatikannya dengan ekspresi penuh tanya

"Ada apa dengamu? Kenapa sangat kacau? "

"Maaf, aku sedikit lelah"

"Sampai semua pakaian mu berantakan? Kau macam-macam dengan wanita? "

Fedric yang lelah pun menghembuskan nafasnya kasar kemudian menatap istrinya dengan lekat

"Bisakah kau membiarkanku duduk terlebih dahulu Anika? " Ucap Fedric yang sudah gusar ia baru saja pulang dari kantor nya tapi sudah di lontarkan pertanyaan macam-macam

Anika pun terkejut dengan ucapan Fedric yang tidak biasanya menyebut namanya ia pun menarik Fedric ke sofa

"Ada apa dengan pakaian mu? "

"Aku bertengkar dengan salah satu karyawan ku" Ucap Fedric berbohong

Anika yang menatap Fedric dari ujung kepala sampai ujung kaki pun menggelengkan Kepala nya tidak percaya ia merasa ada yang aneh dengan Fedric tidak mungkin Suaminya bertengkar dengan karyawan tidak biasanya ia seperti itu.

"Dia menggelapkan hasil perusahaan ku, kau jangan berfikir yang aneh-aneh"

"Tidak mungkin, kalaupun kau ada masalah dengan karyawan mu kau tidak akan mungkin sampai bertengkar dengannya paling tidak kau memecatnya"

Fedric memijat pelipisnya pusing ia menghela nafasnya dengan kasar

"Besok saja ku jelaskan, aku ingin istirahat" Fedric bangun dari duduknya untuk segera menuju kamarnya namun langkahnya tertahan saat Anika menahan lengannya

"Kau, tak makan malam? Aku sudah menyiapkannya" Ucap Anika dengan hatinya yang masing menjanggal dan otaknya yang penuh pertanyaan karena jawaban Fedric tidak memuaskan.

"Tidak, aku tidak lapar" Fedric pun pergi menuju lift di ikuti dengan Anika



.
.
.












Notes📒: jangan lupa pencet Votenya ya guys ya

CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang