2.🐏

19.3K 1.5K 19
                                    

Selamat membaca ♥

.
.
.

" Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Nek Arum tidak bisa kami selamatkan. "

Sehan masih ingat ucapan sang dokter yang menangani nenek Sky, Sebenarnya ia tidak tega memberi tau kabar tentang keadaan wanita paruh baya itu pada Sky. Jadi, dengan hati-hati Sehan menjelaskan pada Sky jika neneknya sudah pergi ke tempat yang indah dan hangat. Neneknya tidak akan merasakan sakit lagi.

Awalnya Sky tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan sang nenek. Tapi mendengar ucapan Sehan membuat Sky menangis hebat. Yang Sky tau, neneknya pergi dan tidak akan menemuinya lagi untuk selamanya.

Sehan memandang sendu ke arah Sky yang menutup kedua mata sembabnya. Ia membawa Sky yang tertidur ke dalam rungan yang memang rumah sakit siapkan untuk keluarganya istirahat. Sky mungkin kelelahan karena terlalu banyak menangis jadi ia terlelap dengan sendirinya.

" Bas, hubungi mama dan papa. Panggil mereka kemari. " Ucap Sehan dengan pelan, ia masih terbayang tangisan pilu si kecil yang membuat hatinya ikut serta merasakan kesedihan yang Sky rasakan.

" Baik, Tuan muda. " Sebastian membungkukan sedikit badanya dan berlalu pergi dari ruangan. Memang rumah sakit yang Sebastian datangi merupakan salah satu rumah sakit milik keluarga Damor.

Tidur Sky tidak sedamai kelihatannya, tubuh kecil itu sesekali bergetar. Isakan kecil terdengar lirih dari bibir kecil Sky. Si kecil tanpa sadar memanggil sang nenek yang sudah berpulang.

Sehan bergerak untuk memeluk si kecil dengan rasa penuh kehangatan. Ia membisikkan kata-kata penenang agar Sky merasa lebih baik.

" Stt, ada abang disini. Sky punya abang. "

...

Seorang pemuda tampan dengan tatapan tajamnya berjalan dengan tegas di koridor sekolah. Sepanjang jalan selalu saja ada yang mencuri-curi perhatian ke arahnya.

" GAN, TUNGGUIN AELAH. " Teriakkan seorang pemuda lain membuat pemuda itu menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat ketiga orang pemuda yang tidak lain adalah teman nya mendekat ke arah nya.

Seorang pemuda dengan seragam yang acak-acakan memandang pemuda itu dengan sengit. " Kebiasaan, ninggalin terus. " Ucapnya. - Pandu Mawles.

" Oh ya, gue baru sadar. Si bocil kemana gan? " Tanya pemuda berkacamata yang berdiri dengan buku di genggamannya. - Areksa Jio.

Pemuda lainnya dengan tatapan dingin hanya memandang ketiga temannya itu. Ia tidak perlu susah-sudah untuk mengeluarkan suaranya. Pemuda itu - Kaiser Nyx Cavis.

Bocil yang Areksa maksud adalah Sehan. Di antara mereka berlima, Sehan memang yang paling terkecil. Dari segi tinggi badan bahkan dari wajah, Sehan lah satu-satunya yang memiliki kesan manis.

Sagan Oliam Damor, Kakak kembar Sehan yang memiliki mata tajam dengan tahi lalat di bawah matanya.

" Bolos. " Balas singkat Sagan membuat ketiganya mengerti.

" Pulang kemana nih kita? " Tanya pandu yang sedang asik memakan sebuah permen berwarna merah di mulutnya.

" Markas. " Balas Kaiser.

Keempat pemuda tampan itu mulai menaiki motor kesayangan mereka masing-masing dan mereka pun pergi dari sekolah menuju markas yang Kaisar maksud.

...

Di sebuah rumah sakit terjadi ketegangan, setelah Sebastian mentelfon orang tua Sehan tanpa menunggu lama keduanya sudah berada di ruangan yang Sehan dan Sky tempati.

" Dasar anak nakal, sudah membolos lalu menculik anak kecil? Mau mama potong uang saku mu ?" Geram seorang wanita yang sudah tidak muda lagi tapi tetap cantik dan awet muda.

Di samping kiri ranjang, Sehan hanya menatap mamanya dengan malas. Apa maksudnya menculik? Walaupun Sehan nakal ia tidak akan berani menculik seseorang. Terlebih anak kecil .

Berbeda dengan Sehan yang terus mendengar omelan mamanya, di samping kanan ranjang Sky seorang pria yang merupakan papa dari Sehan memandang Sky dengan dingin. Pria itu mengkerutkan keningnya, entahlah, ia merasa familiar dengan wajah lucu milik anak itu.

" Siapa dia? " Tanya pria itu dengan datar. - Stevan Damor, Ia menatap anaknya meminta penjelasan.

Dengan gugup Sehan membalas tatapan papanya, " Aku bertemu dengannya di jalan, dia yang menolong ku saat aku terluka. " Balas Sehan dengan tegas.

Iruka Lodya Damor, wanita itu membulatkan matanya terkejut. " Apa, kamu terluka?siapa yang melakukannya Sehan? "Iruka menangkup wajah anaknya yang memang terdapat lebam. Saat Iruka masuk dan mengomel, ia memang tidak melihat wajah anaknya dengan jelas.

Sehan sedikit meringis ketika sang ibu tidak sengaja menekan lukanya.

" Musuh papa. " Balasnya dengan kesal. Ini yang Sehan tidak suka menjadi anak bungsu, ia yang selalu menjadi incaran para musuh papanya.

Sehan menatap sengit ke arah Stevan,membuat pria itu menaikan alisnya. Apa?

Iruki dengan emosi menghampiri Stevan dan mencubit lengan kekar suaminya.

" Tanggung jawab! Gara-gara kamu anak aku luka. "

Stevan mendelik tidak terima, ia sudah menepatkan penjaga di sekitar anaknya. Tapi, Sehan malah sering kabur-kaburan sampai ia pernah menipu para penjaganya. Berbeda dengan Sagan yang tidak terlalu peduli pada sekitar.

Menghelai nafasnya pelan, hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

"Eung. " Lenguhan itu membuat mereka yang ada di dalam ruangan mengalihkan pandangannya.

Perlahan mata bulat itu terbuka, Iruka tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya ketika melihat seorang anak kecil yang memiliki wajah manis, kulit putih, bulu mata yang lentik, dan pipi yang gembil. Sempurna, walaupun tertutup dengan sedikit debu tetapi tidak menutupi paras indah anak itu.

Begitupun dengan Stevan yang membeku ketika melihat buntalan yang ia tatap sedari tadi membuka mata cantiknya. Milikku.

" Sky." Panggil Sehan dengan lembut. Ia menggenggam tangan kecil itu dengan perasaan senang.

Sky menatap kearah sekitar, bibirnya bergetar. " Enek, mbang enek na cekai imana. " Tanya Sky pada Sehan dengan pandangan sayu.

Sehan tertegun sesaat, sepertinya si kecil masih belum sadar apa yang terjadi sebelum ia tertidur. Dengan lembut Sehan mengelus kepala Sky, Sehan bingung harus mengatakan apa.

" Halo, adik manis. " Suara lembut itu mengalihkan pandangan Sky, membuat Sehan mengehelai nafasnya lega.

Iruka memeluk lengan suaminya dengan kencang, ia memandang Sky dengan senyuman manis.

Sky hanya menatap bingung kearah sepasang suami-istri yang sedang melihat ke arahnya. Ia dengan gugup membalas sapaan Iruka.

" Alo, ante canci. " Balasnya dengan lugu.

Iruka dengan semangat mencium pipi bulat Sky membuat si kecil terkekeh geli. Sehan juga ikut menggelitiki perut Sky membuat mereka bertiga tertawa senang tanpa tau ada yang menatap mereka dengan kesal.

Stevan yang merasa di abaikan mulai mencoba menarik perhatian si kecil dengan berdehem pelan. Hal itu berhasil membuat mereka bertiga memusatkan pandangannya ke arah Stevan. Mata Sky membulat ketika melihat dengan jelas wajah tampan pria yang ia kenali.

" Om celam. "

.
.
.

Haiii, segini dulu yahh. Nanti aku lanjut lagi oke?

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang