14.🐰

13.6K 1.2K 64
                                    

.
.

Di pagi harinya mansion mendadak riuh karena si kecil yang tiba-tiba mengalami demam.

Sehan yang saat itu tidur bersama Sky merasakan hawa panas di sekitar tubunya. Ketika ia membuka kedua matanya Sehan melihat adiknya meringkuk di pelukannya sambil terisak pelan.

Tangan Sehan mencoba mengelus punggung si kecil agar kembali tenang. Namun, Sehan malah merasakan hawa panas yang membuatnya terbangun ternyata berasal dari seseorang yang berada di pelukannya.

Saat Sehan mengecek kening adiknya, benar saja Sky terserang demam.

" Sssh, adek kenapa? Ko panas badannya. " Ujar Sehan dengan khawatir.

Kedua matanya membulat saat mendengar suara lirih dari adikknya.

" Enek~."

Tanpa berlama-lama Sehan langsung membawa tubuh panas adiknya kedalam gendongan, ia keluar kamar dengan sedikit berlari ke arah kamar orang tuanya.

" MAMA, ADEK SAKIT! "

Sehan mengetuk pintu kamar orang tuanya dengan keras menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menahan tubuh adiknya agar tidak terjatuh.

Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, terlihat lah Stevan yang masih setengah sadar berdiri di hadapan Sehan.

" Ada apa Se-- BOLU PAPA KENAPA? " Sontak Stevan langsung membuka kedua matanya dengan lebar, rasa kantuk yang menyerang seolah hilang entah kemana.

" Hic, uhuk. " Si kecil terbatuk dengan di selingi isakan kecil membuat keduanya panik.

" Mas awas ih, ngalangin jalan kamu. " Iruka menepuk punggung Stevan dengan keras, ia sudah mendengar suara Sehan yang mengatakan jika anak bungsunya sakit.

Jadi, sebelum Iruka keluar kamar ia sudah lebih dulu menyiapkan semua kebutuhan Sky.

" Sayang, bolu aku sakit. Aku harus gimana? " Ucap Stevan dengan panik.

" Udah, mas jangan panik. Sekarang telfon Devan. "

" Sini bang, adeknya Mama bawa masuk ke kamar. " Lanjut Iruka pada anak ketigannya yang terlihat sekali khawatir.

Iruka membawa tubuh anaknya untuk masuk ke dalam pelukannya, punggung kecil Sky di elus dengan lembut oleh tangan lentik Iruka. Tentunya ia sudah pernah menangani anak-anaknya yang terserang demam, jadi ia tidak seheboh suaminya.

" Maa~ hic... Ingin ma. " Sky merasakan tubuhnya yang tidak nyaman, tangan kecilnya mencengkram baju tidur Iruka dengan lemah.

Cup

Kecupan Iruka berika pada kening anaknya yang terasa panas. " Ssst, cup cup ada Mama sayang. Adek tenang ya. " Iruka langsung saja membawa anaknya masuk ke dalam kamar.

" Pa, telfon om Dev. Kenapa malah bengong. " Seru Sehan kesal, ia menggungcang lengan papanya membuat kesadaran Stevan kembali.

" REX, TELFON DEV SEKARANG! " Teriakan Stevan membuat Sehan menutup kedua telinganya, ia mendengus sebal.

Padahal, Rex berada tepat di samping papanya itu.

Rex datang setelah mendengar Tuan Muda ketiganya itu berteriak, ia sedari tadi berdiri di samping Stevan. Tapi, sepertinya kehadiran Rex tidak terlihat oleh manik tajam milik Stevan.

Mendengar ucapan Stevan dengan sigap Rex langsung melaksanakan perintah Tuan Besarnya itu.

Setelah kepergian Rex, terdengar beberapa suara langkah kaki yang tergesah-gesah.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang