26. 🐬

17.5K 1.4K 91
                                    

.
.

" Jangan ganggu! " Buntalan lucu itu menggeliat pelan saat sebuah jari jemari menusuk-nusuk pipinya yang mengembang.

Sehan terkekeh, semua yang di lakukan adiknya selalu lucu dan menggemaskan. Rasannya Sehan ingin terus memperhatikan si kecil setiap saat.

Saat dirinya pulang sekolah Sehan tidak melihat keberadaan sang adik. Namun, ia ingat jika adiknya pasti tengah tidur siang.  Jadi Sehan beristirahat sebentar di kamarnya, dan ketika sudah menjelang Sore hari, Sehan langsung bergegas ke kamar adiknya atas izin Iruka.

Sky akan tidur di kamar orang tuanya ketika malam saja, jika tidur siang ia akan tidur di kamarnya sendiri. Itu pun atas keinginan si kecil.

" Ayo bangun Baby. " Sehan tidak menghentikan aksinya, justru ia dengan jahil meniup telinga si kecil.

Merasa geli di area telinganya, Sky terbangun dengan tiba-tiba, kini bibirnya bergetar dengan hidung mungil dan pipi bulat yang memerah.

" Hicc.. Huaaa Mama ~." Si kecil menangis kencang membuat putra ketiga Stevan itu kelimpuhan.

Dengan cepat Sehan membawa tubuh si kecil yang bergetar ke dalam gendongnya, Sehan mengelus dengan pelan punggung adiknya agar lebih tenang. Ia jadi merasa bersalah karena membuat adiknya terkejut.

Brak

Pintu kamar terbuka dengan kencang, si kecil yang terkejut akan dobrakan itu mulai menangis lebih kencang dari sebelumnya. Pelaku pendobrakan itu hanya bisa terbengong di depan pintu dan membiarkan Sehan menenangkan si kecil sendirian.

Merasa kesal dengan abangnya itu, Sehan berjalan ke arah kasur dan mengambil boneka berbentuk anak ayam dan langsung melemparkannya ke arah Reyker.

" Aduhh. "  Reyker menatap Sehan dengan tajam, sebelum ia membalas Sehan tiba-tiba ia di kagetkan dengan ocehan si kecil.

" Huaaa, Lio na Cekai. Hicc.... Lio, Lio na telbang hicc mbang, Lio na cakit. " Dengan keadaan menangis keras, Sky mencoba memberi tau abangnya itu saat ekor matanya tidak sengaja melihat bagaimana boneka kesayangannya itu melayang.

Sehan membulatkan matanya dengan panik, bisa gawat jika adiknya itu tau apa yang sebenarnya terjadi dengan boneka kuning itu.

" Cup cup, itu Rionya ngga sakit ko. Dia di selamatin sama Abang Rey. " Mata Sehan mengkode Reyker untuk mengambil kembali boneka yang tergeletak di lantai dengan tidak berdaya.

Karena takut membuat si kecil tambah menangis, Reyker langsung mengambil boneka mengenaskan itu dan membawanya ke dalam. Reyker menghampiri si kecil yang masih menangis.

" Rio superhero makannya dia terbang, nih lihat-- ".

Reyker mengarahkan boneka itu ke hadapan si kecil yang tengah menyandarkan kepalanya di bahu Sehan.

" Bonekanya sehat sentosa. "

Tangan kecilnya mengambil alih boneka itu dari tangan Reyker, si kecil membawa 'Rio' boneka kesayangannya itu untuk ia peluk dengan kencang.

" M-makacih Mbang hicc... cudah menyelamatkan lio. " Sky merasa lega saat Reyker membawa bonekanya itu dengan keadaan baik. Reyker menahan dirinya untuk tidak menerjang si kecil dengan ciuman bertubi-tubi.

Tidak tau saja si kecil jika boneka itu bukan terbang, melainkan sengaja Sehan lempar lantaran terlalu kesal dengan Reyker.

" Udah ya, adek jangan nangis. Nanti kalau kelamaan nangis bisa pusing loh, nanti Mama sedih kalau adek sakit. " Bujuk Sehan, ia tidak mau adiknya kembali sakit.

Keadaan Sky yang lemas membuat Sehan tidak suka.

" Hicc... Em, nda nangis lagi. Cekai nda mau Mama cedih. " Ujarnya dengan lirih. Isakan kecil masih terdengar walapun samar, setidaknya tangisan si kecil sudah mereda.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang