11.🐰

16.3K 1K 21
                                    

.
.

Keesokan harinya semua orang kembali dengan aktivitas biasa. Seperti Sagan dan Sehan yang kembali masuk sekolah, Stevan dan Sergio yang kembali bekerja.

Hanya Seno yang terlihat menganggur, si sulung Stevan itu sudah menitipkan perusahaannya kepada sang asisten. Untuk sementara waktu Seno ingin tinggal bersama keluarganya, perusahaannya bisa ia pikirkan lagi nanti.

Saat ini di ruang makan semua berkumpul untuk melakukan sarapan pagi.

Si kecil duduk bersandar di pangkuan Stevan, dengan mulut kecilnya yang tersumpal botol susu. Netra hitam si kecil terlihat sayu, sepertinya Sky masih mengantuk.

" Baby, ayo makan dulu. Minum susunya nanti lagi. " Iruka mencoba mengambil dot yang masih di hisap dengan heboh oleh anak bungsunya.

Mendengar ucapan Iruka, Sky dengan patuh langsung melepaskan botol dotnya dan memberikannya pada sang mama.

" Bolu Papa sangat pintar. " Puji Stevan sambil mengecup puncuk kepala Sky.

Kedua pipi bulat Sky mengembang, " Cekai pintal, Papa. " Sky mendongak menatap wajah tampan milik Stevan.

" Iya dong, adeknya abang memang pintar. " Sahut Sehan dengan alis yang di naik-turunkan.

Rose merasa suasana mansionnya menjadi lebih berwarna, kini ia dan Sergio bisa merasakan keluarga anak keduanya itu terlihat sangat hangat.

Ini semua berkat kedatangan si kecil, pembawa kebahagiaan bagi keluarga Damor.

Sergio menatap Sehan, " Sehan, jika hari ini kau kembali membolos Opa tidak akan segan-segan mengurung mu seharian penuh dengan Ash di kandangannya. " Ucap Sergio berhasil membuat kedua mata Sehan terbuka dengan lebar.

" Eh, mana bisa gitu Opa. Emang Opa mau kalau anak kesayangan Opa itu Sehan usir. " Balas Sehan.

" Sebelum itu, kamu duluan yang di terkam Ash. " Sahut Sagan dengan memberikan tatapan mengejek.

Bibir Sehan melengkung ke bawah, sejak kapan kembarannya itu menjadi mengesalkan seperti ini.

" Mbang, au pelgi emana? " Pertanyaan yang keluar dari mulut si kecil membuat mereka semua menatap manik polos itu dengan gemas.

" Abang mau sekolah, sayang. " Balas Rose.

Sky mengerjap pelan, mulut kecilnya terbuka menunggu suapan dari sang mama.

" Au ikut, oleh nda ma? " Dengan kedua pipi yang mengembung Sky menatap Iruka lugu.

Netra Sehan berbinar, ia tidak masalah jika adiknya itu ikut dengannya ke sekolah. Justru ia merasa senang, dengan begitu ia bisa menghabiskan waktu dengan banyak bersama adiknya.

"Bol--

" Tidak. " Seno menyela ucapan Sehan membuat si empu melayangkan tatapan permusuhan.

Sky menunduk dengan lesu, si kecil merasa sedikit sedih karena tidak bisa pergi ke luar. Ia merasa sudah lama tidak melihat dunia luar. Namun Sky tidak protes, Si kecil hanya mengangguk dengan patuh.

Iruka yang tidak tega langsung menatap anak sulungnya itu, " Memang kenapa, bang? "

" Seno, mau ajak adek pergi ke Mall. " Balas Seno, rencananya memang ia ingin menghabiskan waktunya dengan sang adik seharian penuh.

Si kecil menatap abang pertamanya itu dengan berbinar, " Ain cama mbang nono, Oleh mama? " Si kecil terlebih dahulu meminta izin kepada Iruka. Tentu Iruka tidak akan tega untuk menolaknya, jadi ia mengangguk membuat si kecil terpekik senang.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang