24. 🐥

15.8K 1.5K 87
                                    

.
.

Di ruang tamu yang sunyi, Hanry duduk di sofa dengan sebuah kasur kecil berwarna biru di sampingnya. Sedangkan di sisi lainnya, seorang wanita paruh baya tengah meremas baju yang ia pakai untuk menyalurkan rasa gemasnya.

" Mas, dia sangat menggemaskan. Aku tidak heran jika Stevan dan putra-putranya sangat posesif kepada si kecil. " Ucap Veera ika Cevis.

Veera dan sang suami baru saja pulang dari perjalanan bisnis, wanita cantik itu langsung memasak ketika tau jika sahabat anaknya mampir ke mansionnya. Sedangkan suaminya itu pergi ke belakang taman untuk bersantai seperti biasa.

Namun, saat dirinya tengah asik memasak, Veera di kejutkan dengan kedatangan Hanry bersama seorang anak kecil yang berada di gendongan suaminya itu. Awalnya Veera pikir suaminya itu menculik anak secara random.

Tapi ia bisa bernafas dengan lega saat tau jika anak itu adalah anak bungsu dari Stevan dan Iruka, sahabatnya.

Bagaimana mereka tau jika anak itu adalah anak bungsu Stevan? Itu karena mereka pernah melihat sebuah foto yang sanga mirip dengan anak itu di meja kerja Stevan.

Dengan telaten Veera mengurus si kecil, di mulai dengan mencuci kedua kakinya, lalu mengelap seluruh tubuh Sky dengan lembut karena takut si kecil terbangun dari tidurnya. Lalu, Veera juga membuatkan sebotol susu yang sudah asisten pribadi suaminya itu beli dengan secepat kilat.

" Tentu saja, Honey. " Balas Hanry dengan senyuman tipisnya, ia juga di buat gemas dengan kelakukan anak Stevan ini sebelumnya.

Si kecil berkata jika beras di rumahnya akan habis bila dirinya menculik bocah itu kan? Jika untuk menculik si kecil membutuhkan beras yang banyak, tentu dengan senang hati Hanry akan membeli beras dengan jumlah yang banyak, bila perlu dengan toko-tokonya ia beli.

" Papa, awac ada kuda. " Gumam si kecil dengan pelan.

Veera terkekeh geli melihat si kecil mengigau dengan menyebut Papanya, benar-benar anak Stevan. Sangat bucin satu sama lain.

" Oh iya mas, apa mereka tau Sky ada disini? " Yang di maksud Veera adalah anak dan para sahabatnya, ia memang tidak melihat keberadaan lima pemuda itu sedari tadi.

Tidak mungkin kan jika mereka tidak panik saat si kecil hilang dari pandangan mereka.

Belum sempat Hanry menjawab, sebuah suara menghentikannya.

" Papa! "

Salah satu alis Hanry terangkat, ia menatap bingung ke arah putranya yang kini melayangkan tatapan setajam elang ke arahnya.

" Mengapa kalian terlihat seperti gembel? " Pertanyaan Hanry membuat, Pandu dan Areksa melongo. Mereka akui jika penampilan mereka kini jauh dari kata rapi.

" Mana ada gembel cakep gini, Om. " Saut Pandu tidak terima, walapun penampilannya berantakan, ia pastikan wajahnya masih terlihat tampan.

Veera menahan tawanya, ia menggeleng dengan pasrah melihat kelakuan Pandu dengan suaminya itu yang tidak pernah akur.

" Sudah, kalian sini duduk. " Veera menepuk sofa yang kosong di sebelahnya.

Dengan perasaan kesal Pandu duduk di samping Veera, lalu di sebelahnya ada Areksa. Berbeda dengan Kaiser yang berjalan menuju tempat duduk yang kosong di samping Papanya itu.

Merasa ada sesuatu yang salah Veera pun menghitung putra dan sahabatnya itu, eh? Bukan seharusnya mereka ada lima? Lalu, mengapa mereka datang bertiga?

" Sehan sama Sagan, dimana? "

" Masih di belakang, Tan. Si kembar lagi baikan. " Balas Pandu.

Veera menoleh ke samping, ia mengelus rambut anak dari sahabatnya itu, " Baikan kenapa? ".

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang