20.🐿

11.1K 1.2K 38
                                    

.
.

Setelah Sehan puas meluapkan kekesalannya, kini mereka berada di ruang khusus yang sering mereka gunakan untuk beristirahat. Ruangan itu terletak di belakang sekolah dan sangat tersembunyi.

Hanya mereka berlima lah yang tau letak ruangan itu.

" Jadi? " Ucap Areksa membuka perbincangan.

Ruangan ini memiliki dua sofa yang saling berhadapan. Kaiser, Areksa, dan Pandu duduk berdampingan sambil menatap ke arah depan dimana Sehan dan Sagan duduk. 

Sehan memperhatikan adiknya yang tengah bermain di ruang tv. Atensinya kini beralih ke arah para sahabatnya yang menatap dirinya meminta penjelasan.

" Ohh! Jadi karena ada si bapaw kalian nahan kita buat nggak main ke mansion Opa Sergio! " Tuding Pandu dengan tatapan sinis. Dirinya jadi tau mengapa waktu itu Sehan terlihat tidak mau jika mereka mampir ke mansion Opa Sergio.

Areksa mengangguk tanda menyetujui ucapan Pandu. Berbeda dengan Kaiser, pemuda dingin itu tengah memperhatikan Sky dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Heheh iya. " Sehan tertawa pelan, ia tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi putihnya yang berjejer rapi.

Melihat tatapan penasaran dari sahabatnya Sehan menghela nafas dengan pelan.

Sagan hanya membiarkan kembarannya itu yang bercerita, ia lebih memilih menatap si kecil agar selalu berada dalam pengawasannya.

Lalu, mengalirlah cerita dari awal Sehan bertemu dengan Sky sampai akhirnya keluarganya memutuskan untuk mengadopsi Skyler.

Mereka bertiga merasakan perasaan yang sedih ketika mendengar cerita tentang si kecil. Jika di antara mereka bertemu lebih dulu dengan Sky, mungkin mereka juga akan melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan keluarga Sehan.

" Kasian banget bapaw guee. " Bibir Pandu melengkung kebawah. Saat Panda tau bahwa selama ini Sky hanya tinggal dengan Neneknya ia merasa sedih, Pandu jadi teringat dengan kehidupan yang ia lalui hanya bersama dengan sang bunda.

" Tapi gue bersyukur, paling nggak sekarang Sky udah ada di tangan yang tepat. Gue nggak bisa ngebayangin kalau saat itu Sky ngga ketemu sama lo, Se. " Ucapan Areksa membuat mereka mengangguk setuju. Sehan pun tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan adiknya itu jika tidak bertemu dengannya.

Merasa suasana kembali seperti biasa Sehan langsung menghampiri adiknya.

" Adek lagi apa, hm? " Sehan duduk di samping adiknya. Si kecil terlihat memegang sebuah buku dengan sampul bergambar kelinci dan anak kucing.

Sky menyodorkan buku yang ada di tangannya.

" Mau lihat ni, mbang. "

Sehan menerima buku yang adiknya beri, ia membolak-balikkan buku cerita anak tersebut. Seperti buku ini milik Areksa dan  memang pemuda tersebut memiliki hobi membaca buku apa saja.

" Adek mau liat kelinci sama anak kucing? " Tanya Sehan membuat Sky memiringkan kepalanya bingung, tapi tidak ayal si kecil mengangguk setuju dengan pertanyaan Sehan.

" Tuching ada di lumah, Acc tuching na Cekai. Kinci, Cekai mau lihat Kinci. " Yang Sky tau, Kucing itu adalah Ash. Tetapi, gambar di buku itu sangat berbeda dengan Ash.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang