19.🐿

10.4K 1.2K 75
                                    

.
.

Pagi hari ini Sky sangat bersemangat untuk bangun pagi. Dirinya sudah bangun pukul 05.00 dan langsung membangunkan sang Mama untuk membantunya bersiap-siap. Si kecil merasa senang karena ia akan ikut Papanya ke kantor.

" Bolunya Papa yang gemes, Papa cuma sebentar aja di sana. Bolu mau nitip apa, hm? Nanti Papa belikan. " Rayu Stevan pada buntalan lucu yang saat ini duduk di kasur dengan membelakangi Stevan.

Si kecil menggelengkan kepalanya dengan kencang, saat ini Sky tengah merajuk.

Di saat Sky sudah siap, Stevan malah mendapatkan panggilan dari Rex jika Stevan harus pergi ke luar negeri untuk mengurus salah satu perusahaannya yang tengah tertimpa masalah.

Mau tidak mau, Stevan harus mengurus masalah tersebut dengan tangannya sendiri.

Iruka menghela nafas dengan pelan, ia merasa tidak tega pada anak bungsunya. Terlihat tadi Sky sangat antusias ketika bersiap-siap, si kecil selalu mengoceh tentang bagaimana bentuk kantor Papa? Lalu, ia juga bertanya pada Iruka tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dirinya lakukan di kantor sang Papa.

" Sayang. " Iruka membawa tubuh mungil itu ke dalam gendongannya, ia mengelus punggung sempit anaknya itu dengan penuh kelembutan.

Iruka sangat tau jika Sky merajuk bukan karena tidak jadi pergi ke kantor, tetapi Sky merajuk lantaran harus berjauhan dengan Stevan selama tiga hari.

Ya, selama tiga hari Stevan akan berada di Prancis. Itu pun jika masalah di perusahaannya bisa Stevan tangani dengan cepat, jika tidak Stevan terpaksa menunda kepulangannya.

" Papa hanya sebentar yah? Nanti kalau Papa sudah pulang, adek bisa main sepuasnya sama Papa. " Bujuk Iruka.

Mereka berdua tersentak kaget ketika mendengar isakan tangis si kecil. Sky memeluk leher Iruka dengan erat, pecah sudah tangisannya saat mendengar ucapan Iruka.

" Hicc... Nda, Cekai mau cama Papa. "

Haduh, Stevan jadi merasa tidak tega meninggalkan bolunya yang saat ini sedang menangis dengan pilu. Jika bisa, ia tidak mau mengurus masalah di perusahaannya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Masalah itu cukup serius.

" Ad--

Stevan menghentikan ucapannya saat melihat pintu kamar terbuka dengan lebar. Ternyata Sehan yang membuka pintu kamar Stevan dan Iruka, Sehan masuk ke dalam dan berjalan ke arah Iruka yang tengah menenangkan adiknya yang sedang menangis.

" Adek, ikut abang ke sekolah aja yuk? " Tawar Sehan.

Niat hati Sehan hanya ingin mengucapkan selamat pagi kepada adiknya seperti biasa. Bukannya mendapatkan pekikan lucu adiknya, Sehan malah mendengar suara tangisan sang adik.

" Tidak boleh. " Stevan tentu menolak tawaran Sehan, ia tidak mau Sky diketahui oleh banyak orang.

Sehan menoleh ke belakang, ia menatap Papanya dengan sinis. " Yaudah, adek ikut Papa aja. " Sehan menghentikan ucapannya, lalu dirinya tersenyum manis.

" Tapi, aku juga ikut. " Lanjut Sehan dengan semangat.

Sebelum Sehan masuk, dirinya tidak sengaja mendengar pembicaraan Mama dan Papanya yang mengatakan jika sang Papa akan pergi untuk urusan bisnis. Jelas Sehan tau maksud dari pembicaraan orang tuanya itu, dirinya sudah sering di tinggal Stevan yang selalu bepergian ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya.

Terkadang Iruka pun ikut menemani Stevan.

Jadi dengan inisiatif, Sehan mengajak adiknya itu untuk ikut bersamanya ke sekolah. Apa bisa? Tentu, sekolah itu milik keluarga Damor. Sehan bisa leluasa membawa adiknya itu tanpa penolakan dari pihak sekolah.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang